Chapter 14

3.8K 242 0
                                    

Author POV
Di lain tempat Dimas dan Zahra telah selesai menonton, jadi sekarang mereka memutuskan untuk menemui Risa di toko buku. Selama melangkah beriringan kedua pasangan berbeda jenis yang telah halal itu tidak Pernah melepaskan tautan tangan mereka, senyuman mereka tak pernah pudar dari pandangan orang - orang sungguh pasangan yang sangat harmonis.

"mas aku baru tau kalau Risa suka baca buku "
Ujar Zahra sambil melirik wajah suaminya, yang selalu tampak menawan jika dipandang.

"kalau kamu mau tau dari dulu Risa itu kutunya buku "
Jawab Dimas yang ikut menoleh pada istrinya dan membuat pandangan mereka bertemu kemudian saling melempar senyuman.

"kutunya buku ?"
Tanya Zahra bingung sambil mengerutkan kedua alisnya .

"Apa coba yang selalu nempel sama buku kalau bukan kutunya "
Jawab Dimas dengan wajah tanpa dosanya membuat Zahra memberengut kesal dan mencubit tangan suaminya.

"ih mas kamu sama keponakan tuh ya "
Ujar Zahra sambil memukul lengan Dimas setelah dia mencubitnya dahulu .

Dimas hanya tersenyum simpul. Dia suka melihat istrinya memberengut kesal karena tingkahnya. Karena saat Zahra merajuk manja seperti ini dia terlihat semakin menggemaskan dimata Dimas.

Saat sampai di toko buku ternyata Risa tidak ada di tempat itu, mereka bingung harus mencari Risa kemana. Pasalnya Risa memberi tahu mereka bahwa dia tengah berada ditoko buku tapi sekarang orangnya tidak ada. Zahra berusaha menguhungi Risa tapi tak kunjung di angkat oleh Risa . Kecemasan Dimas dan Zahra semakin memuncak ketika mereka keliling mall berharap dapat bertemu dengan Risa tapi tidak ditemukan juga.

Suara Adzan dzuhur berkumandang, Dimas dan Zahra memutuskan menunaikan shalat dahulu dimesjid yang tak jauh dari mall, mungkin dengan menghadap Allah akan memberi mereka rasa tenang dan bisa mengurangi kadar kecemesan mereka.

Sementara,Dimesjid Angga sudah kebingungan bagaimana harus membuat Risa tenang karena Risa tak kunjung mau berhenti menangis dan menjerit ketakutan padahal Angga tidak melakukan apapun .

"Apa mungkin karena bukunya ilang kali ya "
batin Angga berbicara saat teringat bahwa novel gadis yang kini duduk didekatnya ada ditangannya.

"Kamu sedih ya buku kamu ilang tenang aja bukunya ilang ,,,tenang aja bukunya ada kok sama aku "
Ujar Angga sambil mendekat dan novelnya .

Tapi lagi lagi Risa malah kembali menjerit Angga menggaruk kepalanya yang tidak gatal .Angga melirik tas Risa yang tergeletak dekatnya, dia merogoh tasnya dan menemukan handphone Risa .

Langsung saja Angga mencari nomor yang bisa di hubungi, yang pertama Angga mencari nomor orang tuanya dahi Angga berkerut saat tidak menemukan kontak nomor atas nama Ayah dan juga Ibu, tidak mau ambil pusing Angga segera mencari kontak nomor yang bisa dihubunginya dan dia menemukan nama om Dimas dan kontak dengan nama tente Zahra Angga kembali dibuat tertegun .Tapi langsung saja dia hubungi nomor itu menggunakan handphone Risa .

"Hallo asalamua'laikum" Ujar Angga  pada seseorang yang baru saja dihubungi Angga.

"waa'alaikumissalam Risa kamu kamana aja " Jawab seorang perempuan disebrang sana yang sarat akan rasa khawatir.

"tante maaf apa anda keluarga pemilik hp ini"  Ujar Angga menanyakan hubungan orang yang diteleponnya dengan Risa.

"iya kamu siapa ,Risanya mana " Tanyanya yang kini terdengar keningungan.

"Saya gak tau dia kenapa tapi dari tadi dia nangis dan menjeri ketakutan sekarang kami sedang berada di masjid al ihklas" Ujar Angga berusaha menjelaskan keadaan Risa yang kini ada didekatnya.

"Baik kami segera kesana kebetulan saya sedang ada di tempat wudhu "  Ujarnya lagi.

Dimas dan Zahra langsung mempercepat langkahnya dari tempat wudhu saat mereka mendengar kabar keberadaan Risa. Tapi  saat sampai dilantai pertama  mereka tak menemukan Risa.

"Mungkin di atas mas "
Ujar Zahra saat menyadari masjid itu memiliki lantai kedua. Mereka langsung meniki anak tangga dan menemukan Risa yang tengah memeluk lututnya diditemani si penelfon .

"Loh Angga ..."
Gumam Zahra tapi cukup terdengar oleh orang disekitarnya.

"Kakak,,"
Angga bergumam sambil menatap kakanya yang tengah beridiri didekat tangga.

"Risaaa,,sa ini om sa kamu kenapa "
Ujar Dimas sambil menghampiri dan memeluk Risa.

Risa semakin mengeratkan pelukan pada lututnya. Dimas langsung merogoh tasnya dan memeberika 2 butir obat pada Risa.

"ra tolong jaga Risa bentar ,,mas mau nelfon dulu "
Yang di jawab anggukan kepala oleh Zahra .

Setelah Dimas selesai dia langsung menghapiri Risa dan yang lainnya .

"Ra kita shalat dulu yu "
Ujar Dimas Zahra langsung menurut sedangkan Risa masih dengan posisi yang sama dan disampingnya duduk Angga yang memperhatikannya.

"ni cewe kenapa ya "batinnya bersuara.

Dia terus memperhatikan Risa sampai akhirnya wajah Risa terangkat dan memunculkan wajahnya yang cantik dengan hidung dan mata yang merah.

"kamu mau minum"Tanya Angga
Risa mengangguk dia menerima air yang di beri Angga dan langsung menjauhkan tubuhnya Angga.

"Ga kamu bawa motor kan? "
Tanya Dimas tiba tiba setelah selesai shalat .

"bawa ka kenapa "
Jawab Angga untuk yang pertama kalinya berbicara dengan kakak iparnya

"minta tolong anterin kakak kamu boleh"
Tanya Dimas

"ya bolehlah masa engga "
Jawab Angga di ikuti dengan senyuman tipisnya .

"dan kalau bisa tunggu dulu di Rumah sampai saya sama Risa pulang "
Ujar Dimas pada Angga.

"loh mas mau kemana "
Tanya Zahra ikut bersuara .

"nanti mas jelasin ya ,,sekarang mas sama Risa harus pergi dulu "
Jawab Dimas lembut sambil mengelus kepala istrinya .

"gimana ga bisa "
Tanya Dimas memastikan .

"insyaallohka " Jaqab Angga sambil mengangguk kepala.

"yaudah saya pergi dulu ,asalamua'laikum "
Pamit Dimas sambileramgkul bahu Risa kemidian berjalan beriringan menurini anak tangga.

Dimas langsung pergi bersama Risa .mereka berjalan menuju mobil tapi Risa masih belum mengeluarkan suaranya Dimas merangkul bahu Risa sebagai istyarat tetap bertahan karena ada dirinya di samping Risa .

#R22R05.

CAHAYA CINTA Where stories live. Discover now