Chaptet 37

3.2K 205 2
                                    

Selesai berbicang bincang Rangga dan Risa segera beranjak dari tempat duduknya dan segera pergi menemui seorang dokter sekaligus dosen yang mengajar di Universitas Indonesia.

Dosen yang membimbing teman teman Risa berbeda dengan dosen yang membimbing Risa, Karena dosennya sedang ada keperluan jadi dosen kedokteran yang inilah yang menjadi pembimbingnya .

"kamu beruntung sa bisa di bimbing di masa ospek  sama dokter fadli ,dia sibuk loh orangnya "
Ujar Rangga ketika mereka sudah menemui dokter Fadli. Sang dokter hanya tersenyum

"Tidak,  biasa saja ,kebetulan hari ini saya ada waktu luang, jadi kita bisa belajar bersama sama "
Ujar sang dokter merendah .

"kami yang belajar tapi dokter yang mengajar "ujar Risa

"Saya juga masih butuh belajar, dan disini saya yang lebih dulu mengetahui jadi saya memberi sedikit ilmu yang saya punya pada kalian "
Ujar dokter Fadli.

"bukannya bimbingan mahasiswa baru itu tugasnya dokter Arya"
tanya dokter Fadli .

"iya dok tadi beliau sudah melakukan bimbingannya bersama mahasiswa dan mahasiswi baru"
jelas Rangga

"jangan panggil saya dokter di kampus ,panggil saja pak kenapa kamu mau bimbingan lagi "
tanya pak Fadli itu .

"tadi saya telat pak jadi di hukum dulu"
jujur Risa . Pak Fadli tersenyum .

"Saya jadi ingat kelakuan saya dulu saya juga seperti kamu, mau masuk kuliah pertama malah telat "
ujar pak Fadli sambil menggelengkan kepalanya dan tersenyum mengingat kelakuan konyolnya dulu.

"baik lah kita mulai, sebelumnya saya mau tanya kamu kenapa kamu mau kuliah kedokteran"
tanya pak Fadli .

"untuk bisa membantu saudara saudara saya membangun kesehatan dan menjaga kesehatan dan insyaalloh juga untuk beribadah dengan menolong sesama pak " Ujar Risa sekenanya.

Karena jujur saja pertanyaan yang baru saja di lontarkan dokter Fadli adalah pertanyaan sulit menurut Risa.
Bimbingan dilanjutkan hingga waktu dzuhur dan dilanjutkan setelah dzuhur . Saat waktu menunjukan pukul 02:30 bimbingan selesai . Risa bisa pulang .

Dari kampus tak ada lagi tempat yang ingin dia kunjungi selain rumah, Rasanya Risa ingin segera sampai di rumah dan membaringkan tubuhnya agar sakit kepalanya segera hilang .

Saat ini Risa tengah menunggu Anggutan umum di halte bus . Ketika ada bus yang berhenti langsung Risa naik karena dia tidak ingin menunggunya lebih lama lagi .

setalah menempuh perjalanan akhirnya bus berhenti di depan komplek. Risa segera turun dan melanjutka perjalanannya menuju rumah .

"pulang neng "
kata pak satpam penjaga gerbang komplek .

"iya pak "jawab Risa.

Risa berjalan dengan langkahnya yang gontai. Saat sampai di depan gerbang rumah sang paman. Risa sedikit merasa aneh, pasalnya waktu sudah menunjukan pukul 16 :00 namun tak ada mobil yang biasa sang nenek atau pamannya gunakan .

Tanpa banyak berpikir lagi Risa langsung membuka pintu gerbang dan masuk kedalam rumah . Di dalam rumah tak ada suara Zahra nenek apalagi Dimas yang biasanya Risa dengar .

"mungkin mereka sedang ada urusan"
batin Risa

Risa segera masuk kedalam kamarnya.  Kakinya terasa begitu lemas. kepalanya kini benar benar terasa sakit. Risa berjalan menaiki anak tangga dengan terseok seok karena sakit kepalanya benar benar tidak bisa di ajak kompromi .

Beruntung di kampus tadi Risa sudah melaksanakan shalat Ashar jadi ketika tiba di rumah Risa bisa langsung beristirahat .

Tanpa membersihkan tubuh, tanpa melepas kerudung dan sepatu dan tanpa mengganti pakainnya, Risa langsung menjatuhkan tubuhnya pada kasur.

Matanya langsung terpejam begitu saja, mungkin karena rasa sakit  yang kini menyerang kepalanya.

                              * * *
Ketika matahati telah terlelap dalam awan hitam kini Risa yang terbangun. Risa terbangun tepat pada pukul 18:30 Risa buru buru pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu karena dia telah melawatkan waktu magribnya 15menit yang  lalu .

Kemudian Risa segera menunaikan shalat magrab sebelum waktunya benar benar habis.
ketika di akhir shalatnya Risa berdo'a.  Setelah itu Risa kembali ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah tersa tidak nyaman .

Selesai mandi dan berpakaian Risa keluar kamar, tak lupa dengan kerudung instan yang menutupi kepalanya.

Risa menuruni anak tangga dan ternyata suasana ruang tamu sepi tak ada siapapun . Risa berjalan menuju dapur di dapur juga tak ada siapapun.
Setelah menuangkan segelas air Risa kembali ke kamarnya dan mengotak atik handphonenya tidak jelas . Sampai akhirnya terdengar suara benda jatuh di lantai bawah . Risa memberanikan diri untuk keluar kamar tapi ternyata ketika Risa membuka pintu kamar, dia masih berdiri di ambang punti dan mendapati keadaan rumah yang gelap gulita .

Risa langsung menutup pintu dengan cepat, dia berdiri di baik pintu dengan perasaannya yang takut sekaligus aneh .

"ko lampu rumah mati tapi kamar engga yah ? apa jangan jangan rumah lagi kemaling kali ya " gumamnya.

Hati dan pikiran Risa kini tengah berperang dia ingin keluar tapi tidak berani, dia takut dan bagaimana jika tahu - tahu dia besok ada dalam berita sebuah rumah kemalangin seorang gadis jadi korban tapi jika dia tidak keluar maka itu sama saja dia membiarkan maling  - maling itu mengambil milik paman dan neneknya .

Akhirnya  antara berani dan tidak Risa kembali membuka pintu kamar, dan dia di buat tak berdaya dan tak berkutik .

Bukan maling jahat yang membuatnya takun atau setan menyeramkan yang membuatnya merinding tapi kue dengan lilin angka 18 diatasnya serta nyanyian yang mereka lagukan membuat Risa tak bergerak karena shock.

Setelah lagu yang mereka nyanyikan habis lampu kembali menyala

"Selamat Ulang tahun Risaaa"
ucap mereka semua .

Mendengar ucapan itu Risa baru tersadar bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya dan untuk pertama kalinya ada orang - orang yang merayakannya .

"tiup dong sayang lilinnya "
Ujar oma sambil mengelus kepala Risa yang tertutup kerudung.

"sekarang potong kuenya "
Ujar Amel dengan semangat dan di sambut tawa oleh yang lainnya .

Ya gadis yang mengaku ingin menjadi sahabat Risa itu kini turut ikut dalam perayaan ulang tahun Risa .

Risa pun sengera memotong kuenya dan memberikannya pada oma pada Zahra pada Dimas pada Amel kemuadian pada semuanya .

"yaudah yu kita kebawah tante udah pesenin  makan malem istimewa buat kita semua "
Ujar Zahra yang hanya di seru anggukan kepala oleh semua .

Risa yang masih berdiri bahkan belum melangkahkan kakinya dari tempat semula tiba tiba ambruk di tempatnya .

Angga yang berdiri di dekat Risa segera memburu tubuh Risa yang sudah terkapar di lantai. Saat Angga membalik tubuh Risa, hidung Risa penuh dengan darah yang keluar dari dalam hidungnya .

Semua orang langsung panik. Tanpa pikir Angga langsung menggendong tubuh tak sadar Risa ke kamarnya .

#R22R05.

CAHAYA CINTA Where stories live. Discover now