DUA PULUH TIGA

6.8K 534 2
                                    

"Sebenernya kamu mau bawa aku kemana sih Ken, jangan buat aku penasaran kaya gini." racau Keyra, kesal karena setiap pertanyaan yang di lontarkan olehnya terus di hiraukan oleh Ken

Keyra berdecak ketika merasa bahwa Ken masih saja tak mau buka mulut soal tujuan mereka kini. Bukannya apa-apa, hanya saja sikap Ken yang seperti ini justru malah makin membuat Keyra resah. Perasaannya menjadi tak menentu.

Keyra menghela napas pasrah, tangannya tak lagi di tarik oleh Ken, hanya saja langkah Ken yang terkesan lebar membuat Keyra sedikit kewalahan untuk mensejajarkan dirinya dengan Ken.

Hingga akhirnya langkahnya ikut terhenti ketika merasa bahwa Ken menghentikan langkahnya. Keyra menoleh ke arah Ken yang diam di tempatnya. Keyra megangkat kedua alisnya, "Kenapa?"

Ken terlihat gusar, namun sebisa mungkin ia mencoba untuk tenang, walaupun sebenarnya keresahan Ken masih saja kentara, terlihat dari sikap dan matanya yang mengeliling tak menentu.

Keyra mengernyit ketika menyadari keresahan Ken, ia mengedarkan pandangannya sebelum akhirnya menatap Ken kembali, "Kenapa sih?" Keyra jadi bingung sendiri

Ken menghela napas lalu menoleh pada Keyra yang menatapnya bingung, "Gue harap lo bisa jaga rahasia ini." kata Ken

Keyra mengernyit, "Rahasia apa sih?" tanya Keyra kesal karena Ken membuatnya bingung setengah mati

Kebisuan Ken membuat Keyra makin terbakar penasaran, ia bahkan sampai mengguncang pelan lengan Ken, "Ken jawab aku, rahasia apa?" desak Keyra dengan nada yang dua kali lebih tinggi dari sebelumnya

Keyra menggertakan giginya gemas, "Ken!" Keyra meremas lengan jaket yang di pakai Ken

Ken memejamkan matanya sesaat, berdoa dalam hati bahwa semua akan berjalan lancar. Ken menghembuskan napasnya pelan sebelum akhirnya tangannya terulur untuk membuka pintu di sebelah tempatnya berdiri kini.

Keyra merenggangkan cekalannya pada lengan jaket Ken, ia menatap laki-laki itu dengan tatapan tak mengerti. Hingga akhirnya pintu terbuka, Ken tetap di tempatnya. Merasa penasaran, akhirnya Keyra menerobos masuk ke dalam.

Napas Keyra tercekat ketika mengetahui apa yang tengah di lihatnya kini. Langkahnya terhenti dengan tangan yang meremas kuat celananya. Keyra menarik napas berat sebelum akhirnya melangkah pelan menuju blangkar. Hembusan napasnya diiringi dengan kecemasan yang makin memuncak.

Dengan tangan bergetar Keyra memegang sisi blangkar, tatapannya berubah sendu.

"Om Hendry..." lirih Keyra

Keyra mengatur napasnya ketika menyadari siapa yang tengah berada di atas brangkar dengan mata terpejam. Wajahnya terlihat pucat pasi, bibirnya pun terlihat mengering dan agak memutih. Di tangannya terdapat infus yang menancap dan juga oksigen yang berada di hidungnya.

Keyra meringis, dadanya berdenyut nyeri ketika menyadari bahwa dugaannya benar. Jadi keadaan om Hendry ketika itu memang benar sedang tidak baik. Ringisan kecil yang sempat Keyra dengar, dan juga wajah yang terlihat lemas pun sebenarnya bisa mewakili keadaannya pada saat itu. Tapi Keyra kurang peka dan tak mau memaksa dirinya untuk percaya pada diri sendiri.

Keyra menghembuskan napasnya. Ia menoleh ke belakang dan menemukan Ken tengah berdiri menunduk sambil bersandar pada dinding. Keyra merapatkan bibirnya kesal sambil memicingkan matanya. Keyra membalikkan tubuhnya lalu berjalan menghampiri Ken

Dengan sekuat tenaganya Keyra menampar pipi Ken. Napasnya naik turun dengan mata yang menatap tajam Ken, "Kenapa kamu sembunyiin hal ini?" tanya Keyra

Ken diam.

"Om Hendry itu punya penyakit gagal jantung. Sekarang dia lagi drop dan kamu nyembunyiin hal ini sendirian?!" kata Keyra dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya

ANDRA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang