Panik yang Tertunda

44 4 0
                                    

"Daniel?"
Panggil Ariana dengan suara lantang. Tak ada tanda-tanda tentang anak laki-laki yang dicarinya sedari tadi. Ariana menghela napas, hampir pasrah. Namun, dia tidak mungkin menyerah begitu saja, apa lagi kepada "keponakan" laki-lakinya yang sudah ia anggap sebagai pengganti anaknya. Ia terus berjalan menyusuri hutan yang semakin rimbun akan pepohonan dan rumput-rumput kering. Memang saat itu belum seperti beberapa tahun lalu, berjalan satu langkah saja sudah melihat walkers. Kali ini mungkin belum banyak, namun lingkungan sudah semakin sepi karena kebanyakan orang pergi dari tempat yang sudah sangat berbahaya ini. Tiba-tiba, ia melihat sebuah bayangan dibalik pohon besar. Bayangin itu seperti sedang duduk, namun Ariana tetap siaga dengan sniper yang dipegangnya sejak tadi. Semakin dekat, namun yang dilihat Ariana bukanlah yang ia pikirkan. Seorang anak laki-laki dengan topi kupluk merah sedang memeluk lututnya, ketakutan atas apa yang telah terjadi dan apa yang telah dia lakukan. Ariana telah menemukan apa yang ia cari.

~Clementine POV~

"Uh... ayah, apa aku yakin mereka pergi sejauh ini...?"
Tanya Adriel, masih dalam dekapan ibunya.
"Yah, tidak terlalu yakin. Tapi bisa saja mereka diculik dan dibawa jauh,"
Jawab Daniel, masih ragu atas apa yang ia lakukan saat ini. Clementine menghela napas, lalu melihat ke arah jendela. Jalanan masih sepi, hanya sekitar 1-2 kendaraan yang mereka jumpai di jalanan itu. Clem menatap ke arah gadis kecil dan pria yang berusia sedikit lebih tua darinya yang sangat ia sayangi, takut kejadian yang sama akan terjadi lagi dan membunuh orang-orang yang sangat ia sayangi saat ini.
"Mungkin kita sebaiknya kembali lagi, bisa saja mereka bertemu dengan walkers lalu bersembunyi di dalam hutan. Kakak bahkan membawa sniper-nya, mereka tidak mungkin pergi sejauh ini,"
Ucap Clementine. Gabe menghela napas, merasa kalau perkataan Clementine mungkin ada benarnya juga. Ia pun memberhentikan mobil vannya meskipun sebenarnya wilayah yang mereka tempati sekarang sudah begitu jauh dengan tempat tadi.
"Apa kita harus memutar balik?"
Tanya Gabe. Clementine berpikir, lalu mengangguk pelan. Ketika Gabe hendak memutar balik vannya, ia melihat tingkatan bensin di depannya.
"Kurasa bensinnya tidak akan cukup, kita malah akan semakin dekat dengan tempat berbahaya,"
Ucap Gabe yang langsung mematikan mesin mobil.
"Aku akan mencari bensin, kau tunggu disini bersama Adriel, jangan tinggalkan dia sendirian,"
Ucap Gabe, yang tak ingin "kehilangan" anaknya lagi. Clementine mengangguk, lalu melihat Gabe dari kejauhan yang sedang mondar-mandir.

~Ariana POV~

"D-dimana ibu? Ayah? Dan Adriel? Dimana mereka?"
Tanya Daniel bertubi-tubi di perjalanan sambil sedikit menangis. Ariana yang sedari tadi menenangkannya pun tidak dapat mengurangi isak tangisnya.
"Mereka ada diluar hutan, tidak perlu takut begitu,"
Ucap Ariana yang mulai menemukan jalan keluar dari hutan tersebut. Ia pun menarik tangan Daniel agar berjalan lebih cepat. Namun, saat mereka sudah sampai diluar hutan...

"Dimana ini?"

~Bersambung~

Yooo kayaknya cerita ini yang paling slow update yak :3
Sebenernya di otak aku itu masih banyak banget cerita baru, meskipun begitu pasti aku akan update semua cerita yang aktif dan banyak penggemarnya ;)

Btw setuju gak kalau aku bikin cerita tentang The Maze Runner?
I know ceritaku tambah banyak tapi as long i like to write it, pasti aku akan update!
Pleaseeee jawaaabbb :3

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 28, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Higher Than The Sky (FTAD Sequel)Where stories live. Discover now