Part 45 LnB Shopping

14.7K 571 84
                                    


"Ck ck ck. Kalian ini ditinggal sebentar saja, keluar - keluar rambut sudah pada basah. Ngapain saja tadi?"

"Hehehehe. Mama bisa saja." aku hanya cengengesan mendengar celetukan Mama. Sedangkan Sha memasang wajah datarnya, seolah tak terjadi apapun.

Jadi ceritanya baru saja aku dan Sha berhasil menginspeksi ranjang baru milik istriku. Hasilnya kokoh terpercaya. Recomended lah pokoknya, dijamin kuat. Tidak akan roboh sekuat apapun hentakanmu atau sedasyat apapun kalian bergulat.

"Kami mau pamit dulu Ma."

"Loh mau kemana? Kalian tidak menginap?"

"Besok saja Ma, mau jemput Zea dulu. Bisa mogok makan kalau sampai kami terlambat jemputnya." jawabku.

Hampir saja aku lupa kalau ada Zea yang harus dijemput. Bisa dipotong leherku sama Bunda kalau sampai kejadian. Ah! Padahal masih kurang.

"Oh, jadi kalian ke mari cuma mau begituan saja?"

"Mama apa sih!"

"Hehehe, tadi itu di luar rencana Ma."

"Ck. Alasan kamu!" Mama merajuk, "tidak tunggu Papa pulang dulu?"

"Papa kan sore baru pulang Ma. Sampaikan salam saja, besok pagi kami ke sini lagi."

"Ya sudah, hati - hati di jalan."

"Iya Ma, kami pamit. Assalamualaikum." kucium punggung tangan mertuaku ini.

"Waalaykumsalam."

"Daa Maa." cup. Sedang istriku mengecup pipi Mamanya.

Aku dan istriku segera bergegas menuju sekolah Zea. Waktunya sungguh mepet. "Aduh! Masih sempat kan ya?" keluhku ke istri. Aku takut Zea ngambek kalau kami terlambat menjemputnya.

"Mungkin sedikit terlambat. Kakak sih!"

"Kok Kakak sih?" protesku.

"Kalau Kakak tidak minta tambah - tambah lagi, kita tidak akan terlambat. Mana ketahuan Mama lagi. Aku kan malu Kak." Tangannya bersidekap dengan bibir yang mengerucut tinggi. Lucu sekali. Gemas deh. Pengen gigit!

"Sudah, tidak usah malu. Mereka juga pernah muda kok. Pasti dulu lebih parah." jawabku santai. "Lagi pula kamu juga senang - senang saja tadi. Malah menjerit keenakan begitu. Sampai nangis - nangis lagi."

"Kakakkk!!"

"Aauwh! Aww! Sakit Sayang. Aww! Sudah sudah. Nanti kita nabrak loh!"

Pahaku pasti sudah biru - biru dihujami cubitan ekstra pedas oleh istriku. Nyubitnya itu loh, tak tanggung - tanggung. Padahal aku kan hanya bercanda.

"Makanya mulut dijaga! Mesum!"

"Tapi kamu suka kan?" godaku lagi.

"Jadi mau dicubit lagi?"

"Mau dicium."

"Cium tuh kaca mobil."

"Yaah kok kaca mobil sih Sayang, dingin. Kalau kamu kan enak. Hangat, manis, kenyal, bas-"

"Kakak!"

"Iya iya, makanya kamu bicara dong. Jangan diam saja. Tadi saja kamu teriak - teriak."

"Aku turun nih!"

"Oke oke. Kakak diam."

Setelah itu hening. Untung saja sekolah Zea tidak terlalu jauh. 20 menit, dan sampai. Bisa mati aku kalau satu jam dalam keheningan. Lidahku bisa keriting.

"Kamu turun gih. Jemput Zea, sepertinya sudah banyak yang pulang. Kakak putar dulu mobilnya." pintaku saat kami tiba di depan sekolah Zea.

"Iya." jawabnya singkat. Kemudian istriku turun dalam mobil dan memasuki gedung sekolah.

Our Early Marriage! - OPEN PO - Sebagian Part Telah DihapusWhere stories live. Discover now