chap 12

1.2K 198 17
                                    

"Begini, Kim Taehyung akan memilih salah satu nomor telepon di dalam kotak itu secara acak dan dia akan menghubungi nomor telepon itu. Barang siapa yang ponselnya nanti berbunyi, majulah ke depan, dan topi terakhir ini akan menjadi miliknya. Sekarang kalian harus memegang ponsel kalian dan pastikan ponsel kalian dalam keadaan aktif."

Semangat para penonton melambung tinggi dan mereka sibuk mengeluarkan ponsel mereka. Kookie merasa ia sudah menjadi penggemar fanatik karena ia juga sedang memegang ponselnya penuh harap seperti Hanbyul.

"Sudah siap? Kita mulai ya?" seru Kim Taehyung yang di sambut jeritan para penggemar.

Ia memasukkan tangannya ke kotak besar itu dan mengaduk-aduk, lalu mengeluarkan secarik kertas kecil. Para penggemar masih terus menjerit-jerit. Lalu Kim Taehyung mengeluarkan ponselnya sendiri dan membuka flap-nya. Jeritan ribuan penggemarnya semakin menjadi-jadi. Pembawa acara pun harus menenangkan para penonton dengan berkata mereka tidak mungkin bisa mendengar dering telepon kalau semua orang terus menjerit sepenuh hati seperti itu. Akhirnya suasana kembali hening, kini hanya terdengar bisikan lirih di sana-sini.

Kim Taehyung menekan-nekan tombol ponsel sambil melihat kertas kecil di tangannya, lalu menempelkan ponsel itu ke telinga. Kertas kecil tadi di masukkan kembali ke kotak.

Detik-detik menunggu hubungan tersambung terasa begitu lama. Semua orang di sana menatap ponsel mereka penuh harap. Tiba-tiba terdengar nada panggil.

"Astaga!" Kookie berteriak kaget ketika ponsel yang di genggamnya berbunyi nyaring.

"Jungkook, ponselmu!" Hanbyul menjerit sambil tertawa histeris.

Para penonton mulai bersuara dan pembawa acara menyuruh Kookie berdiri dan menjawab ponselnya.

"Nona yang memakai baju merah, coba di jawab dulu. Apakah benar yang menelepon Kim Taehyung?"

Kookie sebenarnya tidak perlu menjawab karena di layar ponselnya muncul tulisan "KTH", nama yang di simpannya untuk nomor ponsel Kim Taehyung. Memang benar Kim Taehyung yang meneleponnya, tapi Kookie tetap membuka flap ponsel dan menempelkannya ke telinga. Walaupun suasana saat itu riuh sekali karena orang-orang bersorak dan bertepuk tangan, ia masih bisa mendengar suara Kim Taehyung di telepon yang berkata, "Hei, majulah ke depan."

Hanbyul mencengkeram lengan Kookie dan mengguncang-guncang keras tubuhnya. Kookie heran dari mana asal tenaga temannya itu. Akhirnya ia berhasil membebaskan diri dari temannya dan maju dengan di kawal dua penjaga. Jantungnya berdebar keras karena ini kali pertama baginya berdiri di depan orang banyak yang terus bersorak dan menjerit. Ia bolak-balik membungkukkan badan ke arah para penggemar juga kepada pembawa acara di panggung.

Ketika Kookie berdiri di depan Kim Taehyung, ia menyadari baik Kim Taehyung ataupun pembawa acara tidak memegang topi. Ia melihat si pembawa acara memberi isyarat kepada salah seorang staf yang berdiri di pojok, tapi anggota staf itu menggeleng.

Ada apa ini? Tidak ada topi? Kookie yakin mereka sudah membeli sepuluh buah dan ia tadi menghitung ada sembilan topi yang sudah di hadiahkan. Pasti masih tersisa satu topi. Jangan-jangan Kim Taehyung mau mempermainkannya.

Si pembawa acara terlihat bingung tapi mencoba bersikap tenang. Namun Kim Taehyung tiba-tiba berkata, "Wah, sepertinya topi yang terakhir hilang. Saya benar-benar minta maaf. Bagaimana ya?"

Para penonton terdiam dan Kookie menatap Kim Taehyung dengan mata di sipitkan. Pandangan curiga. Kalau Kim Taehyung memang sedang mempermainkannya, ini benar-benar tidak lucu. Ia sudah gugup sekali berdiri di bawah sinar lampu seperti ini dan sekarang ia harus menerima permainan Kim Taehyung?

From a Lie•vk (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang