Bab 29 I love You!..

9.8K 1.3K 84
                                    

Bintang menatap Rio yang tertidur pulas di atas kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang menatap Rio yang tertidur pulas di atas kasur. Pria itu mabuk. Meski belum berat tapi Bintang tahu kalau Rio mabuk. Saat mendekat dan mencium bau alkohol dari nafas Rio.

Kemarin Sore Rio mengucapkan kata-kata yang kacau. Dari mengucapkan ingin menciumnya, lalu tertawa saat dia merogoh saku celananya dan memberikan Bintang hadiah lagi. Kali ini sebuah gelang yang berinisial namanya.

Pria itu lalu membuatnya tertawa Dengan cerita konyolnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu lalu membuatnya tertawa Dengan cerita konyolnya. Bintang terkejut dengan sikap Rio yang sangat santai. Berbeda dari biasanya.
Bahkan saat makan malam Rio tampak bisa membaur dengan keluarganya.

Tapi Rio akhirnya berpamitan lebih awal dan mengatakan sakit kepala. Dan benar saja saat Bintang masuk ke dalam kamar pria itu sudah tertidur lelap.

Bintang yakin sebelum pulang Rio meminum alkohol. Sepertinya pria itu benar-benar frustasi.

"Bin."

Bintang menoleh dari tempat duduknya. Hari sudah pagi, bahkan menjelang siang. Dia tadi sempat mengantar seluruh keluarganya berpamitan pulang ke rumah masing-masing. Marsha pun ikut berpamitan. Jadi di rumahnya ini kembali dia dan Rio berdua.

Saat ini dia tengah menyisir rambutnya di depan meja rias yang ada di samping ranjang. Mengamati Rio yang menggeliat dan memanggil namanya.

"Bin, i love you."

Bintang mengernyitkan keningnya mendengar ucapan Rio. Pria itu masih tampak tertidur pulas. Mengigaukah dirinya?

"Bin, maafkan aku. Please."

Bintang menghela nafasnya. Menatap iba Rio yang tampak gelisah dalam tidurnya. Perlahan dia beranjak dari kursinya dan melangkah menuju kasur. Duduk di tepinya lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh kening Rio.

Dan benar dugaannya pria itu demam. Keringat dingin bahkan kini tampak membasahi keningnya. Bintang menghela nafasnya lagi. Kenapa Rio sampai seperti ini?

Dengan sigap Bintang langsung beranjak untuk mengambil peralatan mengompres Rio. Dia memang masih tidak suka dengan perbuatan Rio kepadanya. Tapi Rio masih suaminya. Dan kewajibannya merawat Rio masih menjadi tanggung jawabnya.

H@NY@ S@TU BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang