22

553 81 19
                                    

Seolah dia menari dimataku. Melekat dihatiku. Apa yang harus kulakukan?
Wajahnya selalu dipikirnku. Senyumnya selalu terbayang
Caranya bicara sukses nembuatku terpana.

Dia sosok yang kudambakan
Menarik, mempesona tentu saja dia cantik, anggun, sangat menarik di mataku.

Dia sangat menggoda, sempurna dimataku.
Sungguh ku cinta dia,
Ingin tangan ini menggapai,
Menggapai hati dan dirinya
Ingin diri ini memiliki..
Raga, jiwa tentu saja cintanya.
Walau kini aku hanya mampu berangan semata.

***

Berkali-kali ingin ku katakan
Aku memang menyukai senyummu
Rindu tatap matamu
Walau kadang kehabisan kata saat di dekatmu..
Membuat kita diam membisu

Mungkin saja ini yang dinamakan cinta?

Ketika hati ini kelabu, kamu hadir birukan kembali hati ini..

Tapi aku hanya bisa mengagumimu..
Lembut sikapmu padaku, membuatku jatuh hati
Namun
Biru langit yang hadir karenamu
Membuatku Aku harus melupakanmu.
Harus
Karena hatimu bukan untukku..
Karena kamu kini miliknya..

***

Tatapan matamu bagai busur panah yang melesat ke jantung hatiku..

Kalau saja hati ini tak jatuh dan membangun cinta..
Kalau saja aku tak tergoda..
Kalau saja kau tak begitu mempesona
Mungkin aku takkan tersiksa memiliki perasaan.

Perasaan sayang dan cinta
Tentu perasaan bersalah yang teramat menyiksa ketika melihat dia

Cinta ini akan selalu milikmu walau kamu bukan milikku..

Kan kubiarkan cinta ini hanya akan menjadi sebuah kisah yang hanya ku miliki.

Dan kututup lembaran kisan cintaku ini.

Karena kisah ini tak layak hadir lagi dihatiku..

Bukan karena kau tak pantas,
Tapi situasi yang membuatku tak pantas untukmu
Tutup semua tentang kamu..
Dihatiku
Dipikiranku
Dan segala anganku

***
Huh ku tutup buka itu. Buku berwarna merah muda yang beberapa hari ini berulang kali ku baca.

Sesak dan tangis selalu mengiringi ketika buku itu kubaca. Karena buku itu sukses menyadarkanku akan satu hal. Kamu. Naomi.

Air mata ini berubah menjadi kumpulan kebingunganku. Kumpulan pertanyaanku akan segala tingkah lakumu selama ini yang kamu tunjukkan padaku. Tindakanmu yang kusalah artikan. Yang membuatku geer dan berpikir kamu sama denganku.

Dan kejadian toilet itu masih tergambar jelas dari ingatanku. Kata-katanya masih terngiang dipikiranku.

"Aku mencintaimu Melody."

***

Author pov

"Hi kok bengong sih Mel?" Tanya cindy sembari mengelus rambut panjang melody. "Mikirin apa sih? Hmm."

"Naomi." Lirih melody pelan. "Eh ee cind maksudku hubungan Frieska dan Naomi." Ucap melody gelagapan meralat perkataannya.

"Mikirin Naomi juga gak apa-apa kok." Jawab cindy membuat melody menatapnya heran.

"Sebenarnya dari dulu ada yang aku ingin tanyain ke kamu. Tapi takut kamu tersinggung." Ucap cindy membuat melody menatap antusias. "Apa kamu suka Naomi?" Pertanyaan cindy seakan menjadi persia, membuka ingatan melody akan perasaannya yang coba dia bentengi selama ini untuk di sembunyikan.

"Maksud kamu?" Tanya melody heran.

"Sebagai kakak, aku tahu kok Naomi suka kamu. Tingkah Naomi terlihat jelas saat kita jadiaan. Aku pun beberapa memergokinya memainkan handphoneku hanya untuk mengechat kamu atau mengecek rencana jalan kita."

"Waktu itu aku ga berani bilang ke kamu karena menjaga perasaan Frieska. Atau hanya sekedar perasaanku saja. Tapi sebagai mata seorang kakak aku dapat melihat dia tersenyum bahagia dalam arti lain ketika melihat kamu."

"Jadi aku tanya balik sekarang gimana perasaan kamu sama Naomi?" Cindy mengulang kembali pertanyaannya.

"A...aku cind?" Melody gelapagapan.

"Mel sebagai orang yang dekat kalian berdua aku tahu kok. Sikap kamu saat kita berdua atau sikap kita bersama naomi. Jelas ada perubahan sikap baik gestur tubuh kamu maupun ekspresi kamu."

"Kamu ga nyaman dengan keberadaannya. Kamu jadi emosional kalau ada dia. Suasana hatimupun berubah saat ada diaa. Maka dari itu aku pikir kamu..."

"Cind aku memang menyukainya. Aku memang mencintainya. Tapi semenjak ada kamu aku berusaha melupakannya." Jawab melody jujur.

Cindy tetap tersenyum mendengar penuturan jujir kekasihnya. "Bagaimana dengan usahamu? Apa itu berhasil merubahnya?" Pertanyaan cindy membuat melody terdiam.

"Mel sebagai kakak aku mungkin ga akan biarkan adikku bersedih. Tapi sebagai kekasih kamu aku berhak memperjuangkanmu dan melindungimu." Tutur cindy.

"Kamu benar cind. Aku pun seperti itu. Sebagai kakak aku ingin adikku bahagia. Sangat ingin dia bahagia. Tapi kejadian kemarin sungguh di luar dugaanku cind, Naomi menyatakan perasaannya padaku."

Cindy masih memasang wajah tenanng dan senyumnya. "Ternyata dia memiliki keberanian juga untuk berkata jujur. Aku pikir dia hanya akan diam." Tembal cindy berusaha tenang walau di hatinya ada rasa sakit.

"Mel aku ga ingin egois dengan mengekangmu. Mengekang perasaanmu. Aku gak bisa tega sejahat itu pada kalian berdua. Sekarang aku beri kamu waktu berpikir antara aku dan dia."

"Ma..maksud kamu cind?"

"Kita break Mel."

"Ta...tapi cind, kita ga bisa ngelakuin itu?"

Cindy lagi-lagi tersenyum. "Bisa Mel. Ini untuk kebaikan hubungan kita. Aku, kamu juga Naomi. Termasuk untuk Frieska. Datanglah dan temui Naomi bicarakan perasaan kalian. Tapi kamu harus membicarakannya pula dengan Frieska."

"Ga Cind aku ga mau egois. Aku ga mau mementingkan perasaanku apalagi ini berhubungan dengan adikku." Melody masih tidak setuju dengan keputusan cindy.

"Beri aku kesempatan Cind untuk buktikan ke kamu tentang semua ini." Melody menggenggam tangan cindy.

"Justru inilah waktunya kamu membuktikan tentang itu semua Mel. Ini semua untuk kebaikan kita berempat. Aku serahkan sama kamu ya Mel. Keputusannya semua ada ditangan kamu."

Cindy menggengam tangan melody erat.

"Aku percaya sama kamu Mel."




Tbc

Kamu (Bukan) FanaWhere stories live. Discover now