6

817 94 54
                                    

Author POV

Jadwal kuliah yang padat sama sekali tak menyurutkan niatan Naomi untuk tak pergi ke theater. Walaupun kegiatan kampusnya sudah dimulai dari pukul 7 tadi bahkan sore ini dia masih dalam perjalanan menuju theater.

Kedatangannya kali ini bukan tanpa maksud. Namun jelas bukan untuk theater karena hari ini K3 tidak memiliki jadwal theater.

Apa yang membuatnya bersemangat? Bahkan senyum merekah tiada henti sepanjak perjalanan. Tidak mungkinkan begitu senang hanya karena naik Gojek? Atau mungkin karena mamang Gojeknya cakep? *abaikan kemungkinan yang satu itu.

Jelas kedatangannya menghadiri theater tim J bukan sekedar melihat perform adiknya. Namun ada maksud terselubung dibaliknya. Temu kangen dengan Veranda salah satu tujuannya.

Naomi sudah memasuki backstage. Para mamber tim J menyapanya satu persatu. Sampai matanya tertuju pada dua orang yang bercakap di depan meja rias. Siapa lagi kalau bukan sang adik dan bidadarinya.

"Verandaa." seruan Naomi mengundang perhatian banyak orang. Naomi berhambur memeluk veranda.

"shinta?" ve seakan tak percaya akan kedatangan naomi.

"adiknya gak bakalan disapa nih?" sindir sinka yang disindir hanya nyengir tak jelas. "ngapain ke sini?"tanya sinka judes.

"jemput kamu nduutt." jawab naomi.

"bohong banget." tembal sinka melipat tangannya di dada. "nanti aku dijemout ci cind kok jadi ga usah repot-repot."

"sinkaaa." ve memperingati cara bicara sinka pada kakaknya.

"dibelain teruss." ngambek sinka.

ve tersenyum dengan aksi marah sinka. Ve mengelus puncak kepala sinka. "Kamu siap-siap gih."

Sinka akhirnya luluh dengan ucapan ve. Sinka menjauh dari ve dan Naomi, memberikan mereka ruang untuk saling berbicara.

"Sampai kapan ya kita gini terus?" lirih ve.

"Ya itu gimana kamunya verandaa. Padahal udah dikasih lampu hijau masih aja ga nembak-nembak. Kan bikin kesel."

"Kamu sendiri gimnaa? Masaa harus nunggu ditembak terus?" goda ve membuat namun cemberut dan ve tertawa dengan ekspresi naomi.

"kangen veranda." lirih naomi.

"iya aku tahu. Kamu kesini karena kangen kan?" ucap ve yang dijawab anggukkan oleh Naomi.

"Sini aku peluk, biar mendingan kangennya." ve merentangkan tangannya.

"Ishh kamuu yaa..." Naomi memukul pelan pada tangan ve namun sedetik kemudian dia memeluk ve.

"Gimana mendingan?" Tanya ve memastikan.

"Iyaa mendingan. Ahh Verandaaa kamu emang tau banget akuu sihh." Manja Naomi

Pandangan Naomi terus menatap kearah cermin. Dirinya sama sekali tak ingin menghentikan kegiatan kali ini. Ini sangat nyaman.

Jantung Naomi berdebar ketika dari arah cermin melihat seseorang berjalan mendekatinya. Secara refleks naomi ingin menjauh dari pelukan ve. Namun justru ve semakin erat memeluknya. Samoai akhirnya matanya bertemu, bertemu di balik cermin. Bertatap di balik cermin

"Hmm." Suara dehaman itu akhirnya membuat ve melepaskan pelukkannya. "Ve siap-siap sana." Suara tegas itu langsung membuat ve pergi.

Ve melihat ke arah Naomi. Mulutnya tetap berkomat kamit memberikan isyarat pada Naomi. Begitupun tangannya. Diamana jarinya menirukan bentuk gagang telepon mengisyatatkan bahwa dia akan menelepon Naomi.

Kamu (Bukan) FanaWhere stories live. Discover now