Bab 20 Confused!

8.8K 1.2K 88
                                    

"Aku ingin merawat anakmu Kak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ingin merawat anakmu Kak." Suara Keysha membuat Sirius menatap wanita yang kini terlihat lemah dan duduk di depannya itu. Sore ini jadwal Keysha kembali cuci darah. Karena kemarin dia tidak sempat menemani maka saat inilah Sirius berada di sini.

"Key, bisakah kita bicarakan ini lain kali? Kita fokus kepada kesehatanmu dulu."
Sirius kini menatap Keysha yang tampak memberengut. Wajah cantik itu tampak sangat pucat. Sirius sendiri tidak tega melihatnya. Hatinya teriris perih setiap mengingat itu semua.

"Tapi aku ingin punya anak darimu kak. Aku ingin menjadi wanita yang sempurna untukmu. Aku ingin...tapi aku tidak bisa. Kakak bisakah rasakan ini semua kak?" Sirius menghembuskan nafasnya dengan frustasi saat melihat Keysha kembali berteriak histeris.

Sudah ratusan kali Keysha selalu mengatakan itu. Harusnya memang, harusnya mereka sudah bahagia bersama. Tapi penyakit Keysha ini yang menghalangi semuanya.

Sirius menggenggam jemari Keysha. Meremasnya dengan kuat dan kini mengusap air mata yang mengalir membasahi wajah Keysha.

"Key. Kita sudah membahas ini sejak satu tahun yang lalu. Aku ingin berada di sampingmu dan menjadi milikmu. Apapun yang terjadi Key. Tak peduli aku ingin punya anak atau tidak. Aku hanya ingin bersamamu."

Sirius menghela nafasnya. Dulu, ucapannya itu mungkin memang bisa dibenarkan nya. Tapi sekarang dia merasakan sembilu mengiris perlahan hatinya.

Ada seorang istri yang dinikahinya secara resmi menunggunya di rumah dan sudah mulai di sayanginya. Keysha hanya...

Sirius menggelengkan kepalanya lagi. Takut semua pemikirannya akan membuat Keysha curiga. Wanita di depannya ini terlalu lemah.

"Kak. Aku ingin menikah denganmu dan menjadi istrimu. Tapi sejak dulu kamu hanya menganggap ku adik. Iya kan kak? Terlebih saat aku di vonis sakit ini, kakak di sini hanya menghiburku karena permintaan Mama."

Sirius langsung menggelengkan kepalanya. Dia tidak menyangka Keysha akan mengucapkan itu. Benarkah selama ini Keysha sudah mengetahui semua kesepakatan dengan mamanya?

"Nona Keysha Alvaro, saatnya masuk ke ruangan ya."

Suara perawat memutus percakapan mereka. Sirius mengangguk kepada sang perawat yang mendekati brankar.

"Kamu masuk dulu ya? Kakak di sini."

Keysha hanya mengangguk dan menurut saat perawat mendorong brankar dorong itu masuk ke dalam ruangan yang sudah di sediakan.

Sedangkan Sirius sendiri menatap pintu yang tertutup itu. Dia bersandar di dinding di belakangnya. Merasa begitu kalut saat ini.

Suara dering ponselnya membuat Sirius meraih ponsel yang ada di dalam saku celananya.

'Bintang calling'

Dia menatap layar ponsel yang menunjukkan panggilan dari Bintang. Segera dia menegakkan tubuhnya dan menempelkan ponsel di telinganya.

"Ya Bin?"

"Rio kamu di mana? Aku habis periksa ni dari dokter. Harusnya kamu anterin aku kan? Tapi kamu juga pasti sangat sibuk. Jadi aku naik mobil sendiri. Tapi tiba-tiba dokter mengatakan aku harus bedrest karena ada flek. Katanya aku kecapean. Aku tidak mau membuat Mama sama papa khawatir. Ataupun Kak Adrian. Jadi kalau kamu sudah pulang nanti bisakah kamu ke rumah sakit?"

Mata Sirius membelalak. Dia terkejut dengan penuturan Bintang. Kenapa dia bisa lupa kalau ini jadwal periksa kandungan Bintang?

Dia segera memasukkan ponsel ke dalam sakunya. Bergegas beranjak keluar dari tempat dimana dia berada.

******

Saat akhirnya Sirius sampai di rumahn sakit tempat Bintang dirawat. Dia langsung menuju kamar yang di maksud.

Mengetuk pintu secara perlahan pintu berwarna putih di depannya. Dia tidak bisa meredakan degup jantungnya. Terlalu khawatir dengan keadaan Bintang.

"Rio."

Bintang kini duduk di atas brankar dengan bersandar di bantal. Selimut putih menutupi sebagian tubuhnya.

"Bagaimana keadaanmu?"
Sirius langsung mendekati brankar. Kali ini  melihat senyum yang membuat wajah Bintang semakin cantik. Kenapa Bintang masih bisa tersenyum? Padahal harusnya Bintang marah kepadanya.

"Alhamdulillah kandungannya tidak apa-apa. Hanya aku mungkin terlalu kecapekan ya? Maafin aku ya kemarin pergi belanja sendiri."

Hati Sirius kembali mencelus mendengar penuturan Bintang yang sangat tulus. Inikah wanita yang telah di bohongi dan dikhianatinya?

Sirius menyugar rambutnya lagi. Terlalu bingung dengan ini semua.

"Kamu tidak salah. Aku yang tidak bisa mengantarkanmu dan membiarkan kamu pergi sendiri. Sekarang kamu tidurlah."

Sirius menyentuh ujung selimut dan membuat Bintang merasa hangat.

Tapi Bintang menggelengkan kepalanya.

"Aku tadi sudah tidur terus. Bosen. Lagipula aku tidak berani menyalakan ponsel, kamu tahu Sendiri nanti kalau tiba-tiba papa telepon atau Kak Adrian?"

Bintang mengerjapkan matanya. Lalu menatap dengan tatapan memohon.

"Ehm aku belikan majalah atau novel bisa gak? Bosen ini."

Bintang masih tampak tersenyum riang. Kenapa istrinya itu terlihat begitu tegar? Kenapa Bintang tidak merajuk ataupun marah kepadanya? Kenapa Bintang membuat ini menjadi semakin Sulit?

"Bin, kamu tidak perlu bersikap seperti ini. Kalau aku salah kamu bisa marah kepadaku. Maafkan aku."

Sirius menatap Bintang yang kini malah menatapnya dalam diam. Istrinya itu tidak bisa di tebak. Raut wajahnya tetap terlihat tenang.

Alih-alih melihat Bintang marah kali ini wanita di depannya itu malah tersenyum dengan lembut.

"Buat apa aku marah sama kamu Rio? Buat apa aku menyalahkanmu? Toh ini bukan salah siapa-siapa. Aku berada di sini karena itu merupakan cobaan kan? Dan mungkin aku juga di suruh introspeksi diri. Aku di suruh sadar kalau aku ini sudah seorang istri yang tengah hamil. Tak seharusnya kemarin aku pergi  main sampai lupa waktu dan kelelahan."

Ya Tuhan! wanita ini tercipta dengan sempurna. Tutur katanya yang lembut dan sikapnya membuat Sirius tercengang. Dirinya semakin merasa berdosa kepada Bintang. Tidak seharusnya dia memiliki istri yang begitu baik. Tidak pantas untuknya.

Bersambung

Lagi pingin buat Sirius kelimpungan ekekwkskw....

N
Hayohlooohh...

H@NY@ S@TU BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang