Episode 32

27.6K 1.4K 14
                                    

Sebelum turun dari mobilnya beberapa kali Syabila membenarkan Posisi hijabnya. Udah rapi kan ya. Gumamnya.

Oke Syabila, tarik nafas dulu...hembuskan...bismillah.

Di dalam restoran Ray tampak sedikit gelisah, pasalnya dia sekarang sedang menunggu Syabila.

"Kamu sabar aja sayang, nanti juga dateng ko." Melani terkekeh melihat tingkah putra ini.

"Iya bu, Ray sabar ko." Ray kembali melihat ke arah jam tangannya.

Melani hanya menggeleng melihat tingkah putranya ini.

Tak berapa lama Ray melihat kedatangan Syabila dari pintu utama resto. Buru buru Ray menghampiri Syabila.

"Hai, ayo mari sudah ditunggu sama ibu." Ucap ray

Syabila hanya tersenyum kikuk.

"Assalamualaikum tante, maaf Syabila terlambat." Ucap Syabila sambil memcium tangan Melani

Melani pun mengusap kepala Syabil" wah, senang akhirnya ibu bisa ketemu sama nak Syabila. Ini cantik banget loh Ray, beda jauh sama yang difoto, aslinya lebih cantik." Puji Melani berlebihan.

"Makasih tante, tapi Syabila ga secantik itu ko." Syabila mulai salah tingkah, dia tidak menyangka jika ternyata respon dari ibunya Ray sangat baik terhadapnya.

"Ibu, panggil saya ibu. Kamu calon mantu yang ibu mau. Ray memang anak ibu, ga salah pilih gadis." Ucap Melani menggebu.

Syabila benar benar malu karena dipuji berlebihan oleh ibunya Ray.

"Makasih banyak tan...eh...ibu."

"Bu, ajak Syabila duduk dulu dong. Kan kasihan kalau cuman berdiri."

"Oh iya, ibu lupa. Ayo mari silakan duduk nak. Mau pesen apa ayo, Ray kasih buku menunya dong." Ucap Melani heboh sendiri.

Melani benar benar bersyukur jika ternyata wanita seperti Syabila lah yang Ray pilih untuk mendampinginya. Seorang wanita yang bisa menjaga kehormatan dan auratnya.

Setelah selesai dengan pesanannya, Melani tidak sabar untuk mengajak Syabila mengobrol lebih banyak lagi.

"Kata Ray perusahaan kalian lagi bekerja sama ya?"

"Iya bu, kebetulan ternyata perusahaan dari Ray adalah investor utama dalam proyek kami."

"Hmm, gitu. Jadi kalian berdua ketemu diproyek itu ya?" Tanya Melani penasaran.

"Eh, bukan bu." Kali ini Ray yang menyahut dan dia menceritakan semua dari awal pertemuan mereka waktu di depan toilet sampai akhirnya mereka dipertemukan dalam proyek ini.

"Wow, ini tuh dinamakan takdir nak. Ibu senang jika ternyata wanita seperti Syabila lah yang Ray sukai."

Syabila sedikit tersipu malu " iya bu."

"Ray beruntung kan bu?" Ucap Ray bangga

"Iya, tapi kayanya Syabila yang ga beruntung kan?" Melani dan Syabila terkikik sedangkan Ray hanya merengut.

---

"Jadi, bagaimana jawaban kamu Syabila? Tanya Ray saat mereka berada di parkiran.

Syabila yang memang berjalan di depan Ray kini menghentikan langkahnya " apa ada alasan buat saya menunda untuk menjawab atau mungkin untuk  berkata tidak ?"

Dahi Ray mengerut, dia tidak mengerti maksud dari kata kata Syabila barusan "maaf, maksudnya ?"

Syabila menghembuskan nafasnya kasar " jika semua hal yang aku lihat pada dirimu adalah sebuah kebaikan, maka tidak ada alasan buat aku untuk berkata tidak. Cukup mengerti kan dengan maksud aku?"

Mengejar HALALnya Syabila (SELESAI) SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now