13

634 80 13
                                    

Frieska pov

Hari ini adalah show terakhir Ka Ve. Perasaan jelas campur aduk. Jelas sedih adalah hal yang tak bisa disembunyikan. Karena kita akan kehilangan sahabat seperjuangan. Ekspresi sedih terpancar dari seluruh mamber yang akan terlibat di last shownya.

Sedari kemari Naomi sudah memulai kembali acara theaternya. Kondisinya sudah cukup membaik. Diperayaan ulang tahun acha merupakan show Naomi yang ke 399. Dan tepat di last show ka Ve bertepatan dengan shownya yag ke 400.

Apa semua hanya kebetulan? Atau ka Naomi memang mengharapkan berbarengan denhan ka Ve?

Ayolaaah apa yang aku pikirkan aku mulai mencurigainya lagi. Tak baik aku berpikir buruk tentang hubungan mereka. Jelas mereka bersahabat. Lagi pula bukankah setiap bertemu Ka Ve, naomi selalu mengabariku?

Jadi apa yang aku takutkan?
Bukankah kepercayaan itu adalah penting daalam suatu hubungan?
Tapi bukankah menjaga hati pasangan juga penting?

Tapi aku tak bisa mengutarakan ketakutanku. Aku takut dianggap berlebihan. Bukankah kata mbak Imel pun hubungan tak bisa di Cap dari kedekatannya?

Aku selalu mencoba untuk tidak cemburu. Tapi entah mengapa saat aku mencoba mencari satu alasan untuk menahan rasa cemburuku, justru aku menemukan seribu alasan untuk cemburu.

Seperti kali ini, kulihat mereka sedang duduk bersenda gurau seakan tak ada aku disini. Mereka berpelukan. Terkadang ada ekspresi marah dan tinggkah menggemaskan lainnya.

'Huh' aku hanya menghebuskan nafas berkali-kali menahan gemuruh cemburu yang membakar hatiku.

"Udah dandannya?" Suara itu mangagetkanku. "Udah cantik kok." Pujinya.

"Nih minum dulu." Ucapnya menyodorkan botol air mineral.

"Makasih Ka." Aku tersenyum akan perlakuannua.

Ya inilah hebatnya Naomi sekaan mengerti sitausi amarahkh. Dia langsunga ada di dekatku menyediakan pemadam yang tepat saat hatiku hampir terbakar api cemburu.

"Sini duduk. Aku rapiin rambutnya."

Akuoun menuruti perintahnya. Dudul dihadapan cermin. Naomi berdiri dibelakangku. Menyisir rambut panjangku. Terkadang bercerita akan hal lucu yang membuatku tertawa. Terkadang melontarkan lelucon garing yang ditertawai oleh dirinya sendiri. Dan sering kali memberikan pujiaan membuayku berbunga.

"Makin cantik aja nihh... siapa nihh yang punyaa?" Godanya.

"Ish apa sihh.." ucapku malu. "Yang punyaa yang bentar lagi ketawa ala bencong." Aku balas meledeknya.

"Aku gak akan ketawa ga akan ketawa." Ucapnya menahan tawa dan mengembungkan pipi hingga wajahnya memerah.

"Ihh gitu." Aku pura-pura ngambek.

"Hahhahhaah." Tawa ka Naomi akhirnya terdengar membuatku tersenyum penuh kemenangan.

***

tangis haru biru mewarnai padahal acara saja belum di mulai. kita baru saja berdoa untuk keberlangsungan acara kali ini. tapi kesedihan tak bisa dibendung lagi karena saat saat seperti ini takkan ada lagi tentunya tanpa ka Ve. kita hanya perlu membuat kenangan yang indah di malam ini membuat kesan yang tak terlupakan.

Ka Ve memulain keegena sebagai pembuka show. Melakukan jiko untuk yang terakhir kalinya, dihadiahi sorak sorai para wota.

Kita bukan hanya akan kehilangan Mamber JKT48. Buakan hanya kehilangan sekedar seorang sahabat. Tapi kita kehilangan Sang Ratu Para Idola. Sang Dewi theater. Kita kehilangan salah satu keluarga kita.

Seperti theater yang dilakukan setiao harinya, bukan hanya show menari dan menyanyi diatas panggung. Di panggung ini, kami juga menghadirkan gelak tawa dan seruan penonton saat kami melakukan MC. Dan itu adalah hiburan tersendiri bagi kami.

MC 1; apa yang ingin kalian lakukan pada veranda saat ini?

Chelin meminta ka Ve untuk tos. Ka Ve pun melakukan highfive.

"hmm aku pengen jewer ve." ucap me mbakku mendapatkan giliran kedua dan langsung menjewer ka ve. "jangan nakal ya. jangan nikah duluan." ucapnya.

Aku melirik Naomi. Kalau aku yang nikah duluan gimana mbak? Boleh? Aku mengulum senyum menahan tawa atas imajinasiku.

Selanjutnya ada kinal dan juga lisa. yang membuat mereka berpelukan seperti teletabis.

Sembarinmendengarkan keinginan para mamber. Aku memikirkan apa yang akan aku lakukan pada ka ve.

"yang ingin aku lakukan adalaaaah cubit pipi ka ve." ucap beby mencubit pipi kiri kanan ka ve yang mirip bapau. Hehe piss ka ve.

"ka ve kan cantik pasti belum pernahkah dikatain jelek?" ledek ayana. "jelek...jelek." ledeknya membuat vemengembungkan pipi kesal. "Cepet kaa gaya jeleknya." Perintah ayana.

Veranda mengikuti keinginan Ayana bergaya menirukan monyet berpipi bapau. Hihi lucu bikin gemes. Kalau ada mau di bawa pulang deh..hhehe

"yang ingin aku lakukan ke ka ve sekarang adalaahh cium." ucapan itu membuatku terkejut.

Baa.. bagaimana dia meminta hal itu? Apa dia benar-benar tak menghargaiku?

Kulihat mbak Imel tak kalah terkejut. Dia memandangku, Ka Naomi dan ka Ve bergantian.

Sebisa mungkin aku menahan tangisku. Menhan air mata ketika semua orang sangat menyukai adegan itu.

Aku membuang muka, sama sekali tak ingin menyaksikan kekasihku mencium orang lain tepat di depan mataku. Di depan banyak orang.

Rasanya aku tak ada harga dirinya sebagai kekasihnya. Rasanya aku dipermalukan. Semua orang tahu aku kekasihnya tapi dia justru bersikap mesra pada orang lain.

Aku hanya mampu menunduk menyembunyikan air mata. Air mata kesedihan yang berbeda dari orang lain miliki. Bukan lagi karena last show ka ve tapi karena kekasihku.

"Frieskaa??" Seruan memanggilku. "Kamu mau apa?" Tanya ka ve lembut dan menyadarkanku bahwa kini giliranku.

"Peluk." Jawabku singkat

Kak Ve memelukku. Mengelus ounggungku seakan menenangkan tangisku.

"Maaf ya. Kita ga maksud seperti itu. Ini cuman buat seru-seruan aja." Bisik ka ve menjelaskan padaku.

"Iya ka." Jawabku pura-pura mengerti.

***

Usai show berakhir, para mamber tak langsung membubarkan diri kebelakang backstage. Sebagian besar berfoto terlebih dahulu dengan ka Ve sebagai foto terakhir di atas stage.

Sedangkan aku, aku segera ke backstage. Membersihkan diri dan merapikan diri. Setalah itu merapikan perlengkapanku. Karena aku sudah tak sanggup lagi ada disini.

"Mpries." Aku menghentikan langkah ketika mbak imel menaggilku.

Mbak Imel berjalan mendekatiku. "Aku tahu kamu kesel sama dia. Tapi setidaknya kamu hargai veranda. Ini last shownya." Nasehat melody.

Bukan ku tak ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan ka ve, tapi rasa sakit hatiku takkan bisa berhenti mengalir walau sekejap. Karena aku tak lagi sanggup melihat kedekatan mereka.

"salam ku untuk ka Ve, mbak. Bilang saja aku tak enak badan." Ucapku. "Aku pulang duluan mbak."

"Fries.. frieskaaa.." ku abaikan seruan mbak Imel.

Aku telah keluar dari fx menaiki taxi untuk mencapai apartemant.

To.
Naomi

ga usah cari aku. Aku pulang naik taksi.








Tbc

Kamu (Bukan) FanaWhere stories live. Discover now