Part 27 Mung Bean

16.8K 608 9
                                    

Selamat pagi semua!
Semoga masih ada yang nungguin cerita ini yaa 😁

Happy reading!
Hope you guys enjoy it! 😙😙

.......

"Sayang.. Bangun sayang.. Sha, sudah mau shubuh nih. Bangun yuk."

Sayup sayup terdengar suara lantunan ayat suci berkumandang. Tidak jelas memang, tapi masih bisa terperangkap oleh telinga sadar. Semakin kueratkan pelukanku pada Kak Oriz. Udara pagi yang dingin semakin bertambah dingin dengan suhu udara pendingin ruangan yang rendah. Aku masih betah bergelung di bawah selimut dengan memeluk erat tubuh hangatnya.

Ooh, tubuhku terasa lelah sekali. Sesekali kuregangkan otot - ototku. "Eeemphh.."

"Bangun Sayang, mandi dulu yaa." Ditariknya tanganku sampai aku terduduk. Aku lansung bergidik. Dinginnya pendingin udara menerpa kulitku tanpa pembatas. Kutundukkan kepala melihat tubuhku sendiri.

Oh my God!

Jadi semalam aku tidur telanjang lagi? Bagaimana mungkin ini terjadi! Segera saja kutarik selimut untuk menutupi ketelanjanganku. "Kamu mandi dulu saja." Ya ampun, pagi - pagi begini mandi? Kan tidak ada air hangat di sini. "Dingin Kaak." Rengekku kembali membelitkan selimut.

"Tapi kamu wajib mandi Sayang, jangan lupa keramas ya."

"Kenapa?" tanyaku bingung.

"Ya mandi wajib Sayang, kamu tidak ingat semalam kita melakukan apa?" Seketika ingatanku kembali pada kejadian semalam. Aku yang kelelahan setelah dicumbu olehnya. Sampai aku tak sadar tidur dalam keadaan telanjang. Otakku kacau malam tadi.

"Tapi kita kan tidak melakukannya." Memang seingatku kami belum pernah melakukan kegiatan itu. Jujur saja aku belum siap. Masih jauh dari kata siap. Walaupun hubungan intim kami sudah sejauh ini.

"Iya memang. Tapi kamu mengeluarkannya."

"Mengeluarkan apa?" Semakin bingung aku dibuatnya.

"Ini kamu mengeluarkan sesuatu kan tadi malam?" Ya Tuhan! Sepersekian detik aku sempat menganga. Mencoba mencerna apa yang dilakukannya. Tangannya menelusup ke balik selimut dan menyelipkan jarinya diantara kakiku.

"Kakakk!" Teriakku setelah sadar akan kebodohanku dan berusaha menepis tangannya.

"Makanya, kamu perlu mandi wajib Sayang." katanya diikuti dengan menarik tanggannya keluar. Namun, sebelumnya masih disempatkan untuk meremasnya. Hihh. Menyebalkan.

"Memangnya seperti itu perlu mandi wajib?"

Aku benar - benar tidak tahu. Karena setahuku mandi itu dilakukan jika melakukan hubungan suami istri. Jelasnya seperti apa aku juga tak mengerti.

"Iyalah, jadi yang kemarin kamu tidak mandi?"

"Ya mandi Kak, tapi mandi biasa. Kenapa bisa begitu?" tanyaku lagi.

Dia menghela nafasnya pelan. "Karena 'itu' kamu mengeluarkan sesuatu sayang. Kalau lelaki bisa mengeluarkan sperma, maka wanita mengeluarkan itu saat di puncak kepuasannya." Pipiku seketika memanas. Oh Tuhan, apakah pembicaraan ini tidak terlalu sensitif?

"Itu namanya orgasme Sayang. Meskipun kita belum melakukannya, tapi karena kamu sudah mengeluarkan itu saat kakak rangsang, makanya kamu perlu mandi wajib."

Astaga! Aku benar - benar malu dengan pembicaraan ini. Bagaimana bisa dia mengatakannya dengan gamblang begitu?

Aku baru tahu kalau ternyata perempuan juga bisa mengeluarkan 'itu'. Memang waktu itu aku merasa ada sesuatu yang keluar dari sana disertai dengan perasaan aneh yang menimpaku. Setelah itu yang kurasakan hanya lemas di tubuhku.

Our Early Marriage! - OPEN PO - Sebagian Part Telah DihapusWhere stories live. Discover now