18

602 95 58
                                    

Author POV

Kesalahpahaman diantara Frieska dan Naomipun masih terjadi. Mereka berdua masih tak saling bicara. Frieska masih diam dan menghindari Naomi. Sedangkan Naomi hanya mampu menatap Frieska dari belakang.

Sebenarnya kesalahpahaman ini telah berakhir. Melody dan Cindy telah menjelaskan apa yang terjadi. Begitupula veranda dan sinka pun telah menjelaskan status hubungan mereka.

Namun kenyataannya mengetahui kebenaran antara veranda dan naomi tak merubah apapun dalam pikiran Frieska. Bukan tak percaya tapi Frieska mempertanyakan sikap diam Naomi.

"Ini kesalahpahaman tak berarti bukan?" Ucap Frieska. "Tapi hanya saja mengapa dia memperumit semuanya?"

Ya itulah yang ada dipikiran Frieska. Sikap diam Naomi. Frieska yakin ada alasan dibalik sikap Naomi itu.

Di saat semua orang di dekatnya mencoba memperbaiki hubungan merrka dengan memperjelas kesalah pahaman. Tapi mengapa sang pelaku hanya diam? Tak ingin memberikan penjelasan untuk mengungkap kebenaran. Bukankah kesalahpahaman tak berarti ini dapat diselesaikan dengan mudah.

Frieska masih saja menghindari Naomi. Jadwal theater Frieska sudah sangat jarang. Mengingat Frieska selalu menolak jika ada jadwalnya berbarengan dengan kehadiran Naomi. Sedangkan Naomi selalu hadir.

"Ini!" Melody datang ke kamar Frieska memberikan surat. "Itu surat peringatan. Kamu terkena SP satu dati manajemant."

"Apa tak ikut theater termasuk golden rule JKT? Kalau iya, kok aku baru tahu." Ucap Frieska santai.

"Frieska kamu ga bisa membawa masalah pribadi kamu ke dalam Tim. Lagi pula kesalah pahaman ini sudah berakhir bukan? Veranda dan sinka sudah menjelaskan semuanya padamu bukan?"

"Kenapa kamu tak mencoba memperbaiki hubungan kalian? Kamu tak perlu gengsi untuk meminta maaf. Temui Naomi dan selesaikan semuanya."

"Kenapa harus aku? Kenapa harua kalian yang menjelaskan kebenarannya? Mengapa bukan dia sendiri yang datang padaku dan menjelaskan kebenarannya?" Tembal Frieska.

Melody terdiam. Pendapat Frieska sangat di setujuinya. Karena setiap kali Melody mengajak Naomi berbicara tentang masalah ini selalu saja Naomi mencoba menghindar. Melody pun merasakan ada sesuatu yang disembunyikan Naomi. Padahak Melody sudah menuruti keinginan Naomi hanya untuk membuat Naomi menyelesaikan semuanya.

"Besok ada jadwal theater tim k3 dan kamu masuk dalam sususannya. Aku ga mau kamu beralasan lagi. Besok aku akan temani kamu." Ucap Melody yang tak ingin adiknya kehilangan banyak hal karena cinta.

***

Anak tim k3 menyambut kedatangan Frieska dengan suka cita. Naomi pun tersenyum ikut senang dengan kehadiran Frieska.

Frieska membalas sapaan mereka satu persatu. Menghadiahkan senyuman untuk mereka semua. Namun ketika Naomi mencoba mendekat Frieska langsung menghindarinya.

"Kamu ikut aku." Ucap melody pada Naomi.

Naomi mengikuti arah langkah melody yang ternyata menuju toilet.

Terlihat di depan cermin toilet Melody melepat tangan di dada dan telah dengan ekspresi marahnya. Seketika berbalik melihat ke arah Naomi.

"Kamu tahu sendirikan aku, cindy bahkan veranda dan sinkapun telah menjelaskan dan membicarakan kesalahpahaman ini pada Frieska?" Ucap melody.

"Frieska sudah tahu kebenaran hubungan veranda dan sinka. Tapi kenapa hubungan kalian tak kunjung membaik? Kamu tahu kenapa?"

"Karena tak ada seikitpun usaha kamu memperbaiki semuanya!" Bentak Melody. "Frieska ingin melihat usaha kamu, datang padanya membicarakan semuanya. Dia ingin mendengar kebenaran itu dari mulutmu sendiri. Apa sussahnya kamu bilang vernda itu pacar adikmu?''

