"Ck! Kabar tante Olivia!" Angela ngamuk.

"Ooh," aku terdiam. "Apa?! Tante Olivia? Gimana? Mereka selamat, kan??" Tiba-tiba aku teringat.

"Itu yang mau gue bilang. Ayo ikut gue ke lapangan basket didepan gedung asrama," ucap Angela lalu pergi duluan menuju tempat yang di katakannya tadi.

Tanpa menunggu lama, aku mengikutinya dari belakang. Pastinya dengan jarak yang cukup jauh.

"Ck! Lo kenapa jauh banget dari gue?!" Angela menoleh ke belakang dan menatapku tajam.

"Ya takutnya lo marah-marah lagi sama gue kayak kemaren," jawabku sambil nyengir.

"Enggak, gue udah nggak PMS kayak kemaren. Sini lo," ajaknya lalu aku menghampirinya dan berjalan tepat di sebelahnya.

"Jadi, dapet angin apa lo, tiba-tiba mau ngasih gue info soal tante Olivia dan om Aditya?" Tanyaku berbasa-basu padanya sambil berjalan santai.

"Yah, soalnya gue liat lo tiap hari uring-uringan terus di sekolah. Ga tega gue, soalnya lo kayak anak kucing yang udah nggak makan berhari-hari," ucapnya disertai kekehan kecil.

"Ahelah, sori ya, gue nggak galau-galau amat kayak yang lo bilang," jawabku mencibir.

"Baperan amat lo! Ayo tanding basket dulu, baru gue kasih tau kabar soal tante Olivia! Kalo lo kalah, info nya cuman separuh gue kasih!" Ucapnya lalu berlari ke arah keranjang bola basket diujung lapangan saat kami telah tiba di tujuan.

"Aish, basket lagi-basket lagi!" Keluhku sesaat lalu berlari menghampirinya.

"Ngel, lo--" belum selesai aku memanggilnya, ia sudah duluan memotong perkataanku dengan memanggil seseorang.

"Jo! Joshua! Sini!" Angela memanggil Jo dengan semangat '45 yang tengah beraktivitas seperti biasa (bercengkrama dengan para gadis).

Melihat Angela memanggilnya, mata Jo langsung memancarkan binar-binar bahagia yang luar biasa. Dengan segera, ia berlari ke arah ku. Tidak, tepatnya Angela. Ku rasa, ia tak melihatku disini.

"Ya, babe? Ada apa?" Tanya Jo dengan senyum yang menjijikan.

"Babe-babe palelu!" Aku menjitak kepalanya tepat di 'jalan tol' nya.

"Apaan dah lo, Raff! Ganggu orang lagi pacaran aja!" Sewotnya.

"Pacaran iler lo!" Angela memberikan tatapan membunuhnya pada Jo.

Mampus! Batinku tertawa.

"Ehh, engga gitu!" Jo berusaha mencari pembelaan.

"Udah nggak usah di jelasin. Gue manggil lo kesini buat jadi wasit doang kok, nggak ada yang lain. Makasih," ucapan Angela sukses membuat binar di wajah Jo menghilang seketika.

"J-jadi wasit? Kenapa nggak sekalian jadi tukang ojek aja??" Ucap Jo penuh nanar.

"Kaga usah banyak drama lu! Udah diem disini, jadi wasit! Gue sama Angela mau tanding," ucapku penuh kemenangan.

Dengan hembusan nafas pasrah dari Jo, pertandingan pun di mulai.

***

Pertandingan berlangsung tiga puluh menit dan kemenangan jatuh di tanganku. Aku tersenyum puas namun masih dengan nafas yang tersenggal-senggal. Sementara Angela, si primadona Lordenia International High School, sudah menghabiskan lima botol air mineral yang dibelikan oleh teman-temannya juga Jo.

"Udah.. nyerah lo kan?? Sok berani sih, nantangin gue!" Ucapku masih ngos-ngosan dengan senyum kemenangan.

"Gue cuman ngetes lo aja, buat liat lo pantes atau enggak buat Namira!"

Aku tersenyum samar mendengar nama seseorang yang ku rindukan itu.

"Tau nya, ya boleh juga lah, tapi daripada lo, masih bagusan Jo main basketnya!"

Jleb!

Sakit yah, ternyata kalo di banding-bandingkan.

Dan kulihat, binar di wajah Jo kembali bersinar.

"Angela, lo jujur kan? Gue nggak salah denger, kan? Kalau lo bilang basket gue lebih bagus daripada si kucrut satu itu???" Ucapnya heboh langsung mendekat ke arahku dan Angela yang duduk di pinggir lapangan.

"Iya, lo lebih baguss daripada Raffa. Gue liat pas kalian duel kemaren," Angela yang gemas langsung saja mencubit pipi Jo. Dan yang di cubit, nggak kebayang wajahnya yang sudah memerah seperti tomat.

Kebiasaan gombalin cewe sih, sekalinya di gombalin balik, merah tuh muka! Cem pantat bayi! Batinku lalu terkekeh geli.

*******

Daku pergi terlalu lama yaks?
Maaf ya :(
Sebagai gantinya, part ini aku buat dengan 1k word!
Yeay!
Seneng gak?
Haha :D
.
Don't forget to Vote and Comment!
.
See u on next part!



Just Love Me, Don't Leave Me (COMPLETED) // Tahap RevisiWhere stories live. Discover now