Chapter 36

3.1K 196 0
                                    

Risa berangkat dari rumah tanpa sarapan meskipun di atas meja makan sudah tersaji makanan, karena waktu yang memaksanya untuk segera berangkat. Pagi ini Risa benar - benar merasa kesal, entah kemana perginya orang - orang rumah ditambah Dimas yang selalu berangkat bersamanya pagi ini tiba - tiba menghilang bagai ditelan bumi padahal subuh tadi dia menyampaikan pesan kepadanya melalui Zahra untuk berangkat bersama.

Risa berdiri di halte bus, menunggu bus datang agar dia bisa segera berangkat ke kampus, sesekali Risa melirik jam dihandphonenya. Dia tidak memiliki banyak waktu tapi bus yang ditunggunya sejak tadi tidak datang - datang.

Setelah 10 menit menunggu namun bus tak kunjung juga datang. Jika biasanya ajakan tumpangan dari Angga selalu tolak mentah - mentah,  tapi kali ini Risa berjanji akan dengan senang hati menerima tumpangannya dari Angga  tanpa akan menolak sedikitpun jika laki - laki itu lewat dan menawari tumpangan.

Ketika Risa tengah berdiri di halte menunggu bus yang tak kunjung datang, Risa melihat motor yang akan segera melintas ke hadapannya, dia tahu betul siapa yang mengendarai motor itu Siapa lagi jika itu bukan Angga, untuk pertama kali dalam hidupnya dia benar - benar merasa bahagia melihat adanya Angga. Hati Risa sudah berharap Angga  akan menawarinya tumpangan seperti biasanya. Namun semuanya di luar dugaan, Angga dengan sombongnya melintas di hadapan Risa tanpa menyapa ataupun mengajaknya berangkat bersama.

"dasar cowo bawel ,songong "
Ujar Risa marah marah  .

"aku lupa dia pasti jemput pacarnya "
lanjutnya.

Risapun memutuskan untuk berjalan kaki sambil menunggu bus atau angkutan umum lewat. Karena jika dia tetap berdiam diri dihalte dia akan semakin terlambat.

Beruntungnya Risa bus yang sejak tadi di tunggunya akhirnya muncul juga tanpa pikir panjang Risa langsung naik ketika bus itu berhenti di depannya.

Sesampainya di kampus Risa benar benar merasa tak berdaya, teman temannya sudah berada di lapangan dan berbaris entah apa yang tengah mereka lakukan Risa berjalan menghampiri seorang senior yang tengah mengomando anak anak mahasiswa baru. Kemudian dia mengajak Risa ke pojok lapangan.

" Simpan tasnya di sana  "
ujar sang senior .

Tanpa membantah Risa segera menyimpan tasnya ditempat yang ditunjuk oleh seniornya.

"nama kamu siapa " tanya senior itu.

Wajah senior laki laki itu terlihat sangar entah itu wajah aslinya atau sengaja dia sangar sangar agar Risa takut padanya tapi nyatanya Risa tak merasa takut sedikitpun. Dia masih bersikap apa adanya dirinya yang selalu birsikap dingin, acuh dan datar.

"Diana Merisa"
Ujar Risa sangkat dengan wajah cueknya .

"kamu niat kuliah gak, baru pertama masuk udah telat "
Ujar senior yang bernama Rangga itu .

Dari mana Risa tahu namanya jawabannya dari nametag nya .

"niat "
jawab Risa singkat.

"berhubung kamu telat jadi kamu hormat di sana sampai saya suruh kamu berenti " Ujar senior Rangga itu

Tanpa sepatah katapun Risa langsung melangkahkan kakinya meninggalkan senior yang memerintahnyab dan menjalankan hukuman yang diberikanya.

Risa hormat di tengah lapangan sedangkan teman - teman mahasiswa yang lainnya tengah melakukan pengenalan lingkunagan kampus saat ini mereka tengah melakukan pengarahan fakultasnya masing masing .

Risa masih tetap di posisinya yang  hormat di tengah lapangan. Hari yang semakin siang, matahari yang sudah mulai berada di atas kepala membuat suasana sangat panas.

