16 - "Alergi?"

2.3K 170 39
                                    

Memasuki hari ketiga, sekaligus hari liburan terakhir. Anak-anak langsung bersiap untuk pulang karena besok sudah mulai sekolah lagi. Seperti biasa Graciella semotor dengan Gavin. Disepanjang perjalanan Graciella tetap bergeming. Bahkan tak seperti biasanya, kali ini ia tak memeluk Gavin dan bereskpresi ketakutan begitu melihat Gavin menjalankan motornya. Ia hanya menempelkan tangannya di ujung motor Gavin, jika ia ketakutan. Cowok itu nampak kebingungan mendapati sikap aneh cewek itu, apa karena sekarang ia lebih santai menjalankan motornya?

Sontak Gavin mengerem motornya dengan tiba-tiba. Membuat tubuh orang dibelakangnya terdorong ke depan dan refleks memeluknya. Gavin mematikan motornya, membuka kaca helm dan melirik Graciella ke belakang. Sementara cewek itu langsung melepaskan pelukannya.

"Lo kalo mau ngerem tuh kasih aba-aba dulu kenapa?" Graciella menggerutu.

Bukannya menjawab, Gavin malah memberikan pertanyaan yang lain. "Lo kenapa?"

"Gapapa," ketus Graciella.

"Lo masuk angin lagi?"

"Gak."

Gavin menganggukan kepala mengerti. "Lo marah gara-gara kejadian di waterfall kemaren?" tanya Gavin lagi.

"Gue gak marah. Udah deh cepet gue bete pengen pulang. Lo lagi gak biasanya bawa motor lelet gini. Liat tuh yang lain udah pada didepan," omel Graciella sambil mendorong bahu Gavin, memberinya instruksi agar tidak meliriknya ke belakang terus.

Bukannya menuruti, kali ini Gavin malah melepaskan helmnya dari kepala kemudian ditaruh didepan perutnya. Ia membalikkan tubuhnya menatap Graciella dengan serius. Merasa risih ditatap seperti itu, Graciella memalingkan mukanya. Memandang kemana saja asalkan pandangannya tidak beradu dengan Gavin.

"Kalo lo marah gara-gara Viola cium pipi gue. Nih cium lagi pipi gue, biar bekas Vola ilang," kata Gavin sambil menunjukkan pipi kanannya pada Graciella.

Mendengar ucapan Gavin, Graciella lantas mengalihkan pandangannya kepada cowok itu dengan tatapan melotot tak percaya. "Gak sudi gue cium pipi bekas dicium Viola."

Gavin tersenyum. Meski saat ini Graciella sedang marah. Dia tetap terlihat manis dan lucu. "Ngapain lo senyum-senyum?" ketus Graciella.

'Bete deh udah tau gue lagi marah. Minimal minta maaf kek atau apa? Diintrogasi mulu gue, dipikir gue penjahat apa?'

Kemudian Gavin membuka resleting tasnya dan mengeluarkan sesuatu didalamnya yaitu seikat bunga. Bunga yang kemaren ia petik di waterfall kemaren ketika Graciella sedang marah padanya. Lantas Gavin pun menyodorkan bunga itu pada Graciella.

"Gue minta maaf," mohonnya sambil memberikan bunga yang tak seberapa itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Gue minta maaf," mohonnya sambil memberikan bunga yang tak seberapa itu.

Sejenak, cewek itu terkejut. Padahal yang ia harapkan hanya permohonan maaf. Tapi lebih dari itu, Gavin memberinya seikat bunga. Ya walaupun bukan bunga mawar yang biasa diberikan cowok-cowok pada biasanya.  Tapi melihat usaha Gavin, Graciella menjadi semakin kagum padanya. Dia itu cuek, tapi setiap saat perilakunya bisa berubah mengejutkannya.

My Music Partner [End]Where stories live. Discover now