Destruction of Goodness

1.6K 95 6
                                    

tɨҡ ..
  tօҡ..
    tɨҡ...
      tօҡ...

Dentuman suara jarum jam memenuhi indra pendengarannya. Rasa ngilu berpadu nyeri terasa di sekujur tubuh gadis itu,telapak kanan tangannya terasa tersayat. Mimpi yang aneh tapi nyata.

Mata gadis itu terbuka,pupil dari matanya mulai menyerap pencahayaan di dalam kamar itu. Dia tidak bermimpi,dilihatnya sekujur tubuhnya yang indah kini sudah penuh dengan lubang dari taring vampire itu. Lengan kanannya tergores cukup dalam,rasa ngilu itu datang dari tubuhnya yang sekarang di balut dengan beberapa helai perban.

"Jangan terlalu banyak bergerak,kondisimu sangat lemah sekarang"

"Eh-?". Manik sendunya melirik kearah suara tadi,seperti familiar. Reiji membalas lirikan Rin dengan tatapan mematikan.

"Apa yang kau lihat?"

"Iie,iie.. Hanya saja aku lupa,bagaimana aku bisa berada di sini? Dan darimana luka luka ini kudapatkan Reiji?"

Tatapan angkuh yang sebelumnya sirna,manik itu kembali bersinar meskipun cahayanya kali ini redup.

"Jangan berpura pura bodoh,Rin. Kau tidak lupa kejadian yang sebelumnya kan?"

Rin menatap bingung Reiji yang sekarang sedang mengoleskan obat di tangan kanannya,lalu dia membalutnya dengan perban.

Reiji mulai khawatir,raut wajahnya menegang. "Kau tidak ingat apapun?" tanyanya sambil membenarkan letak kacamata yang di jawab dengan gelengan pelan dari Rin.

Setelah selesai Reiji tidak mengucapkan apapun lagi dan langsung pergi keluar dari kamar gadis itu.

*clak

Suara bunyi pintu mengiringi hilangnya sosok Reiji di dalam kamar itu. Rin memperhatikan seluruh ruangan yang indah itu,dia berdiri dengan sempoyongan lalu berjalan kearah cermin besar di dekat jendela dengan langkah yang terpincang pincang.

Ditatapi seluruh tubuhnya yang ibarat balon bocor yang terdapat tambalan di setiap sisi lubang di tubuhnya yang masih mengeluarkan tetesan tetesan darah.

Tubuhnya hanya di balut dengan bra dengan model rombe rombe yang menutup penuh bagian dada sampai belakang,rok yang di gunakannya pun sama persis seperti rok harian yang dikenakannya. Tangan kirinya mencoba merapikan rambutnya yang berantakan.

Lelah berdiri,Rin memutuskan untuk kembali ketempat Tidurnya.

*clak

Gadis itu melirik siapa yang datang kedalam kamarnya itu lalu melanjutkan langkahnya ketempat tidur. "Ayato? Sedang apa kau kemari?" .

Vampire itu terdiam,dia berjalan kearah gadis yang terpincang di depannya lalu membantunya duduk kembali ke kasurnya yang dibalas dengan ucapan terimakasih dan senyum kecil dari Rin.

"Kenapa kau berdiri? Bukankah Reiji sudah memperingatimu?"

Rin tertawa geli. "Haha.. Aku tidak akan mati jika aku berjalan kearah cermin yang jaraknya sedekat itu Ayato"

"Untuk apa kau bercermin?" Ayato melontarkan pertanyaan dengan nada dinginnya lagi.

"Aku ingin melihat tubuhku,kurasa kecelakaan yang menimpahku parah sehingga membuat tubuhku seperti ini. Aku sering merasakan nyeri dan ngilu saat udara dingin masuk kedalam kamar"

Ayato menunduk,dia berdiri lalu berjalan menuju pintu. Rin menatapnya terheran heran.
"Aya—"

*Clak

Rin memperhatikan pintu itu tertutup dengan pelan. Tak berapa lama kenop pintu itu terbuka dan menampakkan sosok pria dengan boneka taddy di tangannya. Manik unggu itu menatap sosok gadis di ranjang yang terbalut perban di sana sini tubuhnya.

Diabolik Lovers  Fate Night [FF]Where stories live. Discover now