Box Inside The Box

Start from the beginning
                                        

Bunga melotot tiba-tiba. "Piring gue mana ya?!"

"Lah? Enggak tau!"

"Kamu makan ya?!"

"Apaan sih?! Enggak jelas, ih!"

Alea menjentikkan jarinya. "Tadi bukannya kakak simpen di meja ruang tamu?"

Gadis itu terkekeh kemudian bangkit dari kursi makan. Sementara Alea menatap kakanya tak suka. "Kebanyakan nonton Spongbob jadi gitu 'kan."

Tak lama, Bunga kembali. Ia duduk dan langsung memakan nasi dan ayam goreng di piringnya. "Eh, kayaknya lo punya penggemar rahasia ya?" Bunga tersenyum miring. Alea melotot dan mengedikkan bahu. "Siapa juga lagian?"

"Tapi serius! Kotaknya enggak gede-gede banget sih. Untung aja Mama sama Papa belum bangun! Soalnya, masih jam dua subuh gitu,"

"Terus, lo sendiri ngapain bangun jam dua subuh?" Bunga menelan makanannya, lalu menjawab.

"Ya karena ada suara orang di luar. Jadi gue kebangun, terus enggak bisa tidur lagi." Alea mengangguk.

Siapa yang kirim kotak jam dua subuh? Jangan-jangan isinya bom?!

"Kak! Kalau ternyata isinya bom gimana?!"

Mendecak, Bunga memutar bola matanya malas. "Ya enggak lah! Mana ada yang kirimin bom ke rumah kita?!"

"Ya 'kan bisa jadi itu bom kotak. Kembarannya bom panci,"

"Enggak ada, Al!" Bunga tertawa.

"Tapi serius! Gue lagi mikir, siapa yang kirimin kotak itu dan kenapa harus jam dua subuh?"

Bunga tak menanggapi omongan adiknya. Dan memang Alea tak butuh dijawab oleh kakaknya karena ia tau, jawabannya akan ngawur.

Setelah menelan makanan di mulutnya, Alea berjalan ke dapur dan mencuci piring bekas makannya. Alea memasukan piring itu ke tempat biasa piring disimpan, lalu keluar dari dapur.

"Kak, gue ambil kotaknya ya?" Bunga bergumam sebagai tanda mengizinkan. Cewek itu naik ke atas dan membuka pintu kamar Bunga.

Matanya berputar ketika melihat kamar Bunga yang berantakan. Melangkahkan kakinya masuk, Alea mencari kotak yang kira-kira agak berbeda.

Matanya melihat kotak warna hitam diatas meja rias Bunga. Cewek itu mendekat lalu mengambil kotaknya.

"Ini ya?" Alisnya berkerut. Mengedikkan bahu, Alea keluar dari kamar Bunga dan segera masuk ke kamarnya yang berada tepat di samping kamar Bunga.

Tak sabar, Alea langsung menaruh kotak hitam tersebut di atas tempat tidur dan duduk di sampingnya.

Entah kenapa, jantungnya jadi berdetak lebih cepat. Padahal, dia belum tau kotak ini dari siapa dan apa tujuannya. Yah, namanya juga remaja.

Ia membuka tutup kotak itu dan menemukan sebuah kotak lagi di dalamnya. Alisnya berkerut tak mengerti. Lalu, Alea membuka kotak kecil di dalamnya.

Dahinya kembali berkerut melihat kotak kecil di dalamnya. "Ini tujuannya apaa sih?" Alea menghembuskan napasnya kesal dan membuka kotak di dalam kotak itu.

Hingga akhirnya, ia menemukan kotak paling kecil di dalamnya. Ia menganbil kotak itu dari dalam kotak, lalu membukanya.

Dan yang ia temukan, hanya sebuah kertas yang di sobek dari buku tulis. Mengambil kertas itu, Alea membuka lipatannya.

Akhirnya ketemu juga ya kertasnya! Cieee, yang penasaran siapa yang kasih! Ntar lo tau di akhir surat, oke?

Maafin gue karena kemarin, gue enggak sengaja liat lo di mobil sama bapak-bapak yang waktu itu marah-marah sama lo. Siapa sih tuh orang? Bapak lo ya?

Tadinya, gue mau jemput lo ke rumah Trisa. Tapi, baru aja gue di gerbang komplek, mobil lo keluar. Jadi, gue ikutin lo dari belakang sampe akhirnya lo turun dari mobil.

Gue nunggu lo keluar sampe sore, tapi, lo enggak keluar-keluar mulu. Jadi, gue pulang terus gue bikin surat ini buat lo. Tapi tenang, gue bukan teroris apalagi pelaku bom panci! Jadi, jangan kira gue stalker yang nyeremin gitu ya!

Oh, ya. Maaf juga gue ngirim suratnya jam dua subuh! Yah, kalau lo tanya kenapa, gue cuma mau aja.

Tar dulu. Ini kenapa gue maaf-maafan mulu ya? Lebaran 'kan udh lewat! Lah, bodo amat lah!

Intinya, gue mau ajak lo jalan malam ini. Bisa enggak? Kalau bisa, lo SMS gue aja ya. Gue bakal jemput lo. Tenaang, gue enggak akan biarin lo nunggu gue sendirian lagi kok! Oke?

Udah ah, pegel! Dah!

Galih.

Pipi Alea memerah. Gadis itu tersenyum dan meremas kertas itu karena jantungnya berdebar gila-gilaan. Namun ia kembali merapikan kertas di tangannya karena itu surat dari Galih.

Ia menggigit bibir bawahnya, lalu langsung meraih ponselnya di lantai bawah.

Saking sibuknya mencari ponsel, ia sampai melupakan Bunga yang ada di lantai bawah. Cewek itu melihat adiknya keheranan. "Lo kenapa sih? Kayak orang dikejar setan aja!"

"Aduh, ini tuh lebih dari setan! Gue tuh lagi di kejar malaikat dari surga tau enggak?!" Jawab Alea sekenanya. Tentu saja Bunga makin heran.

"Hah? Jangan mati dulu dong!"

Alea menjitak Bunga gemas. "Bukan! Gue tuh diajak jalan sama cowok yang gue suka! Udah deh! Lo tuh udah tua! Jadi enggak tau rasanya!"

"Enak aja! Gue masih muda! Orang baru aja lulus SMA!" Bunga memakan kembali keripik di toples.

Tak mau membalas ucapan kakaknya yang semakin ngawur, Alea pun kembali naik ke kamarnya.

Mencari nomor Galih, Alea pun mengetikkan sebuah jawaban untuk cowok itu.

To : Galih Ganteng
Gue mau!

***

OMEGAT! GUE BISA DABEL APDET!!

GA NYANGKA!

Yah, anggep aja ini sebagai permintaan maaf gue karena udah lama enggak update! Semoga suka ya!

Lots of kacang sukro,
Kaylanyx.

PHPWhere stories live. Discover now