bab 1

102K 2.8K 50
                                    

Pagi ini aku berjalan menyusuri koridor sekolah melewati setiap kelas dan berpapasan dengan banyak kakak Kelas yang menyapa dengan genitnya. 

Dan hanya ku balas dengan senyuman paksa, yang ku buat semanis mungkin agar tak di sangka sombong.

Seperti itu lah aktifitas keseharianku jika di sekolah. 
Banyak sekali yang berusaha mendekatiku dari teman seangkatan, sampai kakak Kelasku.

Entah apa yang membuat mereka tertarik dengan diriku. 
Aku tidak terlalu cantik, menurutku aku sangat biasa, tak pernah berdandan jika sekolah. 
Hanya menggunakan bedak dan lipglos tipis supaya bibirku tidak terlihat kering dan pucat dengan rambut yang selalu ku ikat ekor kuda.

penampilanku juga hanya biasa saja, tidak terlalu menonjol, tapi aku heran kenapa mereka selalu saja mendekatiku. 
bahkan tak jarang ada yang mengutarakan perasaan mereka, menginginkanku untuk menjadi kekasihnya.
Dan hal yang membuatku semakin heran adalah lokerku yang selalu saja penuh dengan surat tak jelas dari mereka.

Huftt... 
itu semua membuatku muak. 
Aku di sini hanya ingin fokus dengan sekolahku.
tak ingin terlibat cinta masa SMA. 
alasannya simpel, aku tak ingin menyakiti mereka.
karna ada hal yang benar-benar harus ku jaga.
aku sudah terteken, dengan cicin perak yang melingkar di jari manisku.
Namun mereka tak mempermasalahkan cincin tersebut karna yang mereka tau cicin itu hanya aksesoris semata. 

Namun tidak bagiku, karna itu adalah bukti bawka aku telah terikat dengan seseorang. 
Yang artinya, aku telah sah menjadi Istri di mata Agama.

Kalian tak perlu heran kenapa di usia ku yang baru 15 tahun sudah menikah. Ini semua karna tingkah konyol kedua orang tuaku dan kedua mertuaku yang telah menjodohkanku sejak kami masih balita.

Dan parahnya lagi, aku di nikahkan dengan cowok paling datar di dunia. Cowok yang tak pernah memiliki ekspresi, apapun kondisinya. 
cowok yang begitu cuek, yang selalu sukses membuatku kesal setengah mati setiap menghadapinya.

°°Π°°

Aku yang larut dalam pikiranku pun tak menyadari jika ada seseorang yang menabrak diriku hingga aku terjatuh. Kudongakan wajahku untuk melihat siapa yang berani menabraku.
Kekesalanku semakin memuncak saat aku melihat sosok yang menabraku.

"Riiaaaaannnnn.....!!!!" Teriaku menggema di sepanjang koridor membuat seluruh pasang mata menatapku aneh karna terduduk di lantai.

"Kalo jalan liat-liat dong. badan segede ini lo tabrak aja. Katarak tah mata lo itu" protesku kesal, ku tatap wajahnya sinis namun kesalku semakin menjadi saat melihat wajah datarnya itu.

"Lo itu yang jalan pake ngelamun. Jalan itu liat jalan, jangan ngelamun kemana mana" ucapnya datar tanpa ekspresi.

"Is tau lah pening gua ngomong sama lo. Bukannya bantuin malah nyalahin gua. Resek lu" ucapku dengan kekesalan penuh, aku langsung berdiri dan menepuk nepuk pantatku untuk membersihkan debu yang menempel di rokku.

Dengan perasaan kesal aku langsung saja meninggalkannya.
Namun seketika tangan ku di cekal, aku yang sudah dalam mod berantakan enggan untuk menolehpun.
detik itu juga aku merasakan hembusan nafas yang begitu dekat dengan leherku dan terdengar bisikan.
"Nanti malam mamah ngundang kita makan"

Seketika aku menoleh menatapnya.
Tatapan yang begitu dekat membuatku sedikit berdebar.
"I-ya... gua juga tau, tadi gua juga dapet sms dari mamah" balasku berbisik. 
Dan setelah itu Rian langsung saja meninggalkanku tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Kesal ?

Pastinya aku sangat kesal, apalagi dengan ekspresi wajah dan sikapnya yang sangat kaku itu, selalau saja sukses membuatku naik pitan.
'Dosa apa aku ini ya Allah sampek bisa dapet suami sedingin dan secuek itu anak. Udah kayak anak di kutuk jadi batu aja tu anak'  batinku kesal.

Young momTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang