Epilog

258 16 0
                                    

Di persimpangan jalan yang sepi, langkahku terhenti sesaat. Sakit. Sakit sekali. Aku menangis. Tangisanku cukup keras dan menyakitkan. Jiyong, apa benar aku tidak bisa memilikimu? Sadarlah, Na! Kau tidak boleh egois karena perasaan ini. Tidak semua keinginanmu akan terwujud di dunia ini meski kau sangat menginginkannya.

Mengapa di saat-saat seperti ini aku malah membayangkan kenang-kenangan yang pernah aku lalui bersama Jiyong? Kenapa? Kenapa aku tidak bisa melupakannya? Oh shit! Nafasku terasa sesak. Yang aku butuhkan hanyalah sebuah pelukan untuk menenangkanku. Itu saja.

Tiba-tiba saja jantungku berdetak kencang. Apa ini? Sentuhan apa ini? Aku merasa ada seseorang dari belakang yang memelukku dengan erat dan menjautuhkan wajahnya di atas bahuku. Pelukan ini....

"Maafkan aku, Kim Na Na. Tadi itu G-Dragon, bukan Kwon Jiyong."

Apa? Kenapa... Kenapa Jiyong datang kemari sambil memelukku dengan sangat erat seakan-akan dia tidak ingin melepasnya? Cukup lama Jiyong memelukku, aku menyadari posisinya sekarang. Jiyong berada tepat di depanku. Sial. Senyum mautnya itu bisa saja membunuhku saat ini juga. Tapi untuk apa dia kemari? Bukannya dia tidak ingin melihatku lagi?

"Ji.. Jiyong... Kkau.." Ucapku gemetaran.

Jiyong masih tetap tersenyum. Aku baru sadar kalau dia menggenggam tanganku dengan erat. Siapapun tolong jelaskan situasi ini, aku sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Atau apa ini hanya ilusi saja?

"Aku mohon kau jangan marah karena tadi itu aku.." Jiyong menghentikan ucapannya sebentar. "Karena tadi itu aku mengerjaimu, hehe.." Lanjutnya.

Refleks aku memukul bahunya. Dia bilang dia mengerjaiku? Apa-apaan ini? Lihat, Jiyong tertawa atas kemenangan yang diraihnya. Dasar Jiyong!

"Jujur saja, tadi aku hampir ingin tertawa melihat wajah putus asamu itu karena cintamu ditolak oleh lelaki yang sangat kau cintai.." Ucap Jiyong yang masih dalam tawanya.

Haruskah aku bahagia sekarang? Tapi perasaan yang aku rasakan adalah kesal sekali dan ingin memakan manusia dihadapanku ini hidup-hidup. Tapi ada juga perasaan malu. Awas kau! Aku ingin balas dendam atas kelakukan Jiyong, tapi bagaimana caranya? Apa sebaiknya saat ini juga aku meninggalkannya dan pura-pura bilang kalau aku sudah tidak mencintainya lagi? Ah...

"Aku mencintaimu.." Ucap Jiyong dengan suara yang sangat lembut.

Tadi aku menangis karena sedih. Namun kini aku menangis bahagia. Tapi aku tidak percaya kalimat yang barusan Jiyong katakan. Dia mencintaiku?

"Na, aku tau ini pasti sangat sulit. Tapi aku berjanji akan selalu membuatmu percaya kalau aku benar-benar serius mencintaimu. Mengenai lagu itu, aku malu mengatakannya tapi aku tulis karena mendapat inspirasi darimu. Aku cengeng ya.."

Aku tersenyum. "Kau memang cengeng, bahkan sangat cengeng. Tapi aku tetap mencintaimu."

Aku gagal mengerjai Jiyong. Tapi tak apa. Aku sangat bahagia sekarang. Aku harap Jiyong tidak mengerjaiku kali ini. Kalau ini hanya permainan, berarti dia sangat keterlaluan.

"Kau mau kan jadi partner hidupku?" Tanya Jiyong.

"Ya, aku mau!" Jawabku.

"Nah gitu dong, aku benci melihatmu menangis. Tapi, kau sanggup kan hidup bersamaku? Aku berbeda dari Taka. Hubungan ini akan sangat keras. Aku takut jika sewaktu-waktu kau meninggalkanku karena kau menyerah."

Ada yang menyesakkan pada kalimat yang diucapkan Jiyong. Ya, aku mengerti. Bukan aku saja yang mencintai Jiyong. Ada banyak gadis di dunia ini yang mencintainya. Pasti ada fansnya yang menentang hubungan kami lalu membuatku terpojok. Aku sudah membayangkan semua itu karena dulu aku pernah menjadi fangirl dan rasanya pasti menyakitkan saat melihat idolamu taken sama gadis yang mereka cintai.

"Aku akan selalu ada untukmu sebagai seseorang yang mencintaimu dengan tulus dalam dunia nyata, juga sebagai fansmu. Aku sudah memikirkan resiko-resiko yang aku dapatkan. Tapi aku berjanji, apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku tau pasti rasanya sangat menyakitkan apalagi saat kita jauh. Tapi jika kita percaya satu sama lain, aku yakin semuanya akan menjadi mudah." Ucapku.

"Aku tau, kau adalah gadis yang kuat." Ucap Jiyong.

Terakhir, kami berpelukan dengan penuh cinta dan kehangatan. Aku menangis dipelukan Jiyong. Jiyong juga, kurasa lelaki itu sedang menangis. Ah, aku mencintainya, Tuhan! Tolong jangan hilangkan perasaanku padanya.

"Aku mencintaimu.." Ucap Jiyong.

"Aku juga mencintaimu.." Balasku.

Ada yang bilang di dunia ini tidak ada yang abadi. Tapi aku yakin di kehidupan selanjutnya akan abadi. Sama seperti lirik lagu milik Jiyong, bahkan di kehidupan mendatang, aku ingin bertemu denganmu dan mencintaimu lagi, seperti yang kita lakukan dulu.

"Hei.." Ucap Jiyong. Dia masih memelukku.

"Apa?" Tanyaku.

"Apa kau tidak merasa shock ketika tau kalau aku G-Dragon?" Tanya Jiyong.

Sialan. Haruskah kita membahas hal yang sangat memalukan itu?

***

END!

Diselesaikan pada tanggal 18 Agustus 2017 bertepatan dengan hari ulang tahun abang Kwon Jiyong tercinta pada jam 08:52! Ini benar-benar luar biasa karena ini kedua kalinya gue nyelesaiin fanfict di tanggal 18 Agustus karena yang waktu itu di hari ulang tahun Cakka karena kalian berdua lahirnya di tanggal yang sama, duh so sweet. Besok giliran gue yang ultah muehehehehe... Happy birthday ya sayang semoga panjang umur dan sehat selalu. Harus selalu sama BIGBANG dan kalian cepet kembali :'v.

Ini adalah fanfict ke-18 yang aku selesaikan pada tanggal 18 dihari terakhir usiaku berusia 18 tahun. Terbaik! :v

18 Agustus >< 19 Agustus

Kwon Jiyong BIGBANG

Last Dance | GDRAGONWhere stories live. Discover now