Part 18

84 9 0
                                    

Apa aku terlalu jahat pada Mama? Mama terus saja menanyakan kapan aku kembali ke Jakarta agar dia merasa tenang. Tapi selama aku memberi kabar ke Mama, mama pasti akan merasa tenang. Apa sebaiknya aku berbohong kalau aku sudah tiba di Jakarta? Tapi tidak mungkin. Pasti Mama menanyakan hal itu pada saudara-saudaranya apakah aku sudah di Jakarta atau tidak. Namun sejauh ini aku bisa meyakinkan Mama kalau aku baik-baik saja di Lombok.

Nanti malam, aku harus mempersiapkan diri demi membalas kebaikan hati Jiyong. Aku akan makan malam bersamanya dengan memakai seluruh barang-barang mewah yang dibelinya, termasuk dress itu. Ya sesekali aku ingin menjadi diriku yang lain. Aku ingin mencoba hal yang baru walau aku sendiri tidak yakin.

"Bagaimana tidurmu?" Tanya Jiyong.

"Sangat nyenyak." Jawabku.

"Padahal kau kemarin bangun jam enam tapi malamnya kau bisa tidur dengan nyenyak."

Aku memang hobi tidur, apalagi jika suasananya seperti ini. Bisa saja aku tidur sepanjang hari. Tiba-tiba saja Jiyong menarik tanganku. Apa dia ingin mengajakku pergi ke suatu tempat?

"Kau mau membawaku kemana?" Tanyaku.

Tidak ada jawaban. Aku pasrah saja. Tapi aku yakin tempat ini aman-aman saja dan Jiyong tidak akan melakukan kejahatan disini.

"Jadi ini.." Ucapku.

Aku menemukan sebuah piano yang sedang duduk manis di tengah-tengah ruang itu. Jadi Jiyong memesan ruang musik juga? Tapi kenapa hanya ada piano disini? Kalau boleh jujur, aku cukup pandai bermain piano meski tak sepandai pianis-pianis terkenal.

"Biar kutebak, pasti kau ingin menyuruhku menyanyi sambil bermain piano?" Tanyaku.

Jiyong menjawab pertanyaanku hanya dengan sebuah senyuman. Dia mengajakku duduk di kursi piano yang sudah disediakan disana. Aku pun duduk dan mendadak canggung. Aku tidak pandai menyanyi tapi aku suka meng-cover lagu. Kata teman-temanku, suaraku bagus tapi aku tidak percaya.

"Aku yang menjadi penontonnya disini."

Kulihat Jiyong duduk menjauh dariku. Sepertinya dia ingin sekali mengetahui seberapa bagusnya aku dalam hal musik. Baiklah jika itu maunya. Tapi lagu apa yang akan aku nyanyikan? Bagaimana jika aku lupa nada-nadanya atau liriknya? Sungguh aku merasa canggung dan sedikit merasa takut.

"It's ok. Aku tak akan membunuhku jika kau melakukan kesalahan. Tapi aku percaya padamu kalau kau pasti bisa melakukannya."

Seakan-akan Jiyong sudah tau kalau aku ini lumayan bisa bermain piano, karena itulah dia menyuruhku bermain piano. Dasar Jiyong! Baiklah. Atur nafasmu lalu bermainlah dan anggap tidak ada siapa-siapa disini.

Aku pun memulainya. Denting-denting piano mulai terdengar. Aku tau lagu apa yang harus aku nyanyikan dan aku yakin Jiyong pasti tau lagu ini.

"Mianhae mianhae hajima, naega chorahaejijanha

Ppalgan yeppeun ipsullo, eoseo nareul jugigo ga

Naneun gwaenchanha, majimageuro nareul barabwajwo

Amureochi anheun deut useojwo, nega bogo sipeul ttae

Gieokhal su itge, naui meorissoge ne eolgul geuril su itge.."

Siapa sih yang tidak tau lagu Eyes, Nose, Lips milik Taeyang? Aku jatuh cinta dengan lagu itu. Aku jatuh cinta dengan suara Taeyang. Awalnya aku ragu menyanyikan lagu ini karena aku hanya bisa merusak lagu itu saja. Tapi aku mencoba untuk percaya diri.

Last Dance | GDRAGONWhere stories live. Discover now