part..7

48.1K 1.7K 13
                                    

hey hey dateng lagi nih.
selamat membaca.
emoga suka dan semoga harimu menyengkan. 😊😊

°°°°°°Π°°°°°°

Aku terbangun saat merasakan lapar, ku lirik jam di nakas dan melihat masih jam 3. Ku lirik Rian di sebelahku sedang tertidur dengan pulasnya dan terdengar dengkuran pelan di bibirnya yang sedikit terbuka membuatnya terlihat semakin sexy karna tak tahan melihat bibirnya langsung saja ku lumat bibirnya dengan lembut dan membuat sang empu merasa terganggu dan perlahan membuka matanya.
"Jam berapa sekarang sa ?"

"Jam 3 yan, bangun dong gua laper" pintaku seraya mengguncangkan lengannya pelan agar dia terbangun.

"Kalo laper tinggal kedapur sa. Masih ada makanan sisah semalam tinggal kamu panasin aja kan" ucapnya seraya menaikan selimutnya hingga ke leher.
Aku yang kesal melihat itu pun dengan cepat bangkit dan menindih tubuh Rian tanpa memperdulikan tubuh polosku yang sedang tak semengenakan apa apa.

"Yan bangun temenin gua makan. Gua laper Yan." Rengeku dengan manja sontak membuatnya semakin

"Iss turun sa lo berat tau gak. Lagian lo aneh aneh aja jam segini mau makan. Gak takut gemuk tah lo.?"

"Bodo gua gak peduli mau gemuk apa gak. Yang penting gua maunya sekarang makan di temenin sama lo" ucapku manja.

Dengan malas akhirnya rian membuka matanya.
"Yaudah iya ayok gua temenin. Tapi lo turun terus pake baju sekarang" pintanya dengan suara serak dan datar seperti biasa.

"Yey. Ya udah yuk cepetan bangun makanya" ucapku seraya membangunkan diriku dan mengambil kaos milik Rian di lemari dan memakainya tanpa mengenakan dalemanku.
Kulirik Rian yang mulai mengenakan celana dan kaosnya tapi saat ku lihat dia akan mengenakan kaosnya dengan cepat ku cegah.
"Lo gak usah pake kaos. Pake boxser aja" putusku seraya mendorong Rian keluar kamar.

"Dingin sa" ucapnya datar.

"Bodo pokonya lo gak boleh pake baju titik" aku tak memperdulikan protesannua dan segera mendorong tubuh besarnya.
Kami berjalan menuju dapur dan saat tiba di dapur aku duduk di kursi meja makan.

"Yan buatin gua nasi goren ya. Gua lagi pengen makan nasi goreng buatan lo nih" pintaku dengan suara manja. Rian yang mendengar pemintaanku sontak membulatkan matanya dan mulutnya terbuka karna tak percaya dengan permintaanku. gaimana gak kaget, orang setahuku dia aja gak pernah yang namanya menyentuh peralatan dapur.
Ya walau dia mengurus cafe tapi dia sama sekali tak berniat jika di suruh menyentuh barang dapur.

"Serius sa ? Lo kan tau sendiri gua gak pernah masal." Tanya Rian dengan tampang tak percayanya.

"Iya yan, gak tau ini kenapa gua jadi pengen banget makan nasi goreng buatan lo"

"Gak lah sa, males gua mau masaknya" tolaknya dengan wajah datar.
Mendengar penolakan rian membuat sesuatu dalam diriku merasa pilu dan tanpa sadar aku sudah terisak dalam tangisan ku. Rian yang melihat itupun kaget dan dengan cepat menhampiriku.

"Lo kenapa sa kok nangis" tanya Rian bingung.

"Lo jahat sama gua yan. Gua kan cuma mau makan nasi goreng buatan lo tapi lonya malah nolak. Lo jahat yan lo jahat" suaraku terdenhar serak karna isakan tangis ku.

"Yaudah yaudah gua buatin tapi lo jangan nangis lagi ?" Bujuk Rian. Mendengar perkataan Rian ntah knapa aku langsung senang dan perlahan mengangkat wajahku dan menatap wajah rian seraya tersenyum.

"Beneran yan ?" Tanyaku masih tak percaya dan hanya mendapan anggukan sebagai jawaban.

"Yey rian baik deh" ucapku senang seraya memeluk tubuhnya yang tak terbalut pakaian.

Young momWhere stories live. Discover now