Chapter 13

4.2K 432 17
                                    

Seminggu telah berlalu. Para murid sekolah itu kini tengah menunggu pengumuman hasil ujian yang telah mereka laksanakan. Banya yang merasa deg-degan. Dikelas terasa hening, karena para murid tengah menyatukan kedua tangannya dengan memejamkan mata atau bisa disebut tengah berdoa. Berharap nilai yang keluar memuaskan.

"Oi! Nilai ujian sudah keluar tuh. Apa kalian tak ingin melihatnya? Jika mau, cepat lihat sebelum dibakar sama yang nilainya anjlok" teriak salah satu murid dari kelas itu. Semua murid langsung berhamburan keluar jelas menuju mading sekolah yang berada didekat aula.

Kecuali, Jeon Jungkook. Gadis itu terlihat santai dan seperti tak peduli. Taehyung sang kekasih pun bingung, kenapa perempuan itu tak melihat mading batinnya.

"Apa kau tak mau melihat mading?" tanya Taehyung dan Jungkook hanya tersenyum.

"Jika kau mau melihatnya laihatlah duluan. Aku mau menemui kepala sekolah kita bertemu di Jamwon Hangang Park setelah pulang sekolah nanti" jawab Jungkook sambil tersenyum manis lalu mengecup singkat pipi kiri Taehyung sebelum melangkah pergi keruang kepala sekolah.

Setelah kepergian Jungkook, Taehyung berjalan kearah mading sekolah dan mencoba mencermati setiap nama yang tertera. Satu persatu nama ia baca bukan dari atas kebawah, malah bawah keatas. Aneh memang. Jarinya berhenti diurutan nomor satu. Namanya berada diurutan teratas. Artinya..

Ia juara satu seangkatan? Ya benar, karena otak cerdasnya, ia bisa menjadi siswa dengan peringkat pertama seangkatan tahun ini. Tapi ada satu hal yang membuatnya bingung. Kenapa nama sang kekasih tak tercantum dalam lembaran kertas itu? Setahunya, Jungkook itu gadis yang pandai melebihi dirinya malah.

"Kenapa nama Kookie tak tercantum?" gumamnya merasa heran.

🍂🍂🍂

Ceklek..

Pintu ruangan saat dibuka itu menampilkan ruangan khas seorang kepala sekolah. Ditengahnya terdapat satu meja besar dengan banyak kertas-kertas diatasnya. Satu kursi yang langsung menghadap kearah pintu dan dua kursi dihadapan meja besar itu yang membelakangi pintu.

"Masuklah Kook-ah!" ujar pemilik ruangan itu yang tak lain adalah kepala sekolah.

Gadis yang dipanggil Kook atau lebih lengkapnya Jeon Jungkook itu masuk dan duduk disalah satu kursi yang menghadap langsung kearah sang kepala sekolah.

"Apakah saya akan diterima ssaem?" tanya Jungkook langsung.

"Tunggu dulu! Aku cek karena aku lupa karena banyak berkas yang harus kuselesaikan" kepala sekolah itu langsung membuka satu persatu map penting yang ada didepannya.

"Nah ini dia" ucap kepala sekolah itu girang bagai baru saja menemukan satu karung berlian.

"Bacalah dulu sendiri! Jika ada yang tak kau pahami, tanyakan saja padaku" ucap kepala sekolah itu sambil memberikan sebuah lembar kertas yang terisi dengan tulisan-tulisan yang sangat rapi. Ia memberi waktu beberapa menit sampai suara Jungkook keluar.

"Apa ini benar ssaem?"

"Yes, true"

"God, thanks for helping me get this scholarship, Sir"

"Kau akan berangkat besok pagi jam lima pagi. Dang ingat! Never forget your handsome teacher who lives in Korea"

"I will never forget you. Once again, thank you so much"

🍂🍂🍂

*Jamwon Hangang Park

Kim Taehyung dan Jeon Jungkook. Dua insan yang memiliki wajah bak malaikat itu duduk disalah satu bangku Taman yang berhadapan langsung dengan indahnya sungai Han.

"Kenapa namamu tidak tercantum dikertas mading?" tanya Taehyung yabg sedari tadi sudah menahan rasa penasarannya.

"Entahlah"

"He? Apa maksudmu? Bukankah seminggu full itu kau ikut melakukan ujian?"

"Kim Taehyung"

"Ya?"

"Bisakah kau mempercayaiku?"

"Ada apa denganmu? Kenapa kau terlihat sedih?"

"Kumohon percayalah padaku! Aku tak akan lama, setelah semuanya selesai, aku akan kembali untukmu, karena aku mencintaimu"

"Apa maksudmu? Memang kau mau pergi kemana?"

"Entahlah. Aku ingin melihat sesuatu yang tersembunyi darimu"

"Tersembunyi dariku? Apa? Katakanlah! Kumohon jangan membuatku bingung Kook-ah, aku juga mencintaimu. Kumohon jangan pergi!" Taehyung langsung saja mendekap erat tubuh sang kekasih hati takut bila gadis itu akan pergi.

Chu~

Taehyung langsung mencium bibir peach Jungkook. Jungkook tak melawan saat Taehyung melakukan itu, dirinya menginginkan Taehyung saat ini, sebelum pergi meninggalkan namja tampan itu selama dua sampai tiga tahun dinegeri orang.

Merasa tak ada perlawanan, Taehyung mulai melumat lembut bibir tipis itu. Menyalurkan rasa Kasih sayang untuk gadis yang dicintainya, tanpa peduli bila disekitar mereka masih banyak orang yang berlalu. Sampai sebuah tetes air seukuran biji jagung membasahi pipi Taehyung. Pria pemilik kulit tan itu membuka matanya dan menemukan sang pujaan hati tengah menangis.

"Apa aku menyakitimu?" tanya Taehyung lalu melepaskan tautan mereka. Jungkook hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Lalu kenapa menangis? Kumohon jangan menangis, kau tahukan bila kau menangis itu kelemahanku?!" ujar Taehyung sembari mengusap air mata yang mengalir dari mata Indah Jungkook.

"Ingatlah! I will always love you forever. Even to the point where you will hate me too, I will always love you"

"I will not forget you either"

Setelah mengatakan semua itu dan dijawab oleh Taehyung, Jungkook langsung pergi dari Taman dengan air mata yang mengalir deras dari mata bulatnya.






~Coming Soon~

Ekhm.. ekhm..
Te tes... satu dua tiga tes..

Halu semuanya *dadah-dadah* bertemu denganku lagi dichapter ini.

Bertemu disebuah cerita yang terinspirasi dari sebuah film. Dengan judul yang hampir sama namun beda pemain. Terinspirasi ketika melihat judul dan trailernya saja, padahal belum tahu isi ceritanya hehe.


Ok, jangan lupa tinggalkan jejak berupa VOMMENT! Thanks juga buat yang udah baca, walau kagak divote juga gk papa, yang penting ada yang baca. Itu artinya karya aku udh dihargai. Mau tanya-tanya juga boleh.

©Jungraaa
5 Agustus 2017

taekook; (un)wanted girlWhere stories live. Discover now