17 - "Ex-Girlfriend"

2.3K 149 26
                                    

Pagi itu Anna dan Gavin sedang sarapan pagi sambil berbincang-bincang. Topiknya masih sama, akan keputusan Anna yang tetap bersikeras menjodohkan anaknya dengan salah satu model diperusahaannya. Yang Gavin sendiri bahkan tidak tahu orangnya yang mana.

"Gimana sekolah kamu Vin?" tanya Anna sambil mengoleskan mentega pada rotinya.

"Baik-baik aja," jawab Gavin dengan santai.

"Mamah cuman mau ngasih tau kalau cepat atau lambat Mamah akan segera pertunangkan kamu dengan salah satu model diperusahaan Mamah."

Begitu mendengar perkataan Anna yang melenceng dari perbincangan mereka, Gavin lantas meletakkan rotinya dipiring dan menatap Anna.

"Kok Mamah masih ngungkit perjodohan?" gerut Gavin "Grac udah ketemu Mamah kan?"

"Iya. Tapi Mamah gak yakin kalo itu beneran pacar kamu." kali ini Anna berbicara sambil menatap Gavin dan tersenyum.

Gavin merutuk sejadi-jadinya kepada dirinya sendiri. Padahal ia sudah susun rencana serapih mungkin untuk mengelabui Anna, karena dia tak memberikannya pilihan. Tapi Anna itu sangat selektif.  'Ck, gue kan udah bilang ke Grac. Apa aja yang harus dia omongin dan jangan dia omongin. Kenapa Mamah masih gak percaya sih?'

"Mamah juga udah obrolin tentang perjodohan kamu ke Papah," lanjut Anna.

"Jawaban Papah?"

Anna menggelengkan kepalanya. "Papah belum jawab."

"Itu berarti Papah gak setuju Mah. Papah pasti pengen Gavin belajar yang bener. Bukan kaya gini. Kenapa sih Mah, Mamah tuh gak pernah bisa sependapat sama Papah?"

Anna menepuk meja makan menggunakan kedua tangannya dengan pelan. Menandakan bahwa ia sudah mulai emosi. "Ya udah itu biar jadi urusan Papah sama Mamah. Pokoknya, mau gak mau ya kamu harus mau."

"Gak bisa gitu dong Mah. Lagian Gavin itu masih kelas dua SMA. Apa yang nanti bakalan dipikirin temen-temen Gavin kalo Gavin udah ditunangin?" jelas Gavin berargumen.

"Udah ya sayang, Mamah gak seneng liat kamu jadi berubah aneh semenjak kamu putus dari pacar kamu itu. Pokoknya Mamah janji, Mamah bakalan perbaikin semuanya buat kamu sayang," ucap Anna mengakhiri segala perbincangan yang ada.  Ia pun mengambil tas yang terletak di atas kursi disebelahnya kemudian bergegas pergi ke kantor tanpa menyelesaikan sarapannya. Jika terus menghadapi anaknya itu, ia hanya akan emosi. Begitulah kondisi mereka yang tak pernah harmonis layaknya sebuah keluarga.

"Hari ini Mamah lembur pulangnya paling jam sembilanan. Kamu baik-baik ya dirumah. Mamah berangkat kerja dulu, daah sayang," pamit Anna.

Gavin mengangguk sambil tersenyum paksa. Ia benar-benar kesal, mengapa Anna masih saja memperlakukannya seperti anak kecil. Ia seharusnya senang melihat perubahan Gavin yang tampil lebih dewasa. Namun sebaliknya Mamahnya itu malah merasa tidak senang.

"Ck, Kaylene lo bilang apa sih ke Mamah?" pikir Gavin. Cewek yang notabenenya mantan Gavin itu memang tak bisa berhenti mengusiknya. Ia bahkan bisa nekad mengatakan apapun pada Anna, hingga sekarang wanita itu mengambil keputusan untuk menjodohkan Gavin.

***

Bel pulang sudah berbunyi semenjak 45 menit yang lalu. Graciella segera mengakhiri perbincangannya dengan Sheren dan Myesha karena harus bertemu dengan Gavin. Mungkin kalau tidak dengan cepat Gavin sudah pulang. Mungkin.

Cewek itu segera menghampiri Gavin ke kelasnya. Tapi yang ia lihat hanya ada Varen, Derald, dan anak-anak cowok yang lainnya sedang bermain uno. Sama sekali tak menunjukkan adanya kehadiran Gavin.

My Music Partner [End]Onde histórias criam vida. Descubra agora