"Iya gua masakin tapi lo ajarin ya. Lo kan tau gua gak bisa masak" pintanya

"Iya iya nanti gua kasih intruksi aja"

"Huft iya deh iya. Tapi lo jangan nangis lagi. Masa cuma gak di buatin nasi goreng aja lo nangis sih" tanyanya penasaran
"Atau jangan janga....." ucapannya cepat ku potong sebelun dia menebaknya.

"Udah isss buruan bikinin gua nasi goreng" pintaku dan hanya dapat anggukan dari Rian.
Rian pun mulai berkutat dan di sibukam dengan bahan masakan di dapur. Aku melihat tingkahnya yang sibuk dengan peralatan dapur membuat ku tersenyum senang. Sesekali dia bertanya kepadaku step demi step yang belum ia ketahui. Membuatnya terlihat begitu seksi.
Apalagi dengan celmek warna pink di tubuhnya membuatku semakin gemas melihaynya.

tanpa sadar aku telah berdiri dan beranjak dari tempat dudukku kemudian mendekat hingga aku berada di belakang tubuhnya dan menciun aroma yang sudah menjadi candu bagiku. Tak menunggu lama ku peluk tubuh Rian dari belakang dan mencari posisi nyaman di punggungnya. Rian yang merasa dirinya di peluk pun terkejut dan membalik tubuhnya. Namun ku tahan karna aku sudah nyaman dengan punggunya.

"Lo kenapa sa ? Gua lagi masak ini jangan ganggu deh" ucapnya datar.

"Udah sih lanjutin aja masaknya. Gak usah protes deh. Gua gak tau kenapa gua sekarang pengen banget meluk punggung lo. Jadi lo jangan bawel. Lanjut aja masaknya" titahku hanya mendapat helaan nafas dari Rian.
Aku sendiri bingung kenapa begitu melihat punggung tanpa sehelai benang itu membuatku semakin ingin untuk menyentuhnya. Apa ini yang namanya ngidam ? Aih bodo amat lah yang penting aku nyaman ini..

Tak beberapa lama nasi goreng buatan Rian telah jadi dan dengan terpaksa aku melepaskan pelukanku seraya kembali ketempat duduk untuk menikmati nasi goreng buatan Rian.
melihat tampilan nasi goreng itu membuat air liurku seakan menetes.

"Jangan di liatin aja tapi dimakan sa. Katanya laper" ucapnya datar.

"Suapin yan" pintaku dengan nada manja yang tak pernah aku tau sejak kapan aku manja seperti ini jika bersama Rian.

"Makan sendiri bisa kan. Ngerepotin aja" jawabnya ketus.
Senyum ku langsung pudar saat mendengar perkataan Rian seolah menusuk hatiku. Tak terasa air mataku kembali menetes dengan sendirinya langsung ku usap dan ku dorong piring nasi goreng. Ntah kenapa aku jadi mudah menangis jika permintaanku tak di turuti oleh Rian.
Aku memang lapar dan memang menginginkan nasi goreng. Tapi aku juga sangat ingin makan di suapi oleh Rian.
Ku tundukan kepalaku karna tak ingin Rian melihatku sedang menangis seperti ini. Tak terasa isakan ku pun keluar membuat Rian bingung dan mendekat kearahku seraya memeluku walau pelukan kaku yang ia berikan.
Namun pelukan itu tak membuatku menghentikan tangisanku. Malah membuat isakanku semakin kencang.

"Udah geh jangan nangis" pintanya dengan nada kaku. Kudengar Rian menghela nafas

"Yaudah sini aku suapin" ucap Rian dengan suara lembutnya sontak saja membuatku mendongakan kepala dan melihat wajah tampannya. Ya ku akui Rian memanglah tampan.

"Beneran ?" Tanyaku masih tak percaya.
"Iya beneran aku suapin. Sini buka mulut mu ?" Pintanya seraya menyodorkan sendok berisi nasi ke arah ku. Dengan cepat langsung saja ku lahap.
Aku berdiam sebentar karna merasakan nasi goreng buatannya.

"Kenapa ? Gak enak ya ?" Tanyanya bingung saat melihat ekspresiku.
Aku tak menjawab pertanyaan nya membuat Rian kebingungan.
'Ini sangat lah enak' ucapku dalam hati.
Rian yang penasaran dengan nasi goreng buatannya mulai menyendokan nasi tersebut dan akan memasukan kemulutnya.
Melihat Rian yang ingin memakan nasi goreng senak ini membuatku sedikit tak rela.
Hingga ku kunyah dengan cepat nasi dimulutku dan mengambil tangan Rian mengatahkan kemulutku.

Young momWhere stories live. Discover now