2

1.3K 114 13
                                    

Author pov

"Verandaaa.. kamu yakin ini tempatnya?" tanya naomi dengan mata yang terus bergrilya mentap isi cafe.

Ya kini mereka ada di sebuah cafe. Mungkin lebih tepat Resto. Resto yang dipenuhi ornamen merah juga hitam serta polesan pernak pernik kayu dan tulisan layaknyaa kubus menghiasi. Ya mereka berada di sebuah restaurant Jepang.

"yaa menurut sumber yang dapat dipercaya ini tempatnya." jawab ve.

"yukk ah duduk." ajak ve menarik tangan naomi.

"tapi veranda di sini sepi banget." timpal naomi yang masih merasa tak yakin.

"shintaaa.. kamu ini gak percayaan banget sih. kamu percaya ajaa sama aku. kalau ngakk percayaa aku pergii ajaa. Atau kita pindah ketempat lain'' ancam ve beranjak pergi dari tempatnya.

"jangan!" dengan sigap naomi menahannya. dia tak ingin kehilangan momen ini. momen yang sangat jarang terjadi.

"makanyaa, nurut sama aku." ve so ngambek dan naomi mengangguk patuh.

"kamuu mau pesen apa shinta?"

"samain aja" ucap naomi yang masih tak fokus.

Veranda menatap Naomi geram."Yaudahh deh mending kita balik aja ke theater." kesal ve.

"jangan dong verandaa." rengek naomi manja. "aku laper.. temenin aku makan yaa." ucap naomi memainkan alisnya merayu ve.

Ve menghela nafas kasar. Namun dia selalu dibuat mengalah pada manusia yang dikenal judes ini apalagi telah memasak wajah merajuk seperti ini. Dengan menerawang dan mencoba membaca pikiran Naomi, Ve memesan Ramen Katsu pedas untuk naomi sedangkan dirinya memesan sushi dengan ikan salmon. dan teh hijau sebagai pelepas dahaga yang disinyalir dapat membakar lemak jahat.

"Tau gini mendingan makan di theater aja." ucap Ve menutup kasar buku menu.

"Hehe." Yang disindir hanya cengengesan tak jelas.

Sembari menunggu pesanan mereka mengobrol. Sering kali Naomi merengek karena kekesalan veranda. Dan Ve hanya bisa menghela nafas kasar bersabar dengan gadis keturunan taiwan ini apalagi menyangkut satuu hal ini.

"Tuh makanannya datang." timpal Ve melihat pelayan mendekati dengan nampan berisi makanan pesanan. "Dimakan ya." Ucap Ve mengacak-acak rambut Naomi.

"Ihh akuu bukann anak keciil tau." Kesal Naomii membuat Ve tertawa dengan tingkah Naomi yang dibuat menggemaskan.

"Hahaha kamu ga lucu tau bersikap kaya gitu. Beda sama dudut uhhh pasti bakal menggemaskan." Jawab ve membayangkan dudut yang ada dihadapannya.

"Awass yaa kalau kamu samain aku sama dudut, aku seblok kamu pake kuahh ramen pedass." Kesal Naomi.

"Ihh takuut." Ve pura-pura memasang wajah takut membuat naomi semakin kesal pada bidadari satu ini.

Naomi memicingkan matanya tajam. Dengan malas Naomi mulai menyendok kuah Ramen dengan pandangannya terus tertuju pada pintu selamat datang. Naomi tercekat kaget saat kuah itu memenuhi mulutnya. Menelannya susah payah.

Naomi menggenggam tangan ve yang duduk di depannya, tersenyum menatap antusias. "kamu benar ve iniii....." ve tersenyum dengan ucapan naomi.

"Haiii Njuu..... Ka Mell." seru ve membuat dua orang yang memiliki tinggi badan berbanding terbalik dengan usia mereka melihat ke arah ve.

kedua orang yang baru saja memasuki pintu selamat datang segera menghampiri Ve dan Naomi.

"ciee.. Veomii real niihh ceritanya Venal fanaa." sindir shani melihat kedekatan duo badai.

Kamu (Bukan) FanaWhere stories live. Discover now