BAB 36 POISON!

8.2K 1K 89
                                    


Sirius memainkan gelas di tangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sirius memainkan gelas di tangannya. Dia tidak ingin mabuk sebenarnya, tapi dia gelisah. Ingin rasanya dia kembali kerumah keluarganya Bintang dan membawanya pergi dengan paksa.

Tapi sikap Bintang yang tidak mau melawan keluarganya yang membuat Sirius kini lebih suka menenggelamkan dirinya dengan minuman keras.

"Kak." Suara itu membuat Sirius mengangkat wajahnya,dan melihat Keysha sudah berdiri di ambang pintu rumahnya. Kenapa wanita itu ke sini?
Rio dengan cepat bangkit dari duduknya. Sedikit terhuyung saat melangkah mendekati Keysha.

" Apa yang kamu lakukan di sini?" Sirius mencoba untuk menegakkan tubuhnya. Tapi efek alkohol membuatnya limbung dan saat itulah Keysha mencoba untuk menangkap tubuhnya.

"Kak kamu terlalu mabuk. Biarkan aku merawatmu." 

Sirius mencoba untuk mendorong tubuh Keysha. Dia tidak mau di sentuh oleh siapapun. Tidak.

" Kak aku mohon. Jika dalam hidupku ingin berbuat baik. Aku ingin merawatmu itu saja. Aku tahu kamu sedang terpuruk saat ini."

Sirius kini mencoba menegakkan tubuhnya lagi dan menatap Keysah. Wanita itu tampak cantik memang, tapi tidak ada lagi yang cantiknya melebihi Bintang, istrinya.

" Huaaaahhhhh!" Sirius berteriak saat teringat lagi wajah Bintang. Dia terlalu frustasi untuk saat ini.

"Kak ijinkan aku merawatmu. Hanya untuk mala mini."

Sirius kini menatap Keysha lagi. Tapi perlahan wajah Keysha menjadi dua. Dan bahkan membayang.

Sirius mengerjapkan matanya sekali lagi, tapi kemudian kegelapan memeluknya.

*****

Sirius mengerang saat merasakan kepalanya terasa begitu berat dan sakit. Dia mengerjapkan matanya sekali lagi. Hangatnya mentari menyentuh wajahnya melalui kisi-kisi jendela yang ada di dalam kamarnya.

" Ahhh" Sirius mengerang lagi. Dia pasti terlalu mabuk semalam. Dia mengutuki dirinya sendiri karena kebodohannya itu. Harusnya dia berjuang untuk mendapatkan Bintang, bukannya malah menenggelamkan diri dengan minuman keras.

"Halo Rio?" Sirius terlalu terkejut saat mendengar suara itu. Wanita yang di rindukannya itu kini tengah membuka pintu kamarnya.

" Bintang?" Rio sangat terkejut saat melihat istrinya itu. Sirius bahkan mengerjapkan matanya berkali-kali. Mengira dia masih mabuk atau bermimpi.

Bintang tersenyum dan melangkah mendekati kasur. Kali ini Sirius terlalu gugup untuk melihat keadaan dirinya.

"Aku minta Kak Marsha untuk mengantarkan kemari. Aku belikan bubur ayam untukmu." Bintang mendekatinya dan meletakkan bungkusan yang di bawanya di atas nakas. Tapi kemudian mengernyitkan keningnya saat menatapnya.

" Kamu memang kalau tidur selalu bertelanjang dada begitu?"

Sirius langsung menunduk untuk melihat kondisinya dan dia terlalu terkejut dengan apa yang di lihatnya.

Dia memang bertelanjang dada dengan selimut putih menutup sebagian tubuhnya. Dan saat dia mengangkat selimut itu, dia membelalak.

Di balik selimut itu dia tidak memakai apapun. Lalu dia memejamkan matanya. Sekilas ingatan semalam terlintas di otaknya.

Bagaimana dia mabuk dan ada Keysha.

"Keysha!" Tanpa sengaja dia meneriakkan nama itu. Membuat Bintang menatapnya dengan bingung.

" Keysha?"

Sirius langsung menggelengkan kepalanya.

" Ah maksudku kenapa kamu ada di sini?"
Bintang kembali mengernyitkan keningnya. Tapi kemudian istrinya itu tersenyum. Lalu duduk di tepi kasur di sebelahnya.

" Eh untung pagi ini Kak Marsha datang. Dan aku bilang sama papa, mau pergi sama Kak Marsha ke pasar buat beli sesuatu. Tapi aku minta tolong kepada Kak Marsha untuk mampir ke sini. Aku khawatir kamu tidak sarapan pagi ini."

Hati Sirius menghangat saat mendengar itu. Dia langsung menegakkan tubuhnya dan kini duduk bersandar pada ranjang. Lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh jemari Bintang.

Istrinya itu tidak menolak bahkan membalas genggaman tangannya.

"Kamu baik sekali terimakasih."

Bintang menganguk lagi. Lalu kini mengusap rambutnya sendiri dengan canggung.

" Aku hanya ingin kamu kuat Rio. Sama sepertiku. Kalau kita memang jodoh, percayalah aka nada jalan untuk kita."

Sirius mengangguk mengiyakan. Dia makin menarik lengan Bintang untuk mendekat kepadanya.

Pagi ini Bintang tampak berbeda. Dia melunak dan mau disentuh olehnya.

"Aku akan kuat Bin, demi kamu. Jadi sekarang aku sudah boleh menyentuhmu kan?"

Sirius melihat pipi Bintang merona, sungguh sangat cantik.

" Jangan mesum pagi-pagi . Di bawah ada Kak Marsha. Aku hanya ke sini untuk mengantar sarapan, dan setelah itu pulang. Takut papa akan curiga kalau aku pergi terlalu lama."
Sirius memberengut mendengar ucapan Bintang.

Dia segera menarik Bintang untuk jatuh ke dalam pelukannya. Karena terkejut Bintang menjerit saat tubuh mereka saling menempel.

Kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh Sirius. Dia segera melingkarkan tangannya di bahu Bintang dan membuat wanita itu menatap wajahnya. Sirius seger menunduk untuk mengecup bibir yang selalu dirindukannya itu.

Bintang tidak menolak, bahkan wanita itu memejamkan matanya. Sirius makin percaya kalau Bintang memberinya lampu hijau untuk menciumnya.

Bibirnya bergerak dan mengusap bibir Bintang. Lembut dan manis terasa. Bintang menggumam tak jelas, tapi menyambut ciumannya.

Sirius bahkan memejamkan matanya untuk menikmati kelembutan bibir itu. Akhirnya. Bintang menyerahkan diri. Dan itu membuat hati Sirius membuncah dengan kebahagiaan.

"Kak Rio?"

Sirius terlalu terkejut saat kehangatan itu terputus. Dia bahkan membuka mata perlahan dan terkejut mendapati Bintang sudah menjauh darinya. Bibirnya terlihat basah dan membengkak sisa ciumannya. Nafasnya memburu. Tapi tampak menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

Sirius membelalak lagi saat melihat Keysha sudah berdiri di ambang pintu kamar mandinya. Dengan hanya berbalut handuk sempit menutupi tubuhnya.


BERSAMBUNG



HUUHUHUHU HAYOHLOOHHH... UI UI...KABOOOR AAAHHH

H@NY@ S@TU BINTANGWhere stories live. Discover now