#53. Daybreak [Nagisa Shiota x Reader x Akabane Karma]

Start from the beginning
                                    

“Aku mau memegang tangan mu lho,” kata Karma. [y/n] tersenyum gugup dan tertawa canggung, ntah kenapa rasanya canggung.

“Kalau begitu pegang?” Tanya [y/n].

“Kau mengepalkan tangan mu terus,” kata Karma.

“LAMA SEKALI!” teriak Nagisa di depan mereka berdua, mungkin dia jengah.

“Ini kan Cuma foto,” gumam Karma. [y/n] mengangguk malu dan membiarkan Karma mengenggam tangannya.

Rasanya berbeda dengan genggaman tangan Nagisa Shiota, namun tetap membuat [y/n] nyaman.

CKREK.

“Sudah ya, aku mau tidur aku mengantuk,” kata Nagisa lalu meninggalkan mereka berdua yang mengangumi foto mereka.

Nagisa jengah, benar-benar jengah. Dia mau merebut [y/n] tapi Karma adalah temannya. Ia ingin menjaga hubungan pertemanan mereka hingga titik darah terakhir, tapi dia malah terjebak dalam suasana seperti ini.

Dia mengambil bunga layu dari pojok tempat tidurnya dan menerawang keluar jendela. Nagisa harus menghilangkan perasaan asing ini, cepat atau lambat.

***

[y/n] melangkah masuk ke kamar Nagisa, terbiasa tidak pernah mengetuk dan mendobraknya begitu saja lantas menemukan Nagisa sedang tertidur.

“Hobby mu tidur ya?” Tanya [y/n]. ia melipirkan rambutnya kebelakang telinga dan mendekatkan bibirnya pada telinga Nagisa.

“Selamat tidur, aku sayang kamu.”

****

I worry about how your day was, you don’t seem well. Stop trying to be fine, you can act like a child, I’ll hug you. On the last line of your diary, I’ll always be there.”

“Kenapa?” Tanya Karma. [y/n] menengok dan menggeleng. Dia pusing dengan perasaannya, tidak mungkin kan dia bercerita soal itu pada Karma.

“Apa perasaan mu sedang buruk?” Tanya Nagisa. [y/n] menggeleng lagi dan berdiri meninggalkan meja makan.

Well, aku ada kerjaan hari ini. Kalian berdua dirumah ya?” Tanya Karma. Nagisa mengangguk.

Karma menatap gadis yang sedang menatap keluar dan memeluk pinggangnya.

“Untukmu, have a nice day darling.”

[y/n] menerima setangkai mawar putih dan menatap Karma di belakangnya ia memberikan sebuah senyum.

Bagaimana ia bisa meragukan perasaannya saat ia masih memiliki Karma? Kenapa dia membagi hatinya?

Ia memiliki Karma, bukankah harusnya dia lebih….bersyukur?

****

Through the curtains that flow with the wind, A yellow light comes in, as face the brightly shining days. I think of us smiling.”

Nagisa mengintip dari jendela kamarnya dan menemukan [y/n] sedang bermain di taman, dengan setangkai mawar putih, gelembung sabun dia bermain di luar. Bukankah menyenangkan melihat orang yang kau sukai bahagia dengan caranya sendiri?

‘Dia tersenyum.’

‘Dia tertawa.’

‘Dia lucu sekali.’

Kalimat-kalimat itu berseliweran di kepala Nagisa yang tersenyum sendiri melihat tingkah [y/n].

Seandainya dia bertemu [y/n] lebih dulu dari pada Karma akankah [y/n] menjadi miliknya alih-alih Karma?

Anime Oneshoot (chara X Reader) [✓]Where stories live. Discover now