Surat Pertama Untuk Niki

790 391 456
                                    

Agustus 2013

Flashback on

Kentungan pun berbunyi menunjukkan pukul 4.00 am. Seluruh santri dibangunkan untuk mandi dan bersiap-siap jamaah subuh. Ketika selesai berjamaah semua diwajibkan untuk mengikuti pengajian setiap paginya.

Untuk para senior diwajibkan mengikuti ngaji kitab kuning ke abi. Sedangkan para junior atau lebih tepatnya anak baru diwajibkan mengikuti muhadatsah dengan para ustad.

Karena Niki baru masuk Niki mengikuti muhadatsah setiap paginya. Setelah seluruh santri selesai mengaji mereka bersiap-siap untuk bersekolah.

"Hay." salah satu santri perempuan menyapaku.

"Hay juga," sapaku.

"Kamu santri baru yah?" tanyanya meyakinkan.

"Iyah."

"Siapa nama kamu?"

"Aku Niki, kamu?" sambil menjulurkan tanganku.

"Oh Niki. Aku Rahma. Rumah kamu dimana?"

"Rumah aku di Bogor. Kamu sendiri dimana?"

"Rumahku di Jakarta."

"Oh. " jawabnya sambil tersenyum menandakan bahwa gadis itu mengetahuinya.

"Gabung yuk sama yang lainnya" ajak rahma dengan menarik tangannya untuk diajak ikut bersamanya.

"Hayu."

°°°

Niki adalah anak baru. Dia bukan pindahan, tetapi dia sengaja masuk pondok setelah lebaran, karena berita yang Niki dapat masuk sekolahnya setelah lebaran. Makannya Niki datang setelah lebaran. Selama bulan puasa Niki dirumah.

Pagi itu, di kelas. Niki dan semua teman-temannya bersalaman kepada guru.

"Ketua kelas, siapkan!" suruh bu guru yang baru saja memasuki kelas tersebut.

"Baik bu." jawab sang ketua kelas sambil menyiapkannya.

"Before we can study, let's pray together, begins. Finished"

"Selamat pagi semuanya" sapa bu guru.

"Pagi bu."

"Ada yang sudah kenal dengan nama ibu?" bu guru menanyakan kepada para murid yang ada didalam kelas. "Tidak ada yah, kenalin nama ibu, Imas Khoirunnisa, panggil aja bu Imas."

Setelah bu guru mengenalkan dirinya, kitapun saling mengenalkan diri masing-masing dengan bergantian. Selesai semua memperkenalkan diri, kita langsung masuk materi pelajaran matematika.

Lonceng bel pun berbunyi menunjukkan pukul 10.00am itu saatnya semua untuk beristirahat ke kantin. Tetapi ada juga yang di kelas. Bahkan ada yang ke kamar untuk beristirahat sebentar.

°°°

Sudah waktunya berjamaah ashar. Seluruh santri disuruh untuk bersiap-siap berjamaah. Kalau ada yang tidak jamaah akan dikenakan sanksi oleh pengurus. Sanksinya mulai dari denda, membersihkan sekitar pondok, ada juga yang disuruh menghafal bacaan-bacaan sholat ataupun sejenisnya.

"Santriawati semua kumpul di aula sekarang," ujar seorang pengurus untuk mengumpulkan santriawati.

"Teteh sebutin mentor-mentor ngaji kalian beserta yang ngajinya yah." mentor adalah sebutan guru ngaji atau tepatnya yang ngajarin kita ngaji quran.

"Yang pertama mentornya teh Aas, anggotanya Salma, Irma, Santi, Ica. Yang kedua mentornya teh Siti, anggotanya Rahma, Niki, Eneng, Firda. Buat yang sudah disebutin namanya silahkan berkumpul dengan mentornya masing masing"
Dan seterusnya.

Aku kebagian ngaji sama teh Siti. Aku belum begitu kenal dengannya, karena aku baru tau tadi.

°°°

Ketika di sekolah, aku dan temanku yang lain asik bermain di lapangan, ternyata ada seorang cowo yang memperhatikan kami. Lebih tepatnya sih ke Niki. Entah siapa yang sedang memperhatikan itu karena santriwan dengan santriawati tidak pernah berdekatan sebelumnya.

Setelah cape bermain di lapangan depan kelas, kita bergegas ke kantin untuk membeli minuman karena haus. Tidak lama kita langsung balik lagi ke kelas.

"Ssshhhtttt." suara laki-laki memanggilku.

"Iyah, siapa?" berjalan sambil mendekati suara tersebut.

"Nih, ada surat buat kamu" memberikan kertas yang berisikan surat.

Hay.
Boleh kenalan?
Siapa nama kamu.
Salam kenal.

Seperti itulah suratnya. Aku tidak tahu siapa yang mengirimnya. Karena tidak ada tanda pengenalnya. Tapi kurasa bukan orang yang memberikan ku surat tadi. Kayanya dia hanya disuruh oleh pemilik surat.

Kira-kira siapa yah yang sudah mengirimi ku surat ini.

Open Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang