chap 3

2K 226 0
                                    

Kookie melangkah masuk dan membiarkan dirinya di bawa ke ruang duduk luas dengan perabotan mewah. Di sofa panjang yang mendominasi ruang tamu itu duduk namja yang sedang berbicara di telepon. Wajahnya tampan, potongan rambutnya bagus dan rapi, walaupun Kookie pribadi tidak terlalu suka dengan warna rambut yang agak pirang. Ia merasa pernah melihat namja itu. Tapi di mana ya?

"Mungkin Anda salah sambung," Kookie mendengar namja itu berkata di ponselnya. "Tidak ada yang namanya Jeon Jungkook atau Kookie di sini."

Kookie menatap Kim Seokjin dengan pandangan bertanya sambil menunjuk ke arah ponsel yang sedang di pegang namja tampan di sofa itu.

"Ya, itu ponsel Anda," kata Kim Seokjin sambil tersenyum kecil.

Namja yang duduk di sofa masih sibuk sendiri, tidak menyadari kedatangan Kookie. Keningnya tampak berkerut sebal. Ia berkata dengan nada agak marah, "Maaf, Park Jimin ssi, saya benar-benar tidak mengenal Anda. Saya juga tidak kenal Jeon Jungkook. Bagaimana saya bisa meminta dia menjawab telepon? Anda salah sambung."

Selesai berkata seperti itu, namja itu menutup flap ponselnya dengan keras. "Orang aneh," ia menggerutu sendiri.

"Hei...," Kookie mendengar Kim Seokjin memanggil namja itu. "Ponsel itu milik nona ini."

Namja di sofa itu berpaling ke arah Kim Seokjin, lalu ke arah Kookie. Ketika mata mereka bertemu, Kookie baru sadar siapa laki-laki itu.
.
.
.
.
Kim Taehyung agak bingung mendengar penjelasan Kim Seokjin. Pandangannya berpindah-pindah dari sang manajer ke yeoja yang berdiri di hadapannya, lalu kembali ke manajernya lagi. Secara sekilas, ia mengamati orang asing yang sekarang ada di ruang tamunya itu: yeoja bertubuh kecil dengan rambut di kucir dan tangan menjinjing kantong plastik besar serta tas tangan. Raut wajahnya terlihat kusam, lelah, dan pucat. Yeoja itu diam tak bersuara sementara Kim Seokjin menjelaskan apa yang sudah terjadi.

"Oh, jadi ini ponsel Anda?" tanya Taehyung sambil bangkit dari sofa. Ia mengulurkan ponsel yang sedang di pegangnya. "Itu... tadi – siapa namanya, maaf, saya lupa – menelepon mencari Jeon Jungkook atau Kookie. Anda sendiri Jeon Jungkook atau Kookie?"

Yeoja itu tersenyum samar dan menjawab, "Dua-duanya nama saya."

Tiba-tiba ponsel itu berbunyi dan membuat Taehyung tersentak kaget. "Silahkan di jawab," katanya cepat.

Jeon Jungkook menerima ponsel itu dan langsung membuka flap-nya. "Halo?"

Kemudian Taehyung dan Kim Seokjin tertegun ketika mendengar yeoja itu berbicara dalam bahasa asing. Taehyung yakin percakapan tersebut bukan dalam bahasa Inggris ataupun Jepang karena ia menguasai kedua bahasa itu. Entah bahasa apa yang sedang di pakai yeoja itu, pokoknya ia berbicara lancar sekali. Taehyung menoleh ke arah manajernya untuk bertanya dan sebagai jawaban Kim Seokjin menggeleng.

Percakapan itu tidak berlangsung lama. Setelah menutup telepon si yeoja memandang Kim Seokjin dan Taehyung bergantian dengan sikap serba salah. Sambil tersenyum kaku ia berkata, "Ehm, terima kasih banyak. Saya pulang dulu."

"Tunggu," Kim Seokjin menyela. Yeoja itu memandangnya tanpa ekspresi. "Kalau boleh tahu, yang tadi itu bahasa apa?"

"Bahasa Indonesia," jawab yeoja itu langsung.

"Oh, begitu." Kim Seokjin tersenyum dan mengangguk-angguk karena sepertinya yeoja itu tidak ingin menjelaskan lebih lanjut. "Anda bisa berbahasa Indonesia rupanya."

"Saya permisi," kata yeoja itu lagi sambil beranjak ke pintu.

"Sebentar," Kim Seokjin kembali menahan yeoja itu. Ia memandang Taehyung sekilas, lalu kembali memandang yeoja itu. "Anda tidak datang dengan mobil, bukan? Tadi saya lihat tidak ada mobil di luar. Begini saja, kebetulan kami juga mau keluar. Bagaimana kalau Anda kami antar? Saya merasa tidak enak karena Anda harus mengantar ponsel itu kemari."

From a Lie•vk (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang