DUA PULUH DUA

6.9K 517 1
                                    

Setelah membuka helm, Ken langsung masuk ke dalam markas. Disana sudah ada Arifan yang tengah duduk di kursi sambil memutar-mutar spinner di tangannya. Bersebrangan dengan Arifan ada Davin yang tengah duduk sambil memainkan ponselnya. Mereka sontak menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka.

Ken langsung beralih duduk di sebelah Arifan sambil menyandarkan punggungnya pada laki-laki itu. Arifan langsung mendelik lalu mendorong Ken dengan lengannya yang tertindih oleh punggung Ken. Bukannya minggir, Ken malah dengan sengaja tetap menyandarkan punggung nya pada Arifan. Matanya menatap ke arah Davin yang tengah menatap ke arahnya. Ken menaik-turunkan alisnya, membuat siapapun sebal melihatnya yang ternyata malah tambah cute.

"Ken, awas. Nggak usah nyender-nyender gini!" hardik Arifan kesal

Tanpa berniat menjawab, Ken malah tersenyum menyebalkan, bahkan sekarang ia memejamkan matanya mencoba tak peduli dengan hardikkan Arifan. Karena prinsipnya, yang penting happy.

Selang beberapa sekon Arifan mengangkat sebelah sudut bibirnya. Ia melirik sebentar ke arah Ken sebelum akhirnya menghitung dalam hati,

Satu…

Dua…

Tiga.

Bersamaan dengan itu Arifan bangkit dari duduknya hingga membuat Ken terjungkal dengan kepala yang membentur kursi. Masih untung ini adalah sofa, jadi benturan nya pada sofa tidak menimbulkan sakit yang luar biasa, mungkin hanya sedikit setruman kecil antara kaget dan malu.

"Mampus!"

Tawa Arifan meledak ketika melihat Ken tengah mengusap kepalanya yang sempat membentur sofa. Bersamaan dengan itu pula pintu kembali terbuka. Semua menoleh pada asal suara dan mendapati Andra disana. Tanpa bicara, Andra langsung ikut duduk di sebelah Davin. Ia mengangkat sebelah alisnya ketika melihat Arifan tengah tertawa terbahak, sedangkan Ken tengah cemberut sambil mengucapkan sumpah serapah.

Andra menoleh pada Davin dan hanya di balas angkatan bahu darinya. Akhirnya Andra menyandarkan punggungnya pada sofa, ikut menonton kelakuan absurd dari temannya itu.

"Eh iya Andra, lo udah liat berita terkini di internet belum?" cetus Arifan tiba-tiba

"Ho'oh, berita terbaru yang lagi hot-hot nya." sahut Ken membuat Andra mengangkat kedua alisnya

"Berita apa?" tanya Andra

"Lo belum tau? Seriusan?" tanya Arifan

Andra mengangkat bahunya acuh

"Seriusan lo nggak tau? Ini berita tentang lo, kampret." kata Ken

Andra mengernyit, "Tentang gue?" mereka mengangguk, sedangkan Davin ia sedang menyulut ujung rokoknya menggunakan korek.

"Sajak lo di copy-paste!" kata Arifan

Andra diam sebentar sebelum akhirnya berkata, "Oh."

Ken dan Arifan saling pandang, "Oh doang? Andra, ini karya lo. Emangnya lo nggak ngerasa marah gitu ketika karya lo di ambil alih gitu aja tanpa seizin dan sepengetahuan si pemilik aslinya?" tanya Arifan

Andra melirik Arifan dan Ken bergantian, "Marah itu pasti, tapi gue rasa itu percuma, apalagi kalo udah ada di tangan orang lain. Selama gue masih bisa buat lagi, kenapa harus mempermasalahkan hal yang udah terlanjur?"

Mereka menghela napas, "Setidaknya lo cari tau atau mungkin ngeliat siapa yang copy-paste itu. Buat bahan pemantauan lo juga supaya karir lo nantinya tetap berada di tempatnya." kata Arifan lagi

"Mana coba gue liat situsnya," pinta Andra

Arifan nyengir, "HP  gue mati," katanya, "Coba pake HP lo Ken." kata Arifan pada Ken

ANDRA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang