Bab 22 Bayangan!

8.3K 1.1K 38
                                    

"Sudah saya bilang Bintang tidak boleh terlalu banyak pikiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah saya bilang Bintang tidak boleh terlalu banyak pikiran. Itu akan berpengaruh kepada kondisi kesehatannya. Janinnya rentan, saya mohon untuk Bapak Sirius dan juga Marsha."

Bintang menghela nafasnya mendengar ucapan Dokter Danu. Dokter kandungan yang menanganinya.
Lalu menatap dua pria yang kini sedang di obati luka-lukanya. Bintang tidak menyangka kalau Marsha akan memukul Rio. Dan juga tidak menyangka kalau Rio akan membalas pukulan Marsha.

Maka terjadilah baku hantam di taman. Bintang hanya bisa berteriak histeris dia menatap kedua pria itu yang saling adu jotos.

Akhirnya kedua pria itu bisa dilerai meski wajah mereka sama-sama lebam.
Kini Bintang hanya bisa terduduk di atas brankar. Menatap Rio dan Marsha yang saling terdiam karena dimarahi oleh Dokter Danu.

"Iya dok maaf." Kali ini suara Marsha membuat Dokter Danu hanya menggelengkan kepalanya. Bintang tahu kalau Marsha adalah atasan Dokter Danu Tapi sikap pria itu sungguh sangat rendah hati.

Sedangkan Rio sejak tadi hanya diam tapi matanya tak beralih darinya. Dan hal itu membuat Bintang jengah.

"Bintang, kamu istirahat saja ya. Jangan banyak pikiran. Kamu tidak boleh terlalu diforsir." Dokter Danu kini menatap Bintang. Yang membuat Bintang langsung tersenyum dan mengangguk.

"Siap dok." Dokter Danu mengangguk lalu berpamitan. Dan dua perawat yang merawat luka-luka Sirius dan Marsha juga ikut pergi.

Kini hanya ada dia dan Rio serta Marsha. Dia tidak ingin semuanya menjadi rumit lagi.

"Kalian berdua silakan mau meneruskan berkelahi. Aku lelah dan mau tidur." Bintang menatap Rio yang sudah beranjak dari duduknya. Lalu menatap Marsha yang tengah mengambil jaketnya.

Tapi seperti diingatkan lagi, dua pria itu hanya mengangguk. Bintang menatap Marsha yang kini mengerlingkan mata kepadanya.

"Maafkan kakak ya Bin. Kamu istirahatlah. Gak usah dipikirin ya. Kakak juga gak akan ngasih tahu Adrian dan keluargamu. Ok. Kakak pulang dulu ya." Marsha mengangguk hormat kepadanya lalu tanpa menoleh lagi pria itu melangkah keluar dari kamar.

Bintang kembali menghela nafasnya. Dia sedang tidak ingin berbicara dengan Rio.

"Kamu tidurlah." Tiba-tiba Rio sudah melangkah mendekati brankar. Membenarkan selimut  Bintang dan membantu Bintang untuk berbaring.

Bintang hanya menurut dan memejamkan matanya. Dia tidak mau mengkonfrontasi masalah dengan Marsha.

"Maafkan aku. Tadi aku hanya merasa kesal karena pria itu.."

Bintang membuka matanya dan menatap Rio yang kini berdiri termangu di samping brankar. Wajahnya lebam
Pelipisnya bahkan di perban karena hantaman tangan Marsha tadi.
Sebenarnya Bintang merasa kasihan dengan Rio. Kondisi wajah Rio tampak memprihatinkan daripada Marsha.

"Aku sudah tidak ingin membahas itu. Aku lelah. Aku juga minta maaf tadi berduaan dengan Kak Marsha. Dan maafkan tindakan Kak Marsha. Dia hanya melindungi ku."

Ucapannya membuat Rio kini menyugar rambutnya. Tatapannya tampak muram saat ini.

"Maafkan aku." Tiba-tiba Rio sudah terduduk di sebelahnya. Meraih tangannya dan menggenggamnya erat.

"Aku malah membuatmu menjadi sakit Bin. Aku tidak ingin semua ini terjadi. Aku sayang sama kamu."

Bintang kembali menghela nafasnya. Menatap Rio yang tampak frustasi saat ini.

"Untuk saat ini. Atau beberapa hari selama aku bedrest aku di sini. Bisakah kamu ada di sini dan tidak mau membahas ini semua. Aku ingin merasa tenang Rio."

Rio menatapnya untuk sesaat. Tapi kemudian pria itu mengangguk. Lalu mengangkat tangan Bintang yang ada di dalam genggamannya dan mengecupnya secara hangat.

"Maafkan aku. Maafkan." Bintang terkejut karena melihat Rio terisak bahkan menangis tergugu.

"Hei. Kenapa menangis?" Bintang mencoba untuk bangkit dari tidurnya. Dan mengusap rambut Rio. Pria itu hari ini terlihat begitu rapuh. Hati Bintang mencelus melihat itu.

Tiba-tiba dirinya di tarik Rio. Dekapan hangat tangan Rio membuat Bintang tertegun.

"Aku akan menjagamu. Sungguh. Jangan berpikiran apapun lagi. Sehatkan dirimu."

Bisikan lembut Rio membuat Bintang merasa nyaman. Tapi dia tetap berada dalam pendiriannya. Dengan perlahan dia mendorong Rio. Lalu menggeleng.

"Aku terima perhatian ini sungguh. Tapi please jangan sentuh aku."

Rio tampak terkejut dengan penolakan itu. Tapi Bintang tahu kalau ini pendiriannya.

"Bin." Rio ingin menjawab lagi. Tapi kemudian mengangguk dan melangkah mundur.

"Ok. Aku akan menjagamu di sini. Tidurlah."

*****

Bintang semalam terus gelisah dalam tidurnya. Tapi dia merasa setiap dia terbangun ada usapan lembut di rambutnya. Membuatnya seketika tertidur lagi.

Dan saat terbangun pagi ini dia melihat Rio sedang menelepon seseorang.

"Maaf aku tidak bisa ke sana hari ini Key. Istriku membutuhkanku."

Bintang menatap Rio yang memunggunginya. Siapa Key?

"Aku tidak bisa Key. Maaf."

Bintang memejamkan matanya lagi. Dia tidak mau terlihat sudah bangun. Dia mendengarkan Rio melangkah mendekatinya.

Lalu Bintang mencoba untuk perlahan membuka mata. Berpura-pura baru bangun tidur.

"Hai, pagi" Rio tersenyum saat melihatnya. Lalu segera membantu Bintang untuk bangun dari kasur.

"Kamu beneran tidak kerja?" Bintang menatap Rio yang kini langsung menggeleng.

"Aku hari ini ingin  di sini. Ehm kamu mau cuci muka?"

Rio menatapnya dan membantunya untuk bangun dari kasur.

"Aku ingin ke kamar mandi."
Rio mengangguk dan kini memapahnya untuk melangkah menuju kamar mandi. Tapi tiba-tiba ponsel Rio berdering lagi. Dan hal itu membuat langkah mereka terhenti.

"Aku bisa sendiri Rio." Bintang menunggu Rio melepaskan tangannya tapi pria itu tidak melepaskannya.

Menunggu Rio mengambil ponsel dan menjawab.

"Maaf. Aku tidak bisa maaf. Demi Tuhan." Bintang sedikit tersentak saat mendengar teriakan Rio frustasi. Dia menatap iba saat Rio mengucapkan itu. Siapakah yang bisa membuat Rio sampai seperti itu? Apakah orang di seberang sana masih akan terus membayangi kehidupan mereka berdua?

Bersambung

Hai hai kurang panjang ini ya

Semoga nanti bisa nyambung lagi ya kalau gak kemaleman dan gak ngantuk hehehehe..

H@NY@ S@TU BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang