14

588 75 15
                                    

Melody pov

Saat MC di last show untuk veranda, entah apa yang Naomi pikirnkan dengan tindakannya. Meminta cium dan jawaban MC lainnya membuat pikiran banyak orang berpikir ke arah lain.

Sebenarnya apabyang dia pikirkan?

Aku saja yang tak memiliki status dengannya dan hanya seseorang yang mencintainya dalam diampun merasakan kecemburuan akan tindakannya pada ve. Apalagi adikku yang memiliki status sebagai kekasihnya.

Aku harus berbicara padanya.

Aku menghampiri Naomi yang sedari tadi asyik berfoto dengan veranda.

"Naomi, frieska pulang duluan." Ucapku ti the point.

"Aku tau Ka., dia chat aku kok." Jawabnya masih asyik dengan keguatannya..

Jawaban macam apa yang baru saja diberikannya? Dia seakan acuh dengan keadaan adikku. Apa dia tak merasakan perubahan sikap adikku? Apa dia benar-benar tak memikirkan perasaan Frieska?

"Ayo!" Aku langsung menarik Naomi.

Aku membawanya sedikit agak menjauh dari keramaian. Ku hempaskan tangannya kasar.

"Ada apa Ka?" Nada suranya masih tenang walaupun perlakuanku agak keras.

"Kamu masih tanya ada apa? Apa kamu ga nyadar sikap kamu ke veranda berlebihan?" Masih kugunakan intonasi tinggi. Dia hanya mengerutkan kening tak mengerti.

"Kamu anggap Frieska apa selama ini, hmm?"

"Pacarlah Ka." Jawabnya.

"Kalau kamu memang anggap dia pacar kamu, kamu nggak akan bersikap berlebihan pada veranda di depan Frieska." Kulihat dia mulai mengerti. "Seharusnya kamu bisa menjaga perasaan pasanganmu Shinta Naomi."

"Maaf Ka." Ucapnya menyesal.

"Kamu mengecewakanku Naomi."

"Ma..maaf Ka, aku tak bermaa...''

Aku memotong ucapannya. "Sudahlah Naomi. Kata-kata maaf itu bukan seharusnya aku dengar. Itu semua harus kamu katakan pada Frieska. Dan terserah kamu, akan menyerah pada hubungan ini atau memperjuangkannya." Aku pergi meninggalkannya.

Rasanya itu bukan sekedar amarahku sebagai Kakak yang sedang menjaga perasaan adiknya. Tapi itu juga amarah atas cemburuku yang tak seharusnya.

Naomi mengikutiku dari belakang. Kulihat dia berbicara sebentar pada veranda.

Kenapa aku masih memperhatikannya? Sudahlah acuhkan dia.

Aku kembali bersiap mengepak pakaianku. Karena setelah ini aku harus membicarakan tentang event Ramadhan JKT 48 mengingat statusku sebagai General Maneger Theater JKT48.

Setelah 40 menit berdiakusi denga JOT aku kembali ke ruang ganti. Ruangan ini sudah kosong para mamber mungkin sudah pulang.

Apa Naomi langsung pulang? Atau menemui Frieska?

Ahh sudahlah buat apa memikirkannya? Toh dia pastia menyelesaikan masalahnya. Harusnya aku memikirkan caraku pulang malam ini.

Setelah beres dengan barang bawaanku. Aku langsung keluar area theater.

"Ayo Ka pulang bareng aku." Suara itu mengejutkanku.

Aku langsung memalingkan wajahku. Memastikan suara itu bukan sekedar halusinasiku.

"Naomi?" Aku kaget melihatnya berdiri bersender di dekat loket pembelian Tiket theater.

"Ayo ka bareng aku. Lagian cici ga bisa jemput kakak kan? Aku juga mau menemui Frieska."

Kamu (Bukan) FanaWhere stories live. Discover now