EMPAT PULUH

5K 390 18
                                    

Andra duduk di kursi samping brangkar yang di tempati oleh perempuan yang tak lain adalah Keyra. Andra menggenggam erat tangan perempuan itu seolah dia akan pergi jika Andra melepaskannya sedikitpun.

Andra menatap wajah cantiknya yang ternyata selalu Andra rindukan di setiap saatnya.

Namun kini mata indah yang Andra sukai itu masih terpejam dari malam hingga saat ini sang fajar yang sudah berada hampir di atas kepala.

Andra menghela napas menatap dahi Keyra yang terbalut perban. Andra marah, ia tak terima Keyra terluka. Cukup Andra saja yang kemarin ini sempat melukai Keyra. Setelahnya Andra tak ingin ada yang berani melukai gadisnya ini.

Shit, bahkan Andra sangat percaya diri menyebut Keyra sebagai gadisnya.

Padahal kesalahan yang pernah Andra perbuat masih terngiang di otaknya. Jujur Andra merasa sangat bersalah. Kala itu ia benar-benar merasa kalap dan kecewa.

Andra tak bisa mengontrol dirinya sendiri. Siapa sih orang yang tidak kecewa jika dibohongi? Terlebih lagi dibohongi dengan orang terdekat yang sangat dipercayai sepenuhnya.

Andra yakin Keyra akan mengerti perasaan Andra ketika itu. Dan Andra pun akan berusaha meminta maaf pada Keyra serta memperbaiki semuanya dari awal.

Setelah menunggu cukup lama, tak lama jari-jari yang ada di genggaman Andra perlahan bergerak. Andra yang merasa pum langsung menatapnya dan beralih menatap Keyra lekat.

Hingga tak lama setelah itu, mata Keyra terbuka.

Keyra mengerjap untuk menyesuaikan pandangannya. Ketika matanya mengedar, Keyra menemukan Andra di sampingnya.

Keyra mengernyit ketika merasa kepalanya berdenyut nyeri, "Andra..." lirih Keyra

"Ya?" jawabnya

Keyra menatap Andra lama sebelum akhirnya mengedarkan pandangannya lagi ke sekitar, "Aku dimana?" tanyanya pelan

"Di rumah sakit." jawab Andra sambil mengelus punggung tangan Keyra yang di genggamnya

Merasa kepalanya berdenyut amat nyeri, Keyra memejamkan matanya lagi. Namun tak lama Keyra teringat sesuatu hingga membuat napasnya tertahan lalu kembali membuka mata dan langsung menatap Andra, "Davin dimana?" tanya Keyra

Andra menatap Keyra malas, "Ngapain nanyain dia?" Andra berubah kesal

Berbeda dengan Andra, Keyra justru kembali mendesak dengan kembali bertanya, "Andra...." desak Keyra, "Aku serius, Davin dimana?" sambungnya dengan nada panik yang tak bisa di sembunyikan

Andra berdecak kesal lalu melepaskan genggaman tangannya pada Keyra. Andra menyandarkan punggungnya pada kursi, "Dia juga dirawat di rumah sakit ini. Kenapa? Lo mau nyamperin dia, setelah apa yang udah dia lakuin ke lo sekarang?" Andra mendengus

Keyra bungkam, "Tapi Davin juga kasian." Keyra bersuara kecil, namun masih bisa didengar oleh Andra, "Dia—"

"Udah deh Key, nggak usah bahas dia lagi. Muak gue dengernya." potong Andra cepat

Keyra terdiam, ia mengalihkan pandangannya dari Andra. Ia menatap selang infus yang menempel di tangannya. Namun pandangannya kembali mengarah pada Andra ketika tangannya kembali di genggam oleh laki-laki itu.

Mereka saling menatap sebelum akhirnya Andra bersuara, "Gue minta maaf." katanya

"Untuk?" tanya Keyra

"Semua kesalahan gue." jawab Andra, "Maaf karena gue udah ngusir lo dari rumah. Gue tau kalo gue itu terlalu berlebihan sama lo. Gue nyesel, gue minta maaf." sambung Andra dengan tulus

ANDRA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang