Capter 11 (My Feeling)

1.1K 122 81
                                    


Sorry updatenya lama
Hari ini full costumer
Jadi aku nyuri waktunya susah payah
Btw ditunggu jejaknya

Happy reading

{beam}

Mimpi

Kilasan memori gelap ku memuncak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kilasan memori gelap ku memuncak.
Hampa udara menempati dinding paru-paru ku yang sempit.
Terasa dikulit lembutnya kain seprai menjalar panjang mengitari kasur yang sedikit lusuh.
Namun hanya kegelapan saja yang ter pana di dalam bola mata ini.
Setitik cahaya mulia menerangi kesendiriannya ku ini.

Aku pun mencoba melihat sekeliling.

"Ini dimana?"
"Ini kamarku yang dulu"
"Mengapa aku bisa Ada disini?"
Tanya ku pada diri sendiri

Ku coba menapakan kaki di lantai kamar yang kotor karna debu, serakan barang-barang tersebar sampai ke penjuru.

Sejenak langkah ini berhenti, melihat pas foto berwajah diriku sendiri.

Aku sedikit senyum sembari mengusap butiran debu yang menempel di pas foto tersebut.

Tiba-tiba

*Treng*

Suara benda berjatuhan membuatku menoleh seketika.
Kakiku melangkah sendirinya menuju suara tersebut, tak terasa aku sudah berada di ruang tamu.
Mataku mencoba memperhatikan keadaan.
Pecahan kaca foto keluargaku tergeletak di lantai, lalu aku mencoba memungutnya.
Namun teriakan demi teriakan terdengar bak kerasnya bunyi senapan mesin menerpa.
Namun diriku yang lemah terbujur kaku di lantai.

Melihat bagaimana papa melakukan kekerasan pada ibu di depan mata kepalaku sendiri begitu menyayat hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat bagaimana papa melakukan kekerasan pada ibu di depan mata kepalaku sendiri begitu menyayat hati.
Teriakan kucoba lontarkan namun suaraku menghilang, badan ku seperti mengambang di atas penderitaan yang telah lalu.

Namun tatapan tajam papa mulai menoleh pada ku lalu mendekat dan menghampiri ku yang masih terbujur kaku.

"Dasar anak sialan" teriak papa sembari mencoba melayangkan tamparan pada wajah kaget ku.

A Precious VoiceWhere stories live. Discover now