Part 1

578 14 5
                                    

"Yeogi buteora, modu moyeora.. we gon' party like, lilililalala.."

Hah! Aku langsung keluar kamar lalu merebut ponsel kakakku yang sedaritadi sibuk memutar lagu tidak jelas itu. Tentu saja kakakku marah dan berusaha mengambil ponselnya yang malang. Dasar kakakku. Dia tidak akan bisa merebut ponsel di tanganku karena tingginya tidak bisa menyamai tinggiku. Bukannya aku sombong tapi ini adalah fakta. Kakakku termasuk ke dalam golongan cewek bertubuh pendek yang tingginya hanya 150 cm sedangkan tinggiku hampir 170 cm. Bisa kulihat wajah kakakku yang geram. Hahaha, lucu.

"Adik sialan, kembalikan ponselku!"

Aku memang jahat karena suka membuat kakak perempuanku kesal seperti ini. Tapi itu kan salahnya juga yang asyik memutar lagu tidak jelas yang membuat telingaku sakit. Selama ini kakakku itu memutar lagu lewat headset atau di kamarnya sehingga tidak membuat keributan di rumah. Tapi kali ini dengan sangat jelas kakakku yang bernama Elyea itu memutar musik dengan salah satu genre yang sangat aku bencikan, yaitu: KPOP.

Korea, K-Pop, drama korea, oppa dan lain sebagainya. Demi Tuhan aku sangat muak dengan semua itu. Elyea sangat membanggakan idola-idolanya. Drama Korea? Itu termasuk salah satunya. Elyea pernah mengajakku menonton drama korea judulnya The Heirs yang dibintangi oleh salah satu aktor korea tampan bernama Lee Minho. Hah, apa coba gantengnya Lee Minho -_-. Tapi begitulah selera orang pastinya berbeda-beda. Karena aku tidak pernah me-respect Elyea yang sangat mencintai segala hal yang berbau Korea, maka peperangan sering terjadi di rumah. Bahkan Ibuku yang sampai turun tangan demi mengatasi peperangan ini.

"Besok kakak sudah tidak ada di rumah kan? Kakak besok mau kuliah di negara oppa-oppa kakak tercinta itu kan? Cih! Seharusnya kakak ngasih waktu-waktu terakhir yang indah, bukan malah menyetel lagu tidak jelas itu."

"Hello.. Kau sih tidak mau tau tentang Korea. Kakak sudah nyerah ngaruhin kamu agar kamu suka Korea. Tapi ya sudahlah."

Akhirnya aku mengembalikan ponsel Elyea sambil berharap agar dia tidak menyetel lagu korea-nya yang bagiku sangat buruk. Elyea menatapku, lalu tersenyum.

"Besok aku sudah tidak disini lagi. Besok aku akan ke Korea dan kuliah disana. Aku pasti akan sangat merindukan adik perempuanku yang bawel ini."

Sebenarnya aku merasa sedih karena besok Elyea akan meninggalkan Indonesia. Elyea itu sangat pintar. Dia sudah lulus S1 jurusan Hubungan Internasional dan akan melanjutkan kuliah S2 di Korea dengan beasiswa. Tentu saja orangtuaku merasa bangga dengan pencapaian kakakku. Sedangkan aku? Ini sangat menyedihkan. Aku merasa tidak bersemangat kuliah padahal aku sekarang semester 6. Aku mengambil jurusan sastra Inggris tapi aku masih merasa bodoh jika dipaksa berbicara Bahasa Inggris. Tidak dengan Elyea. Selain jago bahasa inggris, tentu saja kakakku itu jago Bahasa Korea.

Aku sampai lupa karena aku belum memperkenalkan namaku. Aku Kim Na Na. Panggil saja Nana. Menyedihkan memang karena Ayahku adalah warga Korea sedangkan aku sangat membenci Korea. Entahlah apa yang membuatku tidak menyukai negara ayahku itu, yang jelas, aku sangat membenci Korea dan selama-lamanya tidak akan pernah menyukai segala hal yang berbau Korea. Ibuku adalah warga Indonesia asli. Dulu, Ibuku kuliah di Korea lalu bertemu dengan Ayah. Ajaibnya, Ayah mendapat pekerjaan di Indonesia dan jadilah seperti ini.

Aku ingin mengakui satu hal. Ini sangat berat aku akui tapi aku lumayan bisa berbahasa Korea karena paksaan Ayah. Aku sangat mencintai Ayah jadi aku tidak ingin membuatnya kecewa. Susah payah aku belajar bahasa korea dan sekarang di usiaku yang hampir menginjak 21 tahun ini aku sudah bisa berbahasa Korea walau tidak selancar kakakku.

"AAAAA.. Aku akan bertemu dengan oppa-oppa tampan disana dan aku akan menonton setiap konser yang ada disana dan..."

Ya. Dia adalah seorang fangirl. Sama seperti aku, tapi aku bukan kpopers, melainkan Directioners. Ya. Aku sangat mengidolakan One Direction. Untungnya Elyea tidak terlalu mempermasalahkan aku mengidolakan siapa padahal di fandomku, kami sering bertengkar dengan Kpop, terutama masalah vote. Tapi jelaslah One Direction lebih baik daripada boygroups Korea kan?

Last Dance | GDRAGONOnde histórias criam vida. Descubra agora