Tanpa atau dengan Keluarga

134 5 0
                                    

"Quédate aquí conmigo
Toma mi mano
Juntos sobreviviremos...
Te llevaré al futuro
Y todo estará bien
Solo somos tú y yo...
Mantente fuerte, mi bella flor
Estoy aquí para ti
Y siempre estaré enamorado de ti...,"

Sebuah petikan gitar mengakhiri nyanyian seorang anak laki-laki. Adriel bertepuk tangan. Gabe tersenyum bahagia. Tak lama kemudian, Clem datang sambil membawa nampan yang berisi roti.
"Kau mengajarkannya bermain gitar lagi?"
Tanya Clementine yang kemudian meletakan nampan tersebut di atas meja pendek. Gabe menggaruk-garuk bagian kepalanya yang tidak gatal.
"Ayah bilang ayah membuat lagu ini untuk ibu di umur 17 tahun dan-"
Ucapan Daniel terhenti ketika mulutnya dibekap oleh Gabe. Kemudian Gabe menaruh jari telunjuknya di bibir, lalu menyengir kuda ke arah Clementine. Clem memutar kedua bola matanya, kemudian tersenyum tipis.
"Yah, kau tau, uh... aku memang menulisnya untukmu, tapi kemudian aku berpikir bahwa aku begitu bodoh sampai tidak menyadari kalau kau tidak mengerti bahasa spanyol,"
Ucap Gabe menceritakan semuanya. Clementine tertawa kecil.
"Di masa-masa itu kau masih sempat menulisnya untukku?"
Tanya Clementine. Gabe mengangguk pelan.
"Aku berencana untuk menyanyikannya di hari ulang tahunmu yang ke-17 saat itu. Tapi aku tidak jadi melakukannya. Yang membuatku heran, aku masih mengingat nada dan liriknya hingga saat ini,"
Ucap Gabe.
"Ajarkan aku cara bermain gitar juga! Aku juga mau!"
Ucap Adriel bersemangat.
"Besok pulang sekolah aku akan mengajarkanmu! Boleh kan, ayah?"
Tanya Daniel kepada Gabe.
"Kau tak perlu bertanya padaku,"
Tok! Tok! Tok!
Sebuah ketukan terdengar dari arah pintu depan.
"Aku akan membukanya,"
Ucap Clementine sambil berdiri dan berjalan menuju pintu. Ia membuka pintu dan...
"Hai!"
Seorang wanita yang kira-kira berumur 5 tahun lebih tua dari Clementine menyapanya. Rambutnya bersurai hitam-coklat dengan kuncir kuda yang mempercantik penampilannya.
"Hai, Ariana! Silahkan masuk!"
Ucap Clementine mundur selangkah agar Ariana dapat masuk ke dalamnya.
"Terimakasih, aku membawakan semua yang kau pesan,"
Ucap Ariana sambil menunjukkan sebuah tas kardus yang berisi barang-barang.
"Baiklah, terimakasih banyak. Taruh saja disana,"
Ucap Clementine sambil menunjuk ke arah sebelahnya. Ariana meletakan tas yang ia pegang ke tempat yang dimaksud Clem. Clementine mengajak Ariana menemui Gabe dan anak-anaknya.
"Rasanya sangat menyenangkan, mempunyai keluarga sendiri yang bahagia. Suamiku, anak-anakku, dan juga aku. Pasti sangat menyenangkan, benar, bukan?"
Tanya Ariana pelan kepada Clem sehingga tak terdengar oleh Gabe dan anak-anak yang sedang asyik bermain gitar dan bernyanyi bersama. Clementine menoleh ke arah Ariana yang terlihat memperhatikan mereka. Senyum palsu terukir di bibirnya yang manis.
"Yah, aku sangat berharap kau bisa merasakan hal yang sama sepertiku. Aku minta maaf soal beberapa tahun yang lalu. Kau... pasti sedih,"
Ucap Clementine. Ariana teringat kejadian sekitar 11 tahun yang lalu.