"Semua itu mudah bukan? Bahkan sagat mudah. Masalah ini masalah yang sebenarnya tak perlu terjadi jikalau kamu berkata sedari awal pada Frieska tentang hubungan Veranda dan sinka. Tapi mengapa kamu tak menceritakannya? Bukankah waktu dan kesempatan sangat terbuka untuk menjelaskannya?"

"Naomi masalah ini seharusnya sudah beakhir kalau saja kamu databg menemui adikku dan menjelaskannya. Tapi mengapa kamu tidak melakukannya?"

"Kamu tahu? Sebagai kakak hatiku hancur melihat adikku hanya berdiam diri di kamar tak melakukan aktifitas seperti biasanya. Aku seakan merasakan kesedihannya. Frieska bukan sekedar bagian dari hidupku tapi dia kehidupanku. Bisakah kamu menganggapnya sama?"

"Bisakah kamubmenganggap Frieska bukan sekedar pacar bukan sekedar seorang yang menjalin status denganmu? Bisakah kamu menjadikannya bagian dari hidupmu? "

"Kalau kamu memang menganggap dia adalah kehidupan kamu. Pasti kamu akan memperjuangkannya. Menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi."

"Terkecuali jika kamu...." melody terhenti dan menatap Naomi tajam. "Kecuali jika kamu memang memiliki perasaan pada veranda sehingga kamu tak memiliki keberanian untuk menjelaskannya."

Naomi tetap diam. Hanya menatap melody yang sudah terbakar amarah.

"Kalau kamu diam seperti ini apa artinya ucapanku benar? Apa artinya kamu memang menyukai veranda?"

Naomi diam dengan pertanyaan Melody. Melody berjalan mendekat ke arah Naomi.

Melody mengangkat jari telunjuknya di depan Naomi. "Kalau kamu hanya ingin mempermainkan adikku, itu artinya aku telah salah besar menilai kamu selama ini."

"Dan kamu telah sukses mempermainkannya. Mempermainkan makna sebuah hubungan. Mempermainkan arti sebuah perasaan. Mempermainkan perasaannya dan mempermainkan kehidupannya. Kamu telah sukses membodohi kami semua dengan cinta kasih palsumh itu."

Plak.
"Itu untuk air mata Frieska."

Plak.
"Itu untuk kesedihan Frieska."

Plak.
"Itu untuk luka yang kamu beri pada Frieska."

Melody hendak menampar Naomi namun seketika Naomi menggenggamn tangan Melody erat. Mereka bertatapan lekat.

"Kamu boleh ini memamparbaku sepuasnya setelah ini." Ucap Naomi menarik melody kedalam dekapannya.

Naomi langsung mencium bibir Melody. Buakan sekedat ciuman menempel saja. Naomi melumat bibir Melody. Melody memberontak berusaha menjauhkan diri dari Naomi yang memeluknya posesif.

Melody mendorong tubuh Naomi. Samoai akhirnya dia menginjak kaki Naomi dan sukses membuatnya terlepas.

Melody mengatur nafasnya. Matanya menggambarkan kesedihan dan amarahnya. Kekecewaan akan sikap Naomi. Kekecewaan yang berbeda dari sebelumnya. Bukan lagi tentang sikap Naomi pada adiknya. Namun sikap seseorang yang dicintainya dan cara dia memperlakukannya.

"Apa seperti ini wujud sesungguhnya sosok yang kucintai? Apa seperti ini kebenaran sosok yang selalu kupuja?" Lirih melody dihati.

Plak. Tamparan keras kembali melayang pada Naomi.

"Ka Mel.. ka.. ma..maafkan aaku. A..ku" ucap naomi terbata dengan menahan tangisnya.

"Kamu gila Naomi." Haridik melody penuh amarah dan berjalan meninggalkan Naomi.

"Yaa aku gilaa Ka. " suara naomi berhasil mengnetikan langkah Melody. "Aku gila karena aku sangat menginginkanmu. Aku gila karena kamu Melody."

"Aku mencintaimu Melody. Sangat mencintaimu."








Tbc

Next Naomi part.

Kamu (Bukan) FanaWhere stories live. Discover now