"Miliii....!! ngapa sih berhenti mendadak. sakit nih!!" semprotku begitu saja melampiaskan kekesalanku.

"argghh....sa sa liat geh. itu ada kak Rian sama temen temennya.
Huaa... kak Dave makin ganteng tapi selalu aja nyebelin. tetep aja kak Rian paling the best" ucap Mili histeris.
sedangkan aku yang merasa kesal hanya menoyor kepala Mili.

"sueee lu, gua kira apaan taunya berenti karna liat gituan. liat nih kaki gua jadi tambah sakit kontet" ucapku kesal

"hehe mangap deh. abisnya kalo mereka lewat selalu aja keren. apalagi kak Rian. uhh astaga ganteng banget sa."

Aku hanya bisa memutar bola mataku jengah.
Astaga kenapa sih pagi pagi gini langsung ketemu sama tuh cowok.
Dan sialnya kenapa juga aku masih kepikiran soal tadi malam.
Kejadian yang sukses membuatku emosi, dan juga kesel apalagi sama sikapnya yang seenaknya mengganggap gak terjadi apa apa.

"ganteng apanya coba. orang kayak tugu pancuran gitu di bilang ganteng" ucapku malas. Mili langsung menatapku tajam dan langsung membuatku bergidik ngeri.

"mata lo katarak ya. Seluru sekolah tau kali kalo mereka itu cogan dan lo santainya bilang mereka itu gak ganteng. Lo masih waraskan sa" ucap Mili sambil menatap ku tajam

"ck. manusia batu kayak gitu di bilang ganteng. yang jelek kayak mana." jawabku sinis.

"kayak pak ucok" jawabnya ketus.
pak ucok adalah satpam sekolah kami dan memiliki tubuh lumayan jelek. dengan gigi monyongnya membuat kami yang melihatnya selalu geli.
apalagi beliau sangat genit.
"ya jelas ganteng lah sa.. liat noh udah tinggi putis keker lagi. uhh astaga meleleh gua liatnya"

"serah lo deh mil" ucap ku sambil menghela nafas dan berlalu dengan perlahan.

"hai gays. Lagi ngapain sih kok kayaknya pada lagi bahagia banget" ucap Riska, sahabat ku yang satu lagi dan dia lebih parah dari Mili.

"ehh oneng. gua lagi kesel bukan lagi bahagia..!" jawab ku malas.

"yaelah kesel kenapa lagi si saa..."

"tau nih temen lo. Masa kak Rian sama temen temennya dibilang gak ganteng coba. katarak kan dia" ucap Mili kesal

"hah? seriusan Kak Rian sama kak ardi tadi lewat. Ih kenapa lo gak manggil gua. Padahal gua kan mau liat wajah coolnya kak Rian dan wajah tampannya kak Ardi" celoteh Riska dengan wajah kecewanya.
sedangkan aku hanya menghela nafas saat melihat kelakuan alay kedua sahabat ku ini.

"auah, gua mau masuk kekelas dulu. Males gua ngeladenin manusia kayak kalian".

"emang lo bukan manusia sa" tanya Riska polos

"iya, gua bukan manusia. Gua vampir yang lagi ngincar darah cewek alay kek kalian. Aargghh..." ucapku pada kedua sahabtku sambil menirukan gaya vampire

"tapi kok lo gak kebakar ya waktu upacara" celoteh Riska dengan wajah polosnya lagi

"ada golok ga mil" tanyaku dengan kadar kekesalan yang sudah memumcak.

"gaada, emang buat apa ?" tanya Mili heran sambil menautkan alisnya.

"nih buat mecah kepala Riska mau mgecek di bagian mana yang konslet."

"astaga seriusan sa.. jangan deh kasian sahabat kita" jawab Mili yang ikutan lola.

"astaga MILI...!! Kesel gue lama lama punyak sahabat yang pinternya selalu operdosis kayak kalian" ucapku kesel memnuat Mili bergidik ngeri kemudian nyengir seolah tak berdosa.

"yeee, ya jangan dong. Gue masih mau idup. Gue kan belom nikah sama kak Ardi" ucap Riska dengan tampang polosnya

pletakk...

Mili menjitak kepala Riska dan sepertinya Mili juga ikut ikutan kesel sama seperti ku.
"nikah nikah mikir oy. SMA aja baru masuk, lo ini" ucap Mili kesal kemudian menoyor kepaya Riska kesal.

"hufftt...gue mau kekelas aja lah, males gue disini. yang ada bikin darah tinggi gua naik" ucapku sambil meninggalkan mereka beruda yang masih bertengkar.

Saat aku berjalan dikoridor kelas aku ga sengaja berpapasan dengan Rian. Rian langsung memasang wajah datarnya dan pergi ninggalin aku gitu aja

"cih, dasar sok ganteng, sok cool. Ihh jadi makin kesel gua ama dia" gumangku sambil mengepalkan kedua tanganku.
awas aja lo Rian. gua bikin lo kesiksa dan bakal gua buat jatuh dan sujid di kakiku.
awas aja lo...

aku langsung bergegas ke dalam kelas dan mengikuti pelajaran.
nanum tetap saja aku tak bisa konsen karna rasa nyeri yang masih terasa di selangkanganku.

4jam adalah waktu yang begitu menyiksaku. karna aku tak bisa duduk dengan tenang. astaga ini begitu menyiksaku. argggg... ingin rasanya aku pulang. tapi gimana caranya..

4 jam dengan siksaan yang begitu menyakitkan akhirnya berakhir denganbel istirahat yang berbunyi. dengan perlahan aku menuju uks untuk beristirahat dan meredakan rada sakit ini.

tengah kesusahan berjalan menyusuri koridor tiba tiba tubuhku terasa melayang membuatku terpekik.
"aaa....!!!".

"brisikk...!" ucapnya dingin.
suara ini rasanya aku tau siapa dia.
langsung saja ku tolehkan kepalaku untuk memastikannya.

"Rian... ngapain lo angkat gua. turuin gak" ucapku sedikit memberontak.
"aww..." aku langsung berhenti saat rasa nyeri itu datang lagi.

"gak usah sok kuat." ucapnya datar. membuatku memutar bola mataku dan membuang mukaku ke arah lain.

"maaf.." ucapnya lagi membuatku langsung menoleh dan menatapnya tak percaya.
apa ? dia bilang apa tadi ?
astaga seorang Rian minta maaf.

"maaf, kalo gua udah nyakitin lo" ucapnya lagi dengan nada sedikit lembut membuatku sedikit berbetar.

"emm... i..iyaaa gak papa. toh itu juga hak lo" jawabku gugup.
ya jelas lah. seorang Rian yang terkenal kaku bisa minta maaf, dan parahnya lagi dia bilang itu pake nada lembut. astaga aku gak percaya ini...

keheningan kembali terjadi. Rian terus saja mengangkatku hingga sampai di ruangan UKS, dengan perlahan ia merebahkan ku di kasur yang di sediakan pihak sekolah.

"disini aja sampek nyerinya sembuh. jangan kemana kamana dulu. gua cariin makanan buat lo" ucapnya kemudian pergi meninggalkanku yang tengah terdiam karna tak percaya Rian bisa sebegitu perhatiannya sama aku.
astaga ini sulit di percaya...

Young momTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang