ENAM BELAS

7.8K 616 16
                                    

"Key," panggilnya, "Anterin gue beli HP dulu ya. Langitnya juga cerah lagi, jadi nggak bakal kehujanan," katanya dari balik helm yang di pakainya

"Yaudah," Keyra menaiki motor Andra, hingga akhirnya mereka meninggalkan kedai itu dengan tatapan awas dari seseorang yang baru saja keluar dari dalam kedai. Dia berjalan dengan kupluk sweater berwarna hitam yang menutupi kepala dan masker yang di gunakan untuk menutupi sebagian wajahnya.

Sepeninggal kedai tadi, Keyra merasakan pipinya yang memanas ketika mengingat perbincangan nya dengan Andra tadi. Keyra menarik napas dalam sambil menahan senyumnya. Aroma mint dari sweater yang di pakai Andra membuatnya betah menciumi aroma yang menenangkan itu.

Sesekali Keyra mendekatkan wajahnya ke punggung Andra agar aroman mint itu makin memenuhi cuping hidungnya, sekalian modus, gitu. Keyra terkikik sendiri membayangkan nya. Sial, kenapa ia jadi lebay seperti ini.

Dengan cepat Keyra membuang pikiran ngawur tapi menyenangkan itu. Ia beralih memikirkan kemana tempat Andra akan membawa nya pergi untuk membeli ponsel baru laki-laki itu. Keyra yakin sih Andra tak akan membawanya ke konter tempat biasa orang-orang beli pulsa dan membayar ponsel itu dengan menyicil, secara... Andra beli ponsel aja bisa seminggu sekali. Jadi nggak mungkin ngutang. Lagipula kalau ngutang kan sayang, masa belum lunas udah ancur saja. Terus besoknya datang ke konter lagi buat ngutang ponsel lagi, helo... Siapa yang mau ngasih?

Keyra tersenyum geli memikirkan nya, nggak mungkin banget. Andra kan anak orang kaya, mainnya saja di club. Masa iya ponselnya ngutang. Agak sedikit aneh sih kedengaran nya.

Keyra terkekeh kecil, bisa-bisanya ia memikirkan hal yang sebenarnya nggak penting dan nggak ber faedah seperti itu. Aduh, mungkin ini efek jatuh cinta.

Eh! Tadi ia bilang apa? Jatuh cinta? Ah, apa iya dia sudah mulai jatuh cinta? Keyra merasakan pipinya memanas sebelum akhirnya menenggelamkan wajahnya itu ke punggung Andra yang di baluti sweater itu.

Gila, gila, gila. Iya, Keyra mulai gila. Karena Andra. Eh, kenapa jadi Andra lagi? Aduh.

"Key?" panggil Andra membuat Keyra menarik wajahnya dari punggung nya.

"Ya?"

"Turun,"

"Hah?"

"Turun,"

"Turun? Kok turun?"

"Udah sampe, Key," Andra berucap sabar

Keyra terkesiap sebelum akhirnya turun sambil terkekeh garing sambil menyengir lebar menampilkan deretan gigi putihnya yang terlihat nampak lucu. Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal. Keyra kok jadi bego ya, mikirin Andra mulu sih.

Andra pun yang baru saja melepas helmnya dan turun dari motor sambil menyisir rambut dengan kelima jarinya, menatap Keyra bingung. Andra mengernyit, "Mikirin apa sih, sampe pipi lo merah-merah gitu?"

Mata Keyra sedikit melebar, ia menahan napasnya sebentar sebelum akhirnya berkaca pada kaca spion motor Andra. Keyra memegang pipinya menggunakan kedua tangan. Setelahnya ia langsung kembali menghadap Andra sambil nyengir kuda.

"Uhm, nggak. Mungkin ini karena kepanasan kali, makanya jadi merah-merah gini, hehe." katanya mencoba untuk berbohong, tangannya pun masih mencoba untuk menyentuh pipinya. Walaupun sebenarnya trik Keyra sama sekali nggak bisa di percaya, apalagi melihat gerak-geriknya ketika mengatakan hal itu. Semua pasti bisa menyimpulkan bahwa Keyra berbohong, dan itu pun di rasakan oleh Andra yang kini tengah mengangkat sebelah alisnya.

"Bukannya sepanjang perjalanan tadi lo meluk gue sambil nyiumin wangi sweater gue, ya? Jadi menurut gue, nggak mungkin muka lo kepanasan,"

Keyra tertawa sumbang sambil menggaruk belakang kepalanya, "Andra tau aja sih,"

ANDRA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang