Hakyeon tersenyum.

“ Jangan memaksakan sesuatu yang akan menyulitkan kamu, Jeon Wonwoo.”

Wonwoo menggeleng.

“ Oke. Dan selama itu, tetap disisi aku. Hm ?”

Wonwoo mengangguk dan detik berikutnya kepalanya tertarik.

Hakyeon menempatkan bibirnya diatas bibir Wonwoo dan mencium bibir candu itu.

Kalaupun itu semua tidak berhasil. Aku akan tetap mencintai kamu...

-oOo-

Mingyu melemparkan bola basketnya dengan asal saat melihat Seolhyun berjalan menghampirinya.

Gadis itu tersenyum manis dan langsung mengambil duduk disamping Mingyu.

“ Hei.”

Mingyu tersenyum.

“ Aku mau ngomong tentang kita.”

Mingyu mengangguk.

“ Mingyu~ aku mau putus.”

Mingyu menatap Seolhyun kaget.

“ Mingyu... Sebanyak apapun aku mencoba, sebanyak itu juga aku gagal. Aku coba buat ambil hati kamu, tapi aku gagal kali ini. Hati itu sudah punya pemiliknya.”

Mingyu membuang pandangannya kearah lapangan.

“ Wonwoo... Hati dia milik kamu, dan hati kamu milik dia. Aku disini hanya tamu gak diundang yang menjadi pemecah hubungan kalian.”

“ Enggak !” sela Mingyu.

“ Mulut kamu bilang enggak. Tapi semua yang kamu perlakukan ke aku dan Wonwoo sangat berbeda. Hati kamu tau siapa yang pantas buat kamu dan yang gak pantas buat kamu. Disana masih ada Wonwoo dan akan tetap ada Wonwoo.”

Mingyu menghela nafas.

“ Setelah wisuda aku akan pindah keluar kota. Dan sebelum itu, kamu dan Wonwoo harus balikan ya ?”

“ Apa masih bisa ?” tanya Mingyu pada dirinya sendiri.

Seolhyun tersenyum. Ia mengusap puncak kepala Mingyu.

“ Bisa. Dia masih disana nunggu kamu untuk minta maaf.”

Mingyu mengalihkan pandangannya ke arah Seolhyun.

Ia tersenyum dan mencubit hidung Seolhyun dengan gemas.

“ Well, lo emang pantes banget jadi kakak gue, Seol.”

Seolhyun terkekeh dan merangkul Mingyu dengan sebelah tangannya.

-oOo-

Mingyu bergabung dengan teman – temannya yang tengah menikmati makan mereka dikantin. Ia mengambil posisi duduk didekat Jeonghan.

“ Eh, gue duluan ya.”

Mingyu menatap Wonwoo bingung. Dan teman – temannya yang lain juga menatap Wonwoo bingung.

“ Kok pergi ?”

“ Iya. Mau nemuim Hakyeon.”

“ Uh... Mentang – mentang pacarnya guru.” Ejek Jeonghan.

Wonwoo hanya terkekeh menanggapi itu. Ia bangun dari tempatnya dan segera meninggalkan meja.

“ Lo ngerasa gak sih, kalo Wonu tuh menghindari ?” tanya Seungkwan ke Mingyu.

Mingyu mengangguk.

“ Gue udah ngerasa dari tadi pagi. Dia terus pake earphone diluar jam pelajaran, biar gue gak ngajak dia ngobrol.”

“ Kalian berantem ?” kini Scoups yang bertanya.

Mingyu menggeleng.

Iya sih. Sejak tadi pagi, Mingyu sama sekali tidak berbicara Wonwoo meskipun mereka satu meja.

Bahkan berdiskusi tentang pelajaran pun tidak.

.

.

Mingyu melangkahkan kakinya dengan pelan melewati rak – rak yang terjejer rapi dalam perpustakaan sekolahnya. Ia berjalan sampai ke ujung ruangan dan berbelok ke kiri.

Dugaannya benar !

Wonwoo selalu duduk dipojok perpustakaan dengan buku fiksi tebal dihadapannya.

Mingyu menghampiri pria itu dan langsung mengambil duduk dihadapan Wonwoo yang langsung menyadari keberadaannya.

Wonwoo yang semula melihat kearah Mingyu kembali lagi membaca bukunya.

“ Kamu kenapa ?” tanya Mingyu.

Wonwoo melihat Mingyu lagi.

“ Kenapa ?” tanya Wonwoo balik.

Mingyu tersenyum simpul.

“ Aku ada salah apa sampai kamu ngejauh gini ?”

“ Enggak ada.”

“ Terus ? Katanya mau ketemu Hakyeon, tapi malah disini.”

“ Tadi udah.”

“ Kamu gak bisa bohongin aku , Jeon Wonwoo !”

Wonwoo mendesis. Tampak kesal.

“ Kenapa ? Apa lagi sekarang ?” tanya Mingyu.

“ Gak ada, Mingyu.”

“ Aku udah putus sama Seolhyun.”

Ucapan Mingyu sukses membuat kedua mata Wonwoo menatapnya dingin. Tidak terbaca.

“ Apa yang kamu mau sekarang ?” tanya Mingyu lagi.

Wonwoo mendecih.

“ Aku bukan barang yang bisa kamu buang dan kamu daur ulang, setelah itu kamu buang lagi. Aku gak mau kaya gitu lagi, Mingyu. Cukup ini aja.”

“ Maksudnya ?”

Wonwoo menghela nafas.

“ Jauhin aku. Anggap aja gak pernah ada sesuatu diantara kita. Aku, kamu, itu hanya masa lalu yang gak harus kamu ungkit – ungkit atau kamu harapkan untuk kembali. Aku ... Cukup sekali ini kamu nyakitin aku.”

Wonwoo menatap Mingyu dengan tenang.

“ Hakyeon baik... Dia sayang sama aku dan aku percaya kalau dia gak akan nyakitin aku sebrengsek kamu nyakitin aku. Tapi yaa... Aku gak tau... tuhan punya rencana lain kan ? Tapi untuk sekarang, aku mohon... Jauhin aku...”

“ Maksud pertanyaan kamu dua hari lalu ?” tanya Mingyu.

“ Iya. Saat aku belum tahu siapa yang terbaik buat aku sebenernya. Dan sekarang aku tau kalau Hakyeon yang terbaik.”

Mingyu menatap Wonwoo tidak percaya.

“ Aku permisi.”

Selepas kepergian Wonwoo, Mingyu hanya diam ditempatnya. Tidak menghiraukan bel yang berbunyi pertanda jam pelajaran dimulai kembali.

Mingyu berfikir...

Mungkin ini karma.

Karma yang sudah datang dan menyapanya.

Wonwoo benar. Semuanya harus berhenti mulai hari ini.

Mingyu akan berusaha tidak meminta Wonwoo untuk kembali padanya. Dan ia menyatakan kalau dirinya mengalah dengan Hakyeon dan mencoba mempercayai Hakyeon untuk menjaga orang terkasihnya itu.

.

.

.

Thanks for vote+comment kalian. Karena sesungguhnya semua itu adalah bentuk penghargaan tersendiri buat gue sebagai author *ciaaa* dan juga semangat gue buat ngelanjutin cerita abal ini.

Dan bahasanya banyak berubah?

Maaf lagi karena keseharian gue bahasa baku-_- bahasa 'lo gue' udah jarang banget gue pake karena takut keceplosan ngomong sama bos><

Yaudah segitu aja. Semoga gak bosen dengan prahara yang belum usai ini😘😘

Warung Bu Een [[Meanie]]Where stories live. Discover now