"Maafkan aku, nona Ariana. Sudah tidak ada harapan lagi,"
Ucap seorang dokter. Jantung Ariana seakan berhenti berdetak. Keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Napasnya sedikit menderu.
"B-baiklah. Terimakasih banyak, dokter. A-adikku akan segera melahirkan, aku harus segera menemuinya,"
Ucap Ariana menahan tangis. Saat membuka pintu ruang dokter, air matanya mengalir. Diluar, Mariana sudah menunggu sambil membawa tas olahraga berisi beberapa peralatan bayi dan pakaian cadangan. Ia melihat Ariana yang sedang menghapus air matanya di depan ruang dokter.
"Kakak? Apa ada masalah?"
Tanya Mariana yang bahkan tidak mengetahui urusan apa yang membawa Mariana datang ke rumah sakit lain terlebih dahulu sebelum pergi menemani Clementine yang akan segera melahirkan kedua anak kembarnya. Ariana menggeleng, menghela napas, kemudian tersenyum.
"Tidak ada, hanya teringat film drama saja. Ayo, kita harus bicara sebentar,"
Ucap Ariana. Tapi, kakak Ariana tidak pernah menonton film drama, bukan? Mariana bertanya-tanya dalam hati. Mereka mulai keluar dari rumah sakit, kemudian Ariana berbalik,
"Mari, jika Javi, Kate, atau siapapun itu bertanya mengapa kita agak terlambat, katakan saja bahwa jalanan sedang macet dan kita memutuskan untuk berjalan kaki ke rumah sakit, kau mengerti?"
Tanya Ariana. Mariana melirik ke arah jalanan yang lancar tanpa adanya macet.
"Tolong jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?"
Tanya Mariana. Untuk beberapa saat, mereka sedikit beradu mulut karena Mariana benar-benar ingin tau apa yang terjadi pada Ariana. Ariana menghela napas,
"Baiklah, sebenarnya, dokter memberi pernyataan bahwa aku tidak bisa memiliki anak sampai kapanpun juga. Jika mereka mendengarnya aku takut mereka akan memberikan salah satu dari kedua anak Clem. Tolong jangan beritahu mereka,"
Ucap Ariana sambil memegang pundak Mariana. Mariana melotot. Antara kaget atas apa yang diberitahu oleh Ariana atau kaget karena Ariana akan berpikir sejauh itu.
"Kakak, mereka tidak akan melakukan hal sejauh itu, jika mereka melakukannya aku tidak akan pernah menyangka bahwa keluargaku bisa segila itu, memberikan penerus mereka? Kau pasti bercanda! Kau harus beritahu mereka, kakak,"
Ucap Mariana. Ariana terdiam, berpikir.
"Baiklah, tapi tidak sekarang. Suatu hari nanti mereka akan tau sendiri,"
Ucap Ariana. Mariana tersenyum kemudian memeluk Ariana singkat. Mereka memutuskan untuk langsung pergi ke rumah sakit yang dituju.

Ariana menghela napas, sedikit menahan tangis.
"Adik kecilku Mari mengajarkanku bagaimana agar tidak memendam semua hal yang menyakitkan sendirian. Gabe juga adikku, dia selalu menyemangatiku setiap waktu aku bersedih. Dan kau, aku sangat beruntung mempunyai seorang adik sepertimu. Kau berhasil menyatukan semua orang, kau tak pernah merasa lemah. Kau tetap berjuang meski dunia ini sempat hancur saat kau masih kecil. Kau tetap maju meskipun semua orang baik yang kau temui sudah tidak lagi berpijak di dunia ini. Kau tetap memperjuangkan cintamu meskipun banyak hal tak adil terjadi diantara kalian. Dan kau berhasil melakukan itu semua. Kaulah inti dari semua keberhasilan kami semua,"
Ucap Ariana panjang lebar. Clementine menyunggingkan senyum manis kepada Ariana. Mereka berpelukan erat selama lebih dari 1 menit. Gabe yang menyadari hal itu hanya tertawa kecil.
"Ini bukan reuni keluarga, kan?"
Tanya Gabe tiba-tiba. Ariana dan Clementine tertawa.
"Kemarilah, seorang-pangeran-yang-berhasil-mendapatkan-cinta-seorang-kesatria-wanita,"
Ucap Ariana sambil memeluk Gabe. Gabe balas memeluknya sambil tertawa. Clem dan Gabe berpandangan, kemudian tersenyum.

~To Be Continued~

Higher Than The Sky (FTAD Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang