Panitera Petaka

135 9 0
                                    

Damar kembali mengintip keluar jendela. Hanya pencahayaan minim dari lentera-lentera yang dipasang oleh para Petugas Siaga Bencana yang telihat. Bahkan rembulan juga tertutup awan. Sudah dua hari dia tidak tidur karena gempa yang terjadi di Desa Supati. Penat sudah menjadi sahabat setianya.

Ia kembali memperhatikan setiap goresan pada kertas-kertas seismograf yang sejak dua hari lalu tak berhenti dipantaunya. Beberapa goncangan kecil terjadi berulang kali sepanjang hari. Gempa kecil dengan skala dua hingga tiga richter juga sempat dicatatnya siang tadi. Seluruh indranya menajam. Sebagai seseorang yang bekerja di titik gempa ia harus selalu waspada.

Instingnya berkata, yang terburuk belum terjadi. Seluruh warga sudah mulai diefakuasi sejak dini hari tadi, namun masih ada banyak orang yang bertahan di rumah, meski tak ada listrik yang menyala. Ia selalu mengkhawatirkan jatuhnya korban. Bencana tak kenal ampun, siapapun bisa menjadi korban selanjutnya, terutama mereka yang tidak terlatih menghadapi bencana.

Gelas memercik air. Damar menangkapnya sebelum jatuh. Seismograf bergerak tak beraturan. Damar kembali mencatat pergerakan yang timbul. Menyalakan radio untuk menghubungi para petugas yang sedang berkeliling. Namun hanya ada keheningan yang memekakan.



___
Genre : Thriller, Disaster

Kumpulan yang TerserakWhere stories live. Discover now