💎19

2.1K 307 11
                                    

Terus terang. Soonyoung khawatir harus membiarkan Jihoon tidur sendirian diapartemennya. Padahal Vernon sudah mencoba membujuk Jihoon untuk tinggal dirumah Vernon untuk beberapa hari. Tapi Jihoon sama sekali tidak mau. Ini situasi yang sungguh sulit. Seungkwan sudah diberitahu oleh Vernon tentang semua ini. Dia bisa menerimanya. Dan mencoba untuk tinggal di rumah Jihoon untuk menemaninya. Tapi semua itu masih belum cukup jika tidak ada sosok laki-laki disamping mereka.

Meskipun belum jelas target Manager Jinyoung siapa. Tapi... perasaan Soonyoung mengatakan jika Jihoonlah yang menjadi targetnya. Entah sejak kapan Manager Jinyoung tahu tentang hubungannya dengan Jihoon. Yang jelas dia harus mencari tahu terlebih dulu. Rencana apa yang akan dilakukan Manager Jinyoung.

"Bagaimana? Kau sudah mendapatkan informasinya?"

Soonyoung mengangkat telfonnya. Soonyoung baru saja menyuruh orang untuk memata-matai Manager Jinyoung. Memberikan segala informasi mengenai gerak-gerik Manager Jinyoung yang mencurigakan.

"Kau tidak perlu repot-repot melakukan semua itu..." Mata Soonyoung melotot sempurna. Harangnya terasa kaku. Tangannya menggenggam ponsel yang ada ditelingannya dengan sangat erat.

"Kau?!" Soonyoung berteriak keras.

"Tenanglah..." Suara Manager Jinyoung terdengar begitu lantang. Seakan menganggap remeh Soonyoung. Ditempatnya kini, seorang laki-laki tengah berada disebuah kursi dengan seluruh tubuh diikat oleh tali dan mulutnya disumpal dengan sebuah kain.

"Mengirim lalat kecil untuk memata-mataiku. Apa itu perlu Presdir Soonyoung?" Soonyoung menggeram kesal. Merasa dihina oleh Manager Jinyoung dengan kata-katanya yang pedas. Sungguh. Amarahnya kini tak bisa dia tahan. Ingin rasanya dia melampiaskannya dengan memukuli wajahnya hingga mati.

"Apa mau mu..." Soonyoung mendesis. Jika dia mau menangkap seekor tikus agar masuk keperangkap yang dia buat. Dia harus bisa sabar menunggu. Menyiapkan perangkap dengan sebuah keju didalamnya. Hingga sang tikus tergiur dan masuk kedalam perangkap.

"Mauku... sudah jelas bukan?"

"Kenapa? Kenapa kau lakukan ini pada keluargaku?!" Soonyoung berteriak. MeJihoon habis Manager Jinyoung ditelfon. Dendamnya kepada Manager Jinyoung begitu besar hingga membuat amarahnya tak bisa menyurut.

"KAU TEMAN AYAHKU!! Bahkan kalian sudah berteman sejak lama... Kenapa kau tega sekali pada kami... melakukan hal keji. DAN MEMBUATKU KEHILANGAN ORANG YANG KU SAYANGI!!!" Soonyoung tertunduk lemas. Jatuh kelantai dengan air mata yang berlinang. Sampai matipun. Soonyoung tidak akan pernah membiarkan orang yang sudah membunuh kedua orang tuanya hidup bahagia. Darah dibalas dengan darah. Nyawa dibayar dengan nyawa.

"Haahahaa... Teman? KITA BUKANLAH TEMAN!!"

Manager Jinyoung tertawa terbahak-bahak. Seakan kembali melecehkan Soonyoung dengan nadanya.

"Sebenarnya aku ingin sekali membunuh kalian bertiga.

Tapi tuhan ternyata berkehendak lain dan membiarkan anak bodoh sepertimu hidup... Dan sekarang, akan ku pastikan. Aku akan melenyapkan orang yang paling berharga bagimu..."

"DIAM!!"

"Membuatmu kembali merasakan rasa sakit. Dan penyesalan seumur hidup..."

"Itu semua tidak akan aku biarkan!!"
"Melihatmu mati secara perlahan karna rasa sakit kehilangan orang yang kau cintai. Dan semua itu karna kesalahanmu!!"

"Diaaam!!" Soonyoung membanting ponsel yang dia pegang ke lantai hingga hancur.

Manager Jinyoung tertawa puas saat melihat mangsanya tak bisa berkutik sama sekali. Dengan senyum jahatnya. Manager Jinyoung membisikkan sebuah kalimat kepada penjaga yang ada didekatnya. Dan disaat itu juga. Seorang yang disuruh Soonyoung untuk memata-matai Manager Jinyoung mati mengenaskan dengan tembakan dikepalanya hingga menembus keluar. Menyisakan darah segar yang mengucur membasahi wajah hingga jatuh ke bajunya.

【√】TREASURE ↪soonhoonWhere stories live. Discover now