"Selamat datang dek. Mau beli apa?" tanya seorang mbak mbak penjaga apotek dengan senyum ramah seperti biasa.

"Beli test pack mbak" ucapku tanpa ragu dan tak mau berbelit yang membuat mbak apoteker menatapku dengan tatapan anehnya. Lalu terdengar beberapa mbak-mbak penjaga yang lainnya mulai bisik-bisik sambil menatapku sinis.

"Gak salah denger gue? beli test pack katanya?"

"Cih, dasar yah anak muda jaman sekarang pergaulannya nggak bisa dijaga, liat aja dia masih SMA loh udah beli respek" bisik salah satu mbak di sana yang masih bisa ku dengar.

"Iya tuh, masih muda udah hamil aja. Gimana sama masa depannya coba. Dasar, nggak mikir apa gimana orang tua dia kalo Sampek tau." Bisik beberapa rekan mbak sambil menatapku,

Aku menatap mereka beberapa kali untuk melihat tampang dari apoteker yang mengataiku.

Astaga bener-bener ya. ini mbk ini minta ditabok apa gimana. Belum pernah ngerasain kelilipan test pack kali ni orang.

Huh... Untung aja ini tempat umum kalo nggak mikir rame udah aku tabokin satu-satu nih mbak gila.

Dengan perasaan kesal aku langsung mengambil test pack itu dan memberikan uangku kepada mbak itu.

"Kembaliannya ambil aja" ucapku ketus dan langsung meninggalkan mbak-mbak rempong yang mulutnya pengen bener aku sumpel pake cabe.

Jih gak bakal sudi aku dateng ke apotek ini lagi. apalagi buat beli benda sialan ini,
Mulutku terus saja menggerutu dan langsung beranjak pergi meninggalkan apotek dengan perasaan dongkol.

Tak butuh waktu lama aku sudah sampai di rumahku, setelah memarkirkan motorku di garasi, kakiku langsung beranjak masuk kedalam rumah. Saat aku membuka pintu rumah tatapanku langsung tertuju pada sosok Rian yang duduk di sofa tengah asik dengan game dilaptopnya.

"Itu apaan" tanya Rian saat melihatku memegang plastik putih berisi test pack dan berlalu di depannya.

"Pembalut" ucapku berbohong kemudian berlalu dan masuk ke dalam kamar.

"Kadi lo beneran gak hamil?" Tanyannya dengan tatapan masih tertuju pada layar laptop tanpa menoleh kearahku.

"Kan udah gua bilang gua itu enggak HAMIL!" ucapku kesal dan menekankan kata hamil yang di tanggapi Rian dengan cuek dan asik dengan game dilaptopnya.

Astaga sumpah, darah gue naik semua ini. Woy golok mana golok! pengen gue sembelih nih cowok. Kesel lama-lama. Bisa kena darah tinggi gue kalo deketan ama nih cowok somplak.

°°°Π°°°

Pagi menyapa aku terbangun dari tidur nyenyakku mengerjapkan mata yang masih terasa buram kemudian megeliatkan tubuhku yang terasa kaku, seketika aku merasakan ada sesuatu yang menimpah tubuhku. Aku terkejut saat melihat lengan kokoh Rian melingkar di atas perut ku.

Aku mencoba mengakat tangannya dengan perlahan agar dia tak terganggu dan terbangun. Aku beranjak dan langsung pergi ke kamar mandi untuk melakukan rutinitas di pagi hari.
Hinggg tak sengaja sepasang mataku menatap sebuah kantung plastik yang berisi testpack yang hampir saja ku lupakan.

Tanganku langsung meraih kantong itu dan segera mengeluarkan beberapa test pack dari sana. Sedikit membaca petunjuk pemakaiannya agar tak salah menggunakan.

Bisa aja kan bukannya aku masukin ke dalam air kemih malah aku selipin ke ketek. Wajarlah kan nggak ngerti cara makeknya hehe.

Setelah mengikuti langkah demi langkah yang ada didalam teks prosedur cara menggunakan test pack aku langsung mempratktekannya dan menunggu sampai beberapa menit. Selama menunggu aku sedikit mengintip tast pack tersebut dengan perasaan yang tak karuan dada yang berdebar, rasa takut yang mulai tumbuh perlahan, dan ratapan penuh harap.

Young momWhere stories live. Discover now