33 - "Aku Bertahan"

1.8K 111 20
                                    

"Gavin kamu ada disini?"

Seketika raut wajah gembira yang terpancar diwajah Graciella berubah masam saat melihat pemandangan buruk di depannya.

Mendengar suara nyaring Graciella, orang-orang yang tengah sibuk mengobrol di depannya itu menoleh ke arahnya.

"Graciella kamu udah pulang sayang," ujar Nia dengan mata berbinar bahagia.

Lantas Graciella pun menghampiri keluarganya dengan penuh kebingungan. Melirik sekilas pada Gwenny, kembarannya itu hanya tersenyum sinis. Lebih anehnya lagi di sana ada Gavin yang juga menatapnya dengan senyuman tipis.

"Ini ada apa Mah?" tanya Graciella heran. Masih belum mengerti.

"Kamu masih inget pacar yang mau Gwenn kenalin itu? Ternyata itu adalah anak pemilik perusahaan tempat Gwen kerja. Yang lebih gak nyangka lagi, tante Anna ini berniat menjodohkan anaknya dengan Gwenn. Kembaran kamu Grac." Nia berucap bangga.

Graciella membuka mulutnya, membiarkan udara masuk ke dalamnya agar ia bisa menahan air matanya. "Di jodohin Mah?"

Nia mengangguk bersemangat. Dengan cepat ia pun mengenalkan Gavin pada Graciella.

"Gavin kenalin ini Grac, kembaran Gwen. Mereka memang tidak begitu mirip." Nia terkekeh pelan.

Ragu-ragu namun pada akhirnya Gavin mengulurkan tangannya. Graciella memaksaan seulas senyuman diwajahnya walau hatinya terasa sakit, karena tak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Ia pun membalas jabatan tangan Gavin.

"Graciella. Seneng bisa ketemu sama lo."

Melihat pada manik mata teduh milik Gavin itu, membuat Graciella kesulitan untuk menahan air matanya agar tidak jatuh. Harusnya Gavin bisa membaca tuntutan penjelasan dari mata Graciella. Namun, cowok itu hanya bungkam.

"Udah sih gak usah lama-lama," seloroh Gwenny ketus.

Dengan cepat Graciella melepaskan jabatan tangannya. Air mata yang sedari tadi ditahannya kini jatuh membasahi pipinya.

"Kamu kenapa nangis sayang?" tanya Nia yang membuat Graciella cepat-cepat menepis air mata di pipinya. Di usapnya ujung kelopak matanya, memastikan tidak ada lagi air mata yang siap jatuh.

Graciella tersenyum. "Gapapa mah. Grac cuman terharu aja. Gwenn, kembaran Grac seberuntung ini dapetin cowok kayak Gavin."

Nia mengusap pipi Graciella dan tersenyum. "Oh iya. Kamu kok baru pulang? Baju kamu juga basah. Habis dari mana?"

"Gak penting kok Mah. Cuman habis nungguin orang selama 3 jam tapi gak dateng-dateng. Eh taunya di tempat lain dia lagi seneng-seneng," jelas Graciella menyindir sembari melirik sekilas pada Gavin.

"Udah ya Mah, Grac cape. Pengen tidur."

Cepat-cepat cewek itu berlari ke atas menuju kamarnya. Gavin sudah siap ingin menahan kepergiaannya. Namun dengan sigapnya Anna, Mamah Gavin mencekal tangannya.

"Kamu diam disini! Jangan coba-coba menciptakan masalah. Akan lebih baik jika secepatnya kamu meninggalkan perempuan itu."

Rahang Gavin mengeras saat mendengar ucapan Anna. Sebisa mungkin ia menahan amarahnya. Dengan kesal Gavin menghentakkan tangannya agar terlepas dari cekalan Anna.

Pasti saat ini Graciella senang menangis. Dan alasan atas kesedihannya adalah Gavin.

'Sorry Grac. Gue diem bukan berarti gue gak bisa pertahanin lo. Lo harus tau, gue sayang banget sama lo Grac.'

***

"Grac berhenti! Dengerin penjelasan gue!" teriak Gavin sambil berusaha meraih tangan Graciella yang sedari tadi terus berjalan menghindarinya.

My Music Partner [End]Where stories live. Discover now