12

625 83 42
                                    

Author pov

Naomi : Pika maaf ya, aku langsung pulang. Aku ga enak badan nih. Hari ini aku ga akan latihan.

"Katanya ga enak badan katanya pulang tapi masih ada disini" seseorang melempar hp Naomi ke kasurnya.

"Ya kan aku masih betah di apartemant kamu Veranda." Timpal Naomi. "Kamu masih marah sama aku? Maaf ya." Naoni memperbaiki posisi berbaringnya menjadi duduk.

"Bukan sama aku, kamu harusnya meminta maaf sama dia." Ucap veranda duduk di samping Naomi.

Ve menyentuh kening Naomi. "Masih demam ya. Kamu makan dulu Shinta habis itu kamu minum obat." Lanjut veranda langsung berinisiatif menyuapi Naomi.

"Ya tapi kan veranda setidaknya aku selalu jujur sama dia kalau aku datang mengunjungimu. Aku tak pernah bohong loh." Naomi masih tak ingin disalahkan.

"Tapi hubungan itu kamu mulai dari kebohongan." Veranda menyuapi Naomi sedikit kasar.

"Veranda aku lagi sakit luar dalam. Bisa ga kita ga bahas ini lagi. Cuman kamu yang bisa bikin aku nyaman veranda." Pinta Naomi menatap ve sendu.

Jikalau Naomi sudah mengeluarkan jurus mautnya membuat veranda tak bisa berkutik selain menuruti keinginannya.

***

Frieska POV

Sudah beberapa hari ini kesehatan Naomi menurun. Dan selama itu pula dia tidak ikut terlibat dalam kegiatan theater ataupun latihatn tim k3. Padahal sekarang ini menjelang show ke 400 nya.

Pernah sekali dia memaksakan theater namun kondisinya kembali menurun. Sehingga pelatih menyarankan agar Naomi untuk tak terlibat dalam kegiatan JKT. Karena kondisi primanya akan sangat diperlukan nanti saat last show ka Ve.

Namun dibalik kegiatan JKT dia masih melakukan kegiatan kuliahnya seperti biasa.

Dampaknya, aku pun sudah berhari-hari tak bertemu dengannya. Bukan hanya rasa rindu yang melanda tapi rasa khawatir akan keadaannya. Dia selalu bilang keadaannya sudah membaik, namun suara masih terdengar parau setiap kali aku mebelponnya..

Untungnya kita masih bisa berkomunikasi dengan telpon genggam ini. Dari mulai hanya sekedar bertukar kata di chat hingga saling bertatap muka di salah satu layanan media sosial yaitu video call.

Tapi rasanya belum lega bila belum memastikan keadaannya dengan mata kepalaku sendiri. Walaupun mbak Imel telah mengabariku bahwa dia sudah cukup bugar. Tapi tak cukup menenangkan hatiku.

Maka dari itu, aku berinisiatif untuk menemuinya di kampusnya. Mengingat jadwalku kuliah ku yang lenggang.

Me: dimana?

Naomi: di kampus. Lagi di kantin.

Setelah mengetahui keberadaannya. Aku segera menuju kantin. Kulihat dia tak seorang diri. Ada kinal di sisi kirinya. Ada Sinka di hadapnnya dan ada Veranda disisi bersebrangannya.

"Ka Naomi." Ku serukan namanya dan duduk di sampingnya.

"Loh pika kok ke sini?" Tanya Naomi terkejut seakan tak menyukai keberadaanku.

"Kangenlah Mi sama kamu.. Masa kangen sama aku. Apalagi sama dudut itu dilarang nanti ada banteng ngamukkk. Hahaha." Tawa kinal seorang diri karena kini kami sedang menatapnya tajam akan leluconnya.

"Kamu udah makan Pika? Mau pesen apa?" Tawarnya perhatian. "Baso mau?" Tawarnya aku menggeleng.

Naomi hampir menawatkan seluruh jajanan yang ada namun semua kujawab dengan gelengan.

Kamu (Bukan) FanaWhere stories live. Discover now