part..13

38.2K 1.2K 25
                                    

     °°°Π°°°

Pagi ini aktifitasku masih seperti hari hari sebelumnya. Bangun pagi nyiapin sarapan dan beres beres ruangan.
Setelah semua selesai aku melangkah je kamar untuk membangunkan pangeran tudurku siapa lagi kalo bukan Rian.

Anak itu gak akan bangun kalo gak aku bangunin. Ck dasar kebo.
Sementang udah ada bini aja laju jadi males malesan.

"Yan bangun yuk udah waktunya sholat" ucapku lembut membangunkan Rian setelah sampai di tepi ranjang

"Akh... Rian ishh apaan sih udah si.." aku terpekik karna Rian langsung menariku hingga aku terjatuh di atas dadanya dan dengan cepat dia memotong kata kataku dengan melahap bibir ku hingga beberapa lama.

"Isss kamu ini jorok bener lah. Baru bangun udah main nyosor aja. Sikat gigi dulu kek apa gak cuci muka. Dasar jorok" omelku kesal dengan perlakuan Rian yang asal main tarik aja. Di kira aku boneka apa asal tarik terus maen sosor aja.

"Morning kiss sayang" ucapnya terkekeh karna tingkah ku.

"Udah cepet bangun, mandi, terus siap siap kita sholat. Atau..." ucapku menggantung dan menatapnya sengit.

"Ehhh iya iya ampun." Jawabnya sambil berlari kearah kamar mandi.
Aku hanya menggeleng dengan tungkahnya yang sekarang.
Heran ?
Ya iya lah dulu pas pertama nikah sifatnya sok cuek dan datar datar aja. Nah sekarang ?
malah kayak anak kecil gitu. Tobat deh mgadepinnya.

"Cepetan yan udah mau jam 5 ini!" Teriaku yang masih sibuk membereskan tempat tidur dan menyiapkan seragam sekolah ku dan tentunya seragam Rian.

Tak lama Rian telah selesai mandi dan bersiap untuk sholat.
Kami menunaikan kwajiban kami dengan khusuk dan setelah selesai kami menyempatkan diri untuk sekedar bertadarus dan sekarang giliran Rian yang mengaji sedangkan aku bertugas mendengarkan dan memperhatikan jika ada lafal yang salah.
Namun bukannya meperhatikan salah atau benarnya lafalan saat Rian mengaji, Aku malah terhanyut saat mendengar suara Rian mengaji.
suara merdunya mampu membuatku merasa berdebar.
'Aku memang tak salah menerima perjodohan itu Rian. Kamu begitu sempurna di mataku' ucapku dalam hati.

"Hey kenapa sampek gitu liatin akunya ?" Tanya nya membuat lamunanku buyar dan salah tingkah.

"Hehehe maaf abisnya suara kamu itu loh. Menggetarkan hatiku" jawabku jujur.

"Ck km ini bisa aja mujinya" jawabnya dengan malu dan kulihat ada rona merah di pipinya.
Hahaha ternyata Rian bisa malu juga toh. Ck lucu juga saat merona gitu. Jadi gemes deh.

Tanpa sadar aku pun menarik wajah rian hingga kami bertatapan dan sedetik kemudian binirku sudah menempel dengan bibirnya.
Cukup lama kami berpagutan hingga kami kehabisan nafas dan melepas bibir kami.
Aku memalingkan wajahku karna malu dan salah tinggah. Kulirik Rian pun sama halnya dengan diriku.

"Udah yuk sarapan terus berangkat" ajakku mecah kecanggungan kami.
Segera ku bereskan perlengkapan sholat kami dan bergegas ke luar untuk sarapan.

Seperti biasa aku selalu melayani Rian dengan mengambilkan nasi dan lauk.
"Mau lauk apa ?" Tanyaku setelah piring terisi nasi porsi ukurannya

"Tempe goreng sama tumis buncis aja" jawabnya tersenyum.
Kuambilkan seperti pesanannya setelah kirasa cukup ku taruh piring di hadapan Rian.

"Selamat makan" ucapnya.

"Main makan aja. Baca doa dulu yan" tegurku saat ia akan menyendokan nasinya.

"Hehehe iya lupa" ucapnya cengengesan.

"Ck makanan aja yang ada di pikiran kamu mah" sindirku

"Abisnya kalo liat masakan kamu nafsu makanku jadi naik" jawabnya masih serius dengan makanannya.

Young momWhere stories live. Discover now