part..6

51.1K 1.8K 15
                                    

"Oy nyet. Lo ngapain tadi di taman sama kak Rian?" Tanya Mili saat aku baru saja masuk kelas dan mendudukkan pantatku di kursi.
Aku memang langsung masuk kedalam kelas setelah acara suap menyuap di taman belakang tadi. Aku nggak pernah beepikir kalo Rian bisa selembut itu.

Huh... membayangkannya saja membuatku malu sendiri. Ada apa dengan diriku?.
Ah sudahlah peduli amat intinya aku nyaman.

"Onyet, gua nanya di jawab kali. Dari tadi di tanyain juga. Bukannya jawab malah senyam-senyum kayak orang nggak jelas." protes Mili yang masih tak mendapat respon dariku. "Atau jangan-jangan lo ada hubungan ya sama kak Rian? Ngaku lo?" Cerocos Mili.

"Kagak wey kagak. Gua gak ngapa ngapin elah sama Rian" kelaku.

Wajah Mili seketika menjadi kesal, tentu saja, sifatnya memang seperti itu, apapun harus.
Tapi tidak untuk kali ini.

"Gak ngapa ngapin dari hongkong, jelas-jelas lo suap suapan bilang gak ngapa-ngapain" kesal Mili seraya memberikan toyoran di kepalaku.

"I-ya cuma suap suapan gak lebih geh yeee".

"Aih iya udah lah, kesel gua mah. Lo mah gitu sama gua" ucapnya.

Sebenernya aku gak tega juga bohongin Mili, tapi aku gak bisa ngasih tau juga tentang hubunganku sama Rian.
Mungkin untuk sekarang aku belum bisa cerita sama kamu mil. Mungkin nanti kalo udah saatnya aku bakal cerita kok sama kamu.

"Yee emang gua gak ada apa-apa geh. Udah lah gak usah dibahas lagi. Ntar juga lo tau sendiri, cepat atau lambat."

"Iye iye, serah lu dah." Ucapnya.

Tak lama bel pun berbunyi dan semua kembali ke kelas dan mulai belajar di kelas nya masing-masing.
Hingga bel pulang berbunyi dan kami pun berhamburan keluar kelas.

Kulangkahkan kaki menuju tempat parkir dan masuk mobil tanpa ada yang tahu. Biasanya jika pulang aku akan menunggu Rian di halte atau di cafe dekat sekolah kami.
Tapi hari ini aku merasa begitu lelah dan lapar, jangankan jalan ke halte, ke parkiran aja aku udah gak sanggup lagi.

Aku memang selalu membawa kunci cadangan saat urusan genting seperti ini, jadi tak perlu lagi menunggu Rian, atau mencarinya, jadi jangan heran kenapa aku bisa masuk kedalam mobil.

Tak perlu waktu lama untuk menunggu kedatangan Rian karna aku tau pasti, dia selalu terburu-buru jika pulang entah knapa aku juga tidak tau.

See..? Dia sudah datang dengan langkah tergesah-gesah, namun saat melihat mobil dalam keadaan menyala, langkah mulai santai. Sampai di depan pintu akhirnya dia masuk dan mulai duduk di kursi kemudi dan mulai menjalannkan mobil secara perlahan.

"Yan hari ini gua ikut ke cafe ya. Sekalian gua pengen makan cake".

"Tumben." Ucapnya datar.

"Yee emang gua gak boleh apa liat laki gua lagi gawe" ucapku sinis.

"Yaudah. Gak usah bawel" putusnya cepat dan mulai menjalankan mobil dengan kecepatan setandar saat keluar dari gerbang sekolah.

Di tengah perjalanan padanganku selalu mengarah ke luar kaca jendela, memandangi toko, dan orang yang berlalu lalang dengan kesibukan mereka masing masing.

Hingga mataku mengarah ke sebuah toko yang menjual aneka macam rujak dan petisan. Sontak saja mataku berbinar, langsung saja aku berteriak secara sepontan.

"RIAN BERENTIII !!!" Rian yang kaget langsung saja mengerem mobil secara mendadak dan hampir membuatku kejedot dashbor mobil jika aku tak mengunakan sabuk pengaman.

Ketika mobil berenti aku tak memperdulikan protesan dari Rian, aku langsung melepas saltbet dan berlari ke arah tukang rujak. Kudengar Rian berteriak tak jelas dan kemudian turun dari mobil untuk mengikuti ku dari belakang.

Young momWhere stories live. Discover now