Capter 12 (frist dates)

1K 97 110
                                    

Aku ga bisa gombal btw
Sorry kalu tidak manis
Soalnya kalu terlalu manis nanti diabetes loh
Mari diabetes ria.

Happy reading 💞💞💞

(Autor)

Pagi nan cerah senyum nan indah di tampilkan Beam di depan kaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi nan cerah senyum nan indah di tampilkan Beam di depan kaca.
Pagi ini beam sibuk memilah-memilih baju yang akan di pakainya.
Hatinya begitu senang dengan ajakan forth kemarin, raut muka Beam begitu mudah di tebak "happy".
Namun Beam mencoba menyembunyikan fakta tersebut, Harga dirinya begitu tinggi bak bongkahan batu besar di atas gunung.

Walaupun begitu Forth sudah mengajaknya dengan berbagai cara namun Beam sering kali menolak.
Tapi hari ini dia harus membalas budi terhadapnya​.
Yup janjinya pada tuhan yang harus di laksanakan.

Beam begitu beruntung yang menolongnya adalah Forth, coba Kit bisa brabe, secara mulut kit receh.

"Apa yang harus aku kenakan?" pikir beam yang sibuk mengeluarkan beberapa pakaian di lemari kecilnya.

"Emhhh" Beam berpikir berat Mana yang harus dipilihnya.

"Coba yang ini" pikir Beam membawa baju berwarna putih sembari bekaca.

"Emhhh, kurang enak "
"Yang ini!" pikir beam kembali melemparkan baju putih dan membawa baju berwarna merah bercorak hitam.

"Emmm, ganjen kelihatannya" pikir Beam sembari melemparkan kembali baju merah tersebut Dan membawa baju hitam.

"Emmm, enak di pandang nih"
Beam pun memutuskan memakai baju hitam sedikit warna biru.

Namun tak sadar dari tadi Kit memperhatikan kelakuannya bercermin bak putri patrisia.
Kit hanya menahan tawa memperhatikan setiap geriknya yang Kegirangan.

"Hmm"😆😆
"Sibuk om?" Kit bertanya dengan nada candanya.

"Oh" Beam menoleh
"Apa yang Kamu lakukan di kamarku?" Tanya Beam sedikit malu.

"Hahaha"
"Kenapa sudah beres kah?"
"Memang kamu mau kemana pagi buta gini?" Kit bertanya heran, karna Beam bisanya tidur pulas jam segini.

"Mau ke depan?"
"Mau beli sesuatu?" jawab Beam dengan nada rendah.

"Ohhhhh"
"Date yah"
"Sama siapa?" tanya kit menyeringai.

"Ai bahhh"
"Kedepan saja!" sentak Beam sembari memalingkan muka.

"Perlu di antar!" ajak Kit.

"Tidak perlu"
"Aku bisa sendiri" cetus beam.

"Bagaimana nanti kamu kumat lagi?" Kit mulai bercanda.

"Aisss"
"Sana, kamu mengganggu" cetus Beam sembari mendorong Kit keluar kamarnya lalu menguncinya.

Beam pun menyender di pintu.

A Precious VoiceWhere stories live. Discover now