Jika boleh jujur sebetulnya Risa sudah sangat lelah, kakinya sudah terasa pegal, tenggorokannya sudah kering kehausan, dan kepalanya sudah mulai pening, bayangkan saja sejak pukul 08:00 dia berdiri dilapanngan sampai sekarang pukul 10:00 dan belum juga di suruh ke pinggir.

Risa benar benar sudah tidak kuat kepalanya benar benar terasa pening.

"Diana kamu boleh istirahat sekarang"Ujar Rangga seniornya itu .

Risa berjalan ke pinggir lapangan dan mencari tempat yang teduh, dia memcari tempat duduk untuk bisa mengistirahatkan tubuhnya yang sudah terasa lemas.

"butuh air "
ujar seseorang sambil menyodorkan sebotol air .

Risa mendongakan kepalanya mencari tahu siapakah gerangan yang begitu paham memberinya minum .

"ngapainsih ni orang tadi sangar bener nyuruh hormat, sekarang malah ngasih minum "
gerutu batin Risa. Yang memberi minum Risa adalah Rangga .

Kemudian tanpa izin dan permisi laki laki itu duduk di samping Risa. Dia bersikap sekap dia tidak melakukan apa - apa pada Risa. Padahal yang dilakukannya itu adalah menghukum perempuan untuk berdiri hormat dibawah matahari selama 2 jam.

"udah ambil aja gratis ko"  Ujar Rangga yang tiba tiba duduk .

"sorry ya udah nyuruh lo hormat " lanjutnya dengan suara penyesalan .

"gak papa " jawab Risa singkat .

"wajah lo pucet lo sakit " Ujar nya menatap wajah Risa .

"gak papa mungkin  cuma kepanasan tadi " Ujar Risa sekenamya .

"ambil fakultas apa " Tanya Rangga

"kedokteran"
Jawab Risa singkat .

"lo dari SMA mana " tanya Rangga lagi .

"SMU Garuda" Jawab Risa seadanya .

"eh lo belum tahu nama gue ya ?" tanya  Rangga

"udah " jawab Risa.

"dari mana " Tanya Rangga Bingung .

"nametag " jawab Risa jujur .

"oh iya ya gue lupa kalau pake namerag" Jawab Angga sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"kalau udah selesai istirahatnya lo nanti bilang gue, karena lo harus pengarahan fakultas " Ujar Rangga .

"Aku panggilnya apa kaka apa nama" Tanya Risa bingung .

"yaelah lo urusan manggil aja pake ribet, apa aja juga boleh " jawab Rangga.

"oke .kakak kuliah  fakultas apa ?"
tanya Risa .

"Ekonomi "
jawab Rangga.

"yang bakal bimbing aku seorang senior fakultas ekonomi nyambung dari mananya fakultas ekonomi sama kedokteran "
Ujar Risa yang terlihat seperti bergumam bukan berbicara pada Rangga.

"lo tau itu kalimat ter panjang yang gue denger dari mulut lo " Ujar Rangga sejujurnya dan tertawa di akhir kalimatnya.

Saat itu ketika Risa tengah duduk berdua bersama Rangga yang terlihat sudah ada keakraban di antara mereka.  Angga yang baru saja dari toilet melihat mereka berdua, ada seberkas rasa tidak rela di dalam hatinya yang tidak dapat dia ungkapkan dan ada segaris luka yang tak bisa dia obati saat itu juga karena dia bukanlah siapa siapa. Bukannya dia tidak ingin menghampiri atau menyapa Risa, tapi jika dia menyapa Risa semua rencana yang telah di susunnya bersama Dimas Zahra dan yang lainnya akan berantakan .

"ga ngapain berdiri di sini "
tegur seorang perempuan .

Perempuan itu adalah Aisyah , sesuai dengan yang telah di katakan Fatimah kemarin bahwa Aisyah tidak jadi melanjutkan pendidikannya di cairo tapi di Indonesia. Disinilah dia sekarang di Universitas indonesia bersama Angga .

#R22R05 .

CAHAYA CINTA Where stories live. Discover now