TIGA

10.4K 806 4
                                    

 "Setiap orang yang ditempatkan dalam kehidupan kita tidak pernah ada yang kebetulan. Mereka punya porsinya sendiri untuk mengajarimu sesuatu."  

***

Sekitar pukul sepuluh pagi, Keyra tengah mengecek bahan makanan. Ia memeriksa seluruh bumbu dan persediaan makanan yang masih ada. Ia menghela napas ketika tidak melihat satupun makanan didalam kulkas. Pasti Andra akan memarahinya, pikirnya. Karena Andra lebih sering memakan makanan yang ada di kulkas, dibandingkan makan nasi.

Keyra mencatat seluruh bahan makanan yang tidak tersedia. Bagaimana pun juga ia harus pergi ke supermarket. Mengisi seluruh makanan dan bumbu hingga penuh. Karena lebih baik lebih dari pada kurang, bukan? Keyra menatap kesekeliling, memikirkan apa yang belum tercatat. Namun fokusnya teralih ketika sebuah suara memanggilnya. Keyra berjalan menghampiri asal suara. Disana ia menemukan Andra tengah berdiri seraya memegangi pintu kulkas yang dibuka. Andra menatap Keyra tajam, "Susu gue mana?" tanyanya

Keyra berkedip, sepertinya ia akan kena marah. "Susunya habis sama kamu kemarin sore." ucapnya

"Ya terus lo nggak beli lagi, gitu?" tanya Andra

"Ini aku baru mau beli." Andra menutup pintu kulkas, lalu bersandar disana, "Mau beli kemana?" tanyanya

"Ke supermarket, tapi aku nggak tau supermarket nya dimana." Jawab Keyra

Andra tersenyum miring, "Lo kodein gue?"

Keyra terperangah, "Maksudnya?" ia mengerutkan dahinya, tak mengerti dengan ucapan Andra, sungguh.

"Gue antar lo ke supermarket." kata Andra

Keyra terperangah lagi, "Emangnya kamu nggak kuliah?" tanyanya

"Lo pikir gue bisa nulis dengan keadaan tangan kaya gini?" Andra mengangkat kedua alisnya. Keyra beralih menatap tangan Andra yang sudah tidak berbalut kasa. Sepertinya Andra sudah mandi dan membuka kasa yang Keyra balutkan semalam.

Keyra memicingkan matanya, "Lebih baik tangan kamu diobatin lagi, terus dibalut pakai kasa supaya debu nggak bisa masuk. Kalau dibiarin gitu saja, nanti infeksi loh!" ucapnya beralih menatap Andra sekilas

"Lo yang obatin!" perintahnya. Keyra mendongak menatap Andra. "Cepet! Setelah itu kita pergi ke supermarket." tambahnya

"Kan tangan kamu lagi luka, emangnya bisa bawa motor?" tanya Keyra membuat Andra berdecak, "Bisa, elah. Cepet!" Keyra mendengus sebelum akhirnya berlalu dari pandangan Andra untuk mengambil kotak P3K yang ia pakai kemarin malam.

***

Lelaki itu menyesap rokok yang terkapit di sela jari tengah dan telunjuknya. Sesekali ia mengepulkan asapnya yang langsung terbawa oleh hembusan angin. Pandangannya lurus, datar dan dingin. Angin yang menerpa wajah serta menyisir rambutnya itu memberikannya ketenangan. Duduk bersandar pada dinding dengan satu kaki yang ditekuk sebawah dada namun tidak sampai itu, membuatnya terlihat sangat santai.

Walaupun begitu, pikiran sedang berkecamuk sekarang. Entah mengapa sejak tadi ingatannya kembali memutar pertemuan-pertemuan yang sangat tidak disengaja beberapa hari belakangan ini. Pertemuannya dengan gadis itu. Pertama, ia tidak sengaja bertemu gadis itu di persimpangan jalan, dan hampir menabraknya. Memanglah sangat terkesan drama sekali hal-hal seperti ini. Karena ini sering terjadi di sinetron-sinetron dan beberapa cerita novel bergenre fiksi anak remaja, biasanya.

Awalnya ia pun merasakan hal seperti itu. Namun setelah pertemuannya yang kedua kali kemarin malam, ia merasakan hal aneh bergejolak dalam dirinya. Gadis itu, dia ingin tau namanya.

ANDRA